Twins 4

93.2K 3.4K 1K
                                    

Kini Jaemin sibuk membersihkan bibir Nana dari spermanya menggunakan lidah, sesekali mengajak lidah Nana untuk bermain. Jeno sendiri masih menikmati jepitan lubang Nana pada penisnya, merasa belum cukup. Tetapi Nana tampaknya sudah kelelahan saat ini.

Setelah selesai bermain dengan mulut Nana, Jaemin beralih menatap kakak sulungnya yang sedang menarik keluar penisnya dari lubang milik Nana, membuat cairan miliknya meluber keluar membasahi paha adiknya.

Dengan senyum yang biasanya, Jaemin bergerak mendekat kepada Jeno, lalu memeluk kakak sulungnya dengan erat, berbisik dengan nada yang sensual tepat pada telinga Jeno.

"Hyungie, Jaemin belum mendapat bagiannya~"

Jeno tersentak saat lidah Jaemin kini bermain dengan telinganya, memberikan kecupan ringan sesekali mengulum cuping telinga Jeno. Pada akhirnya Jeno membiarkan adiknya, bahkan sekarang Jeno sudah melingkarkan lengannya pada pinggang ramping Jaemin.

"Jaemin ingin mendapat bagian juga mm?" Jeno mengikuti alur dan mengusap pinggang Jaemin. Jaemin tampak cemberut, sedikit kesal karena Jeno bertanya lagi.

"Tentu saja! Hyungie harus adil- mhh~" Sebelum Jaemin menyelesaikan omelannya, Jeno sudah mengunci kedua belah bibir ranum itu dengan bibirnya, memberikan lumatan dan hisapan. Tak butuh waktu lama bagi Jaemin untuk membalas ciuman basah tersebut. Meskipun Jaemin lebih lihai berciuman dibanding Nana, Jeno masih mendominasi ciuman.

Dengan kedua belah bibir yang masih saling bertaut, Jeno membaringkan tubuh Jaemin diatas kasur. Tangannya dengan perlahan melebarkan kedua paha Jaemin, sesekali mengelus dengan pelan kulit lembut itu.

'Lembut sekali..' Batin seorang Lee Jeno.

"Ahh mhh~" Jaemin menjauhkan wajahnya dari wajah Jeno, melepaskan tautan bibir mereka lalu menatap Jeno dengan pandangan meminta.

"Hyung ayo masukkan~" Jaemin merengek dengan manja, seperti seorang adik yang minta dibelikan permen kepada kakaknya, terlihat begitu polos. Padahal tangannya dibawah sana sudah gencar mengocok kejantanan milik kakaknya, memancing kembali gairah Jeno agar bisa segera menjajah lubang miliknya.

Jeno mengerang tertahan, kejantanannya kembali berdiri dan mengeras, tidak bisa memungkiri kedua adiknya itu begitu menggairahkan dengan 'kepolosan' mereka. Tidak ingin mengecewakan Jaemin, Jeno menggesekkan ujung penisnya pada lubang Jaemin, membasahi lubang tersebut dengan precum miliknya.

"Hyung akan memasukkannya, Jaemin.." 

"A-ahh! Nghh-" Jaemin memekik pelan ketika ia merasakan lubangnya terbuka dan diisi oleh penis tebal milik kakaknya. Rasanya begitu berbeda dengan ketika hanya dimasuki oleh mainan sex. 

Raut wajah Jaemin tampak kesakitan, membuat Jeno khawatir dan menghentikan segala gerakan agar Jaemin terbiasa. Jeno menunduk dan mengecup dahi Jaemin yang berkerut, dan hal itu berhasil membuat Jaemin lebih relaks.

"Mhh hyung, ayo bergerak.." Jaemin bergumam pelan, memberikan izin kepada Jeno untuk bergerak. Jeno yang mengerti kembali menegakkan badannya, menumpukan kedua tangannya pada lutut Jaemin yang membuka lebar dan mulai menggerakkan pinggulnya untuk memanjakan lubang Jaemin dengan penisnya.

Desahan Jaemin mulai memenuhi kamar Jeno. Hal itu membuat Nana yang sudah selesai dengan sesi istirahatnya bangun mendekati keduanya. Mata polos Nana bertemu dengan mata milik Jeno dan hal itu membuat Jeno semakin mempercepat gerakannya pada lubang Jaemin.

Nana mengalihkan fokusnya pada Jaemin yang sedang mengerang keenakan, sesekali ikut menggerakan pinggulnya lawan arah agar penis Jeno masuk lebih dalam. Nana mendekatkan wajahnya pada wajah Jaemin, mengusap pipi kembarannya lalu memberikan kecupan kecil pada bibirnya.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang