Yugyeom
Hari ini hari pertamaku di kampus baru, tampak tidak jauh berbeda dengan kampusku yang lama, bangunan bertingkat dan taman berukuran amat luas. Aku mencoba untuk menghafalkan posisi ruangan-ruangan fasilitas kampus dari peta lokasi yang terpampang begitu besar di dekat kantin. Lebih baik pertama yang harus kulihat adalah ruang tari dan musik, karena sepertinya tidak jauh dari sini.
Apa sekarang jam-jam kelas tengah berlangsung?, lorong ini begitu sepi, atau mungkin aku yang salah arah?
Tiba-tiba, seorang mahasiswa berpakaian sangat modis keluar dari salah satu ruangan yang ada di lorong ini. "Permisi, ruang tari dimana ya?" tanyaku pada mahasiswa tersebut sembari menghampirinya.
"Kamu mahasiswa baru dari JYP kan? Kim Yugyeom? Wuah tinggi sekali badanmu, sepertinya aku bakal tertandingi" Bagaimana dia bisa tahu tentangku? "Aku juga dari JYP, kenalin namaku Kunpimook Bhuwakul, panggil saja Bambam. Barusan aku ditelpon oleh JYP PD-nim untuk menjemputmu" lanjutnya menjelaskan.
"Apakah kita di semester yang sama?" tanyaku lagi pada 'Bambam', dia menjawabku dengan anggukan. Dilihat dari wajah, sepertinya dia seumuran denganku.
"Ruang tari disana, tempat aku keluar tadi, oh ya, kamu tahu kan nanti siang ada kelas perdana?" Aku berjalan pelan ke arah ruang tari sambil mendengarkan Bambam, diapun mengikutiku.
"Apa kamu tipe orang yang hemat berbicara?" Pintu ruang tari itu terbuka lebar, aku melihat beberapa mahasiswa bergerombol dan sepertinya mereka sedang berdiskusi. Aku sedikit menengok ke dalam, bisa dibilang ruang tari ini dua kali lebih besar dari studio komunitas tariku, menarik.
"Tidak juga, hanya saja aku selalu canggung saat bertemu orang baru" jawabku padanya lalu tersenyum kecil.
"Santai saja denganku, bro! Haha, Mari kita berteman baik" Bambam menepuk-nepuk bahuku, kemudian dia mengeluarkan ponsel dari kantung bajunya. "Coba cek friendlist kakaotalkmu, sudah aku tambahkan via nomor telponmu ya. Nanti siang kita bertemu lagi di Auditorium lantai 4, aku kembali masuk dulu, mau lanjutin rapat." lanjut Bambam lalu meninggalkanku masuk ke dalam ruang tari sambil sekilas melambaikan tangannya.
-------------------------
Aku merasakan banyak mata sedang menatapku saat aku masuk ke dalam auditorium. "Yugyeom~!" Kudengar suara Bambam memanggilku dari bangku di ujung deretan ketiga auditorium ini, aku pun langsung menghampirinya dan duduk di bangku samping Bambam.
"Dia anak baru" ucap Bambam pada mahasiswa lain yang duduk di deretan atas, aku melirik sekilas mereka yang berbisik-bisik pada mahasiswa disamping dan deretan lain setelah mendengar Bambam, tampaknya mereka saling memberitahu siapa aku. Ketika beberapa dari mereka menatapku lagi, aku membalas dengan mengangguk pelan kepalaku dan tersenyum pada mereka.
"Apa boleh aku membagikan nomor atau Kakaotalkmu pada teman-temanku? Itu yang disana, kemarin mereka melihatmu dari dalam ruang tari, sepertinya mereka menyukaimu hahaha" Aku melihat ke deretan mahasiswi yang ditunjuk oleh Bambam.
"Itu privasiku, apabila memang mereka ingin bisa minta langsung padaku" jawabku tegas namun sedikit tertawa kecil.
Tak lama, seorang wanita, bersama beberapa orang tua yang kurasa mereka adalah para dosen masuk kesini lalu duduk di sofa atas panggung. Wanita itu membuka kelas perdana ini dengan menyapa, "Selamat siang rekan-rekan beserta bapak dan ibu dosen, sebelum memulai kelas perdana hari ini, mari kita berdoa sejenak, saya persilahkan untuk Lee Dongwook-ssi memimpin doa."
Lee Dongwook, pria yang disebutkan tadi berdiri dari tempat duduknya di deretan pertama, kemudian melaksanakan tugasnya. Selesai berdoa, wanita tadi memulai kelas dengan menjelaskan kurikulum baru tanpa memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Aku mencatat beberapa bagian yang penting dari penjelasannya namun konsentrasiku terganggu ketika melihat beberapa mahasiswa yang duduk di deretan depanku tampak tidak memperhatikan materi yang diberikan oleh wanita itu, tapi hanya memandanginya sambil menompang dagu. Dan bahkan, Bambam pun melakukan hal yang sama.
"Siapa dia?" tanyaku heran dengan nada pelan pada Bambam.
"Kekasihku" aku sedikit tertegun mendengar jawabannya. "Lebih tepatnya kekasih banyak mahasiswa, kecuali dirimu? Haha" lanjut Bambam yang membuatku jadi bingung.
"Apa maksudmu?" tanyaku lagi.
"Namanya Lee Sunmi, sering dipanggil Miya karena nick di profil media sosialnya itu. Dia adalah dewi kampus. Berasal dari keluarga yang sederhana namun luar biasa. Kakaknya yang tadi memimpin kita doa, Lee Dongwook, dosen termuda jurusan fakultas Kedokteran, Ibunya pemilik bangunan kantin kampus kita, dan Ayahnya sebelum meninggal menjabat sebagai DPR selama kurang lebih tiga tahun. Dia sendiri, asisten dosen di hampir setiap mata kuliah beberapa jurusan, sering jadi gadis sampul majalah kampus karena catatan prestasinya, model brand-brand usaha dari anak-anak kampus plus luar kampus, penulis lagu juga dan tahun ini dia adalah wanita pertama yang menjadi ketua HiMa." Jelas Bambam dengan berbisik. "Pokoknya dia itu tipe ideal para kaum adam dan juga panutan banyak orang, makanya dia disebut dewi kampus" lanjut Bambam.
"Kamu membuatku salah sangka, aku kira dia benar-benar kekasihmu, dan seorang 'playgirl', heu dasar... " cibirku pada Bambam.
"Dalam khayal hahahaha, mana mungkin seorang playgirl , dia cuman pernah pacaran satu kali, dengan Mark hyung, anak pertama Rektor dan itu sudah berakhir. Banyak teman-temanku yang menyatakan cinta padanya, tapi tidak ada yang diterima."
"Lalu, kamu sendiri? Takut ya ditolak sama dia?" sela ku memotong penjelasan Bambam, dan dia menatapku seperti sedang mengelak. "Jangan merendah begitu, ... bro haha" ujarku.
"Aku tidak merendah ckck, lagi pula ini bukan perasaan suka tapi lebih ke perasaan kagum dan ingin melindunginya seperti melindungi saudara-saudaraku." Percakapan tentang wanita itu semakin panjang, sepertinya dia sangat berpengaruh dalam hidup Bambam? Sebaiknya aku membatasi hal-hal seperti itu, hal-hal yang dapat membuatku terlalu bergantung pada orang lain atau sebaliknya, karena aku ingin fokus pada studi. Mungkin terdengar egois, tapi aku tidak ingin menghambat perjalananku menuju masa depan yang aku inginkan.
Tidak terasa kelas telah selesai, aku membereskan buku dan peralatan tulisku, tiba-tiba Bambam menyenggolkan sikunya ke lenganku, "Lihat, yang disebelah sana, dia Jaebum hyung, anak-anak sini manggilnya JB. Pasti dia lagi nungguin Miya nuna." "Habis anaknya Rektor, sekarang gantian anaknya Dekan yang deketin Miya nuna." Kicau Bambam, kulihat sekilas orang yang ditunjuk Bambam, lalu kembali membereskan barang-barangku.
"Aku balik duluan Bam" pamitku pada Bambam, lalu berjalan ke arah pintu keluar Auditorium ini, tak sengaja aku berpapasan dengan 'JB' hyung? Haruskah aku memanggilnya seperti yang dilakukan Bambam? Yang jelas dia pasti lebih tua dariku.
"Kim Yugyeom?"
YOU ARE READING
But I Love You
FanfictionKetika kondisi yang mengharuskanku untuk melupakanmu, tapi hati ini terus saja memanggilmu. Aku tidak ingin merindukanmu, tapi aku merindukanmu. Aku tidak ingin mencintaimu, tapi aku mencintaimu. Sangat menyakitkan, setiap hari aku merasakan itu, ta...