" haii, apa kabar "
Satu ucap kalimat yang membuat diri ini tiba tiba mematung, menatap layar ponsel dengan penuh rasa keraguan.
Dalam diri,aku selalu berharap agar tidak kembali terjerumus ke masa kelam itu, bagaimana pun juga semua kenangan nya telah aku simpan rapat rapat dan aku tidak ingin membukanya kembali.
Dalam hati, aku selalu berucap " hati yang kuat ya " karna mungkin saja ia kembali bukan untuk mengisi kekosongan hati, melainkan dia hanya sedang kesepian.Perlahan aku berani kan diri untuk membalas pesannya, dan responnya sagat cepat, pertanda apalagi inii :((
Kata demi kata, kalimat demi kalimat yang ia ucapkan, membuat diri ini terbuay kembali akan ucapannya, akan janji manisnya, dan membuat diri ini semakin bodoh.
Hari demi hari, kita lewati bersama, berharap semua akan baik baik saja, tanpa ada hambatan, atau luka seperti di masa lalu.
Selama satu minggu aku habiskan waktu dengannya, dari mulai pagi dia menjemputku, sampai sore dia mengantarku pulang. Banyak hal yang kita lewati, membuat kenangan kenangan baru, bermain sampai lupa waktu, aahh rasanya ingin menetap di fase ini.
Namun, takdir berkata lain
Ternyata aku lupa apa yang aku katakan pada diri ini sebelumnya
Sampai
Aku merasakan kecewa untuk yang kedua kalinya.
Iyaa, dia pergi. Tanpa kabar.
Dan ternyata, dia pergi bukan tanpa alasan.
Dia punya alasan yang jelas, dia harus menjaga hati yang sedang ia jaga saat ini.
Ternyata aku salah menilai setiap perhatiannya.
Dia hanya kesepian, butuh teman untuk sesaat, bukan teman hidup :)Mengapa harus kembali jika kamu hanya membuat luka baru ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Non-FictionTentang persahabatan Tentang perpisahan Tentang mengiklaskan Tentang kehilangan