4

4 0 0
                                    

Kak Ranz tidak mengucapkan apapun, pria itu langsung meletakkan gitar yang tadi dipegangnya ke tempat semula lalu dengan langkah santai pria itu keluar dari ruang musik.

Aku menghembuskan nafas lega, setidaknya tidak sekaku tadi dan semencekam tadi suasananya. Buru-buru aku mengambil gitar, biola, dan suling yang sudah aku masukkan ke dalam tasnya masing-masing kecuali suling.

Sesampainya diaula aku memberikan alat musik itu kepada osis disana, kak Dinar sempat berdecak kesal mungkin karena aku terlalu lama mengambil alat musiknya tidak mau ambil pusing aku langsung bergabung dengan teman-temanku yang lain.

"Vy, kok tadi lama banget? " tanya Cherin saat aku duduk disampingnya.

"Iya tadi ada sedikit hambatan" jawabku asal.

Kami duduk sesuai kelas, tadi setelah istirahat seluruh siswa baru dikumpulkan diaula katanya akan diadakan games.

"Langsung aja ya guys, kalian semua udah kumpul juga kan di Aula. Jadi hari ini kita mau mengadakan games nih. Disini gue udah nyediain nama nama kalian perkelas, kita bakalan ambil secara acak, nama yang kami sebutkan maju ke depan dan pilih salah satu alat musik. Kita udah nyediain gitar, suling, biola, piano, dan drum. Yang namanya gue panggil boleh pilih salah satu alat musik. Jadi tugas kalian adalah memainkan alat musik itu dan menyanyikan satu lagu." aku mendesah berat.

Kenapa gamesnya harus begitu? Bagaimana kalau diantara kami tidak ada yang bisa memainkan alat musik atau menyanyi?

"Kita mulai aja ya, satu kelas kita ambil satu orang biar nggk makan waktu. Tenang aja buat pemenangnya ada hadiahnya kok." kakak osis yang aku tau bernama kak Vazry kembali bersuara, kak Vazry menjabat sebagai wakil ketua osis.

Sebenarnya aku bisa saja memainkan alat musik, gitar dan piano, aku juga bisa bernyanyi tapi tidak yakin dengan suaraku. Aku hanya malu saja jika aku berada didepan, pasti mereka akan menertawakanku.

"Jangan sampe gue yang ke pilih" Cherin mendesah frustasi.

"Gue nggk bisa nyanyi, cuma bisa mainin alat musik aja" lanjutnya.

"Kalo lo Vy?"

"Gue sih bisa semua, tapi kurang pede aja" jawabku pelan.

Acara dimulai, satu persatu dipanggil mulai dari kelas IPS dan disaat bagian kelas Oliv ternyata yang dipanggil adalahhh....

"Olivia Denava kelas 10 Ips 3"

Aku dan Cherin hampir saja bersorak. Ku lihat Oliv sedikit gugup, aku yakin dia bisa!

Oliv mengambil Biola. Wow, dia bisa bermain alat musik itu? Hebat sekali!

Kulihat ia menarik nafas lalu menghembuskannya pelan, jelas pasti gadis itu gugup.

Aku dan Cherin menahan nafas, kira-kira lagu apa yang akan dibawakan oleh Oliv. Suara merdu alunan musik terdengar olehku. Permainan biolanya saja sudah semerdu ini.

I found a love for me
Darling, just dive right in and follow my lead
Well, I found a girl, beautiful and sweet
Oh, I never knew you were the someone waiting for me
'Cause we were just kids when we fell in love
Not knowing what it was
I will not give you up this time
But darling, just kiss me slow, your heart is all I own
And in your eyes you're holding mine

Akhirnya suaranya terdengar, suara Oliv bagus, tipis, pasti dan halus sama seperti permainan biolanya, gadis itu mebawakan lagu dari Ed Sheeran yang berjudul Perfect. Aku dan Cherin sangat menikmati permainan musik dan nyanyiannya. Indah.

Kami berdua bahkan ikut bernyanyi, sepertinya yang lain juga ikut bernyanyi.

Permainan selesai dengan tepuk tangan dari siswa siswi bahkan jajaran osis. Kami melempar senyum senang ke arah Oliv dan mengacungkan kedua jempol yang dibalas kedipan mata olehnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I LOVE YOU 3000 !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang