ini surat dari papa

24 0 4
                                    

ayas,
papa disini...

gak terasa kamu sudah besar. sudah akan papa lepas lagi untuk menggapai mimpi yang lain.

rasanya papa masih ingat anak perempuan papa ini masih papa ikat rambutnya.
masih papa gendong dipunggung papa.
masih papa temani tidurnya.
masih papa marahi karna bandel gak ingin mengaji dan belajar.
masih papa suapi obat jika sakit.
masih papa temani berangkat sekolah.
masih papa temani ke kamar mandi saat tengah malam.
masih papa lihat kamu asik dengan teman-teman sekolah mu, saling bertukar cerita dikamar tidurmu.
masih papa lihat kamu menangis merengek meminta permintaanmu untuk dituruti.

melihat perkembangan kamu, papa bangganya luar biasa.

bahagianya papa melihat kamu tertawa bersama teman-tenan sekolah mu. rasanya papa sudah bisa tenang jika kamu pergi keluar rumah yang pamitnya ingin bermain bersama teman sekolah. tenang rasanya melihat kamu yang sangat terbuka dengan teman-temanmu.

walau papa gak tau bagaimana kamu saat dihadapi masalah tentang mereka.

jarang sepertinya, melihat kamu menangis karna permasalahan hidupmu. papa hanya melihat kamu menangis saat bertengkar dengan mama dan kakak mu.

apa itu pelampiasanmu, nak?

kamu sudah besar ya, sudah punya cerita sendiri yang tak kamu bagi ke papa.

rasanya dulu, saat kamu masih kecil, kamu sering berbagi cerita. bajumu terbakar saat bermain dengan tetangga pun masih sempat kamu ceritakan saat papa pulang kerja.

kau simpan kemana cerita-ceritamu, nak? kenapa tak lagi saling berbagi cerita?

ah, iya... bisa jadi papa juga terlalu sibuk dengan pekerjaan.

maaf, nak, papa nggak lagi bisa menemani mu tertawa. karena kesibukan papa.

nak, hidup diumur 20 susah ya? pasti susah. pasti berat. pasti melelahkan, ya?
banyak tuntutan yang kamu dapat diusia itu. dari papa dan mama. ditambah dari lingkungan sekitarmu. dan keluarga besar pun juga.

papa yang menuntut kamu untuk bisa menghasilkan sesuatu dalam bentuk materil maupun ilmu.
papa yang mentuntut kamu untuk berjuang di luar rumah, di kota yang jauh dari rumah. untuk kamu belajar tentang luasnya dunia ini. banyak hal yang bisa kamu pelajari di dunia ciptaan tuhan ini.
papa yang mentuntut kamu untuk bisa bertarung dengan dunia luar.

tapi papa gak tau, ternyata rasanya sesedih itu untuk berpisah dengan kamu. untuk melepas kamu.

masih ingat papa, wajahmu yang muram karena memilih tidak lanjut pendidikan. muram karena papa memarahi mu, mengataimu tidak punya cita-cita yang jelas. muram karena lagi-lagi papa memberi tekanan.

maaf, nak, papa terlalu egois. seharusnya papa bisa melihat lebih dalam alasanmu gak ingin melanjutkan pendidikan. seharusnya papa mengerti saat itu kamu mungkin belum sepenuhnya siap.

tapi, nak, papa hanya ingin melihat kamu lebih berkembang. lebih kuat lagi.

lucu sekali, nak. melihat emosimu saat remaja. dan membandingkannya dengan emosimu saat kecil. dulu kamu hanya marah kalau papa tidak mengabulkan permintaanmu yang ingin boneka barbie.

gak terasa papa sudah melihat kamu beranjak dewasa.

saat usiamu 18 tahun, papa melepas kamu pertama kalinya untuk pergi dari rumah-merantau, mencari ilmu dan pengalaman untuk bekal masa depanmu. bahagia sekali papa, melihat kamu akhirnya menyadari bahwa dirumah terlalu sesak untuk ditinggali dan membutuhkan suasana baru. akhirnya kamu sadar, bahwa papa hanya ingin kamu mencari hal yang belum kamu dapat dihidupmu.

nak, saat itu, pasti sulit ya? sulit karena kamu gak punya siapa-siapa yang menjagamu. tapi terimakasih, nak, kamu masih bertahan. hingga saat ini masih bisa papa lihat kamu. bahkan kamu akan melihat dunia yang lebih luas lagi. menjelajah bumi ciptaan tuhan ini lebih jauh lagi.

hari ini, papa lepas kamu lagi untuk menggapai impian mu yang lain.

bangga sekali papa saat mendengar bahwa kamu ingin mencari pengalaman ke kota yang lebih jauh. bangga sekali papa mendengar alasan kamu.

"too many people underestimated me, dad. i really want to get out of this place. saya mau prove them wrong."

apa sememuakan itu kah kehidupan kamu dikota rantau pertamamu?

keputusan kamu, kamu tau banyak hal yang akan dikeluarkan atau dibuang nanti kan?

tolong tetap ingat. semua hal yang kamu pilih, selalu ada konsekuensinya. terima semua konsekuensi atas apa yang kamu pilih. jangan mengeluh. jangan menyerah. jangan menangis. ingat satu hal, itu keputusanmu.

nak, papa bahagia. akhirnya papa bisa menyekolahkan kamu sesuai dengan apa yang kamu impikan. dari kamu masih sekolah dulu, kamu selalu bilang satu kota yang sangat ingin kamu datangi. kota besar yang berbanding terbalik dengan kota yang kamu tinggali. kota besar yang sangat jauh untuk papa datangi.

jaga selalu kesehatan ya, nak. jangan sekali-kali terlfon papa ataupun mama jika kamu sakit. kami gak bisa datang menghampiri dan merawat kamu. papa gak bisa nganter kamu kerumah sakit kalau kamu sakit. begitupun mama.

nak, berdamailah dengan diri sendiri. bahagiakan diri sendiri. jangan terlalu membawa beban untuk dirimu. jika kamu gak bisa berdamai dengan dirimu, lalu siapa yang akan mengurus dirimu?

yang bisa diandalkan cuma diri kamu sendiri. jika ada apa-apa, diri kamu sendiri yang akan menyadarinya pertama kali.
yang sakit, kamu. yang merasa sehat, kamu. yang merasa sukses, kamu. hidup kamu, kamu yang jalanin.

maka dari itu, berdamailah dengan diri kamu.

jangan manja ya, nak. kamu nanti gak bisa manja lagi sama papa dan mama. orang sekitar kamu pun belum tentu bisa menerima sifat-sifat kamu seperti papa dan mama yang selalu tulus menerima sifat kamu, yang pemarah, yang manja, yang keras kepala, dan ribuan yang lainnya.

papa selalu memperhatikan wajahmu saat kita membahas masalah masa depanmu. tatapan kosong mu, bisa papa lihat. saat papa memberi omongan tentang apa yang harus kamu lakukan untuk masa depanmu, bisa papa lihat ketakutanmu. kegelisahanmu.

jangan khawatir. papa dan mama masih akan terus berada dibelakang kamu. memberikan jutaan hal yang kamu butuhkan. berdoa saja sama tuhan, semoga papa dan mama begitu juga kamu, selalu diberikan kesehatan, kepanjangan umur dan juga selalu dimudahkan bahagia kami.

ayas...
pulang nanti, bawa hasil. karna itu yang bisa kamu jadikan bayaran kamu ke papa atas apa yang papa udah lakuin buat kamu. itu warisan dari papa buat kamu. papa gak bisa kasih kamu materi, hanya ini yang bisa papah kasih selama kamu hidup.

bertahanlah, dengan ilmu yang kamu dapat lewat dukungan papah. pakai itu sampai kamu mati nanti.

terima kasih, nak...

karena sudah beranjak dewasa.

•••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

surat dari papaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang