pukul 12.00
matahari yang sudah terpampang jelas sekali di awan membuat suasana hari ini sangat panas, cahaya matahari menyelinap malu malu masuk ke dalam ruangan kamar milik Alisya.
gadis cantik berkulit putih itu masih sangat nyenyak tertidur di atas kasur belahan jiwanya yang selalu menemaninya sepanjang hari libur, ruangan yang sangat berantakan dengan bekas bekas sisa makanan yang berserakan dimana mana membuat siapa saja jika melihatnya pasti naik darah termasuk Rena sang Bunda.
Krrringgggggg.....
Krtingggg....
Krrringggg.....suara alaram yang terletak di samping bantal Alisya, berhasil membangunkan nya, Alisya meraih alaram berbentuk bulat berwarna merah muda, Alisya mengucek ngucek mata kanannya untuk memperjelas penglihatannya.
"hah? jam 12! tumben banget gue bangun pagi" bangga Alisya sedikit terkejut sambil tersenyum kecil.
"pantes keluarga gue bangga" sambung nya lagi sambil meletakkan alaram nya di atas meja kecil samping kasur nya.
Alisya menatap di sekeliling kamarnya, sambil menggelengkan kepalanya, kemudian setelah itu dirinya beranjak untuk membersihkan bekas sisa bungkusan makanan yang terletak dimana mana.
sekitar 1 jam lamanya Alisya membereskan kamar nya yang cukup luas akhirnya ia pun langsung beranjak untuk mandi karna dirinya merasa sangat gerah sekai ditambah lagi suasanya yang sangat panas membuat nya sedikit naik darah dan gampang emosi.
***
"Abang, tolong ini kasihkan ke rumah tante Rena ya bilang dari Bunda" pesan Rita kepada sang anak bungsu.
"harus Randika ya Bun?" kenapa gak Azura atau Darfis? kan Randika baru aja habis olahraga ini" sahut Randika kepada Rita, wanita itu tersenyum menatap sang anak.
"Azura barusan aja Bunda suruh keluar ambil berkas di rumah lama, Darfis lagi mandi, jadi kamu aja ya yang antar boleh kan? Bunda nya minta tolong loh"
Randika tersenyum singkat, "oke deh siap Bunda Cantik" ucap Randika sambil menatap sebuah bingkisan cantik berisi bunga hias berwarna biru muda dan putih.
"Terima kasih Abang"
Randika langsung berjalan santai ke arah rumah mewah dan megah berwarna putih tulang bercampur gold, dengan pagar besi yang menjulang tinggi berwarna kuning emas.
Randika memencet bel yang terpasang di samping pintu gerbang, Pria itu mengintip ke arah pos kecil tempat satpam penjaga rumah, seperti tidak ada orang di sana namun pria itu tak menyerah untuk memencet bel secara terus menerus.
"kegedan rumah nih jadinya telinga nya kecil" batin Randika kesal.
Alisya yang baru saja selesai mandi langsung mengintip ke arah gerbang rumah dari jendela kamarnya di lantai 2, gadis itu mengerutkan alisnya saat melihat ada pria yang berdiri di sana.
dengan gerak cepat Alisya langsung ke bawah, gadis itu menggunakan baju daster pendek bergambar beruang madu berwarna cokelat, dengan rambut yang terurai basah membuat gadis itu tampil cantik, bahkan sangat cantik.
ia langsung berlari ke arah gerbang dan membuka nya, Alisya mengerutkan kening nya saat melihat Randika yang sudah sedari tadi beridiri di situ, tak kalah kagetnya dengan Randika yang bahkan lebih kaget dari Alisya.
"Lo!"
"Lo!"
ucap mereka berbarengan dan saling tunjuk dengan raut wajah kaget khas mereka masing masing.
"ngapain lo kesini?" tanya Alisya tak santai menatap sinis ke arah Randika.
"lo kerja di sini? apa bagaimana? bisa ketemu sama yang punya rumah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisya.
Teen Fictiondesk on : kisah cinta yang cukup rumit, bukan hanya cukup rumit tapi sangat rumit, yang di jalanin oleh gadis cantik bernama Alisya Naladipa Lesham. Alisya sangat terpesona dengan sosok lelaki yang lahir dari keluarga bermarga 'Kafeel' namun sikap...