Prolog

8 2 2
                                    

     Tiada hal lebih indah dari menyaksikan terbitnya matahari, sembari ditemani alunan musik. Aku duduk didekat jendela, menikmati setiap semilir dinginnya udara pagi hari.
      Setiap ketukan kakiku ke lantai, setiap melodi angin yang ku dengar. Aku menyukainya, kedamaian ini aku sangat suka. Apa yang kau nantikan saat seperti ini? Ya, aku menantikan sinar matahari datang. Aku tidak suka gelapnya malam. Malam, hanya bisa membuatku terdiam sepi.
      Aku dan kesepianku. Tidak! Bukan kesepian tapi kedamaian. Lebih enak didengar bukan? Jangan bilang apa-apa yang belum kau ketahui tentang ceritaku. Ini ceritaku yang ku ceritakan pada kalian, agar sebagian dari kalian tahu. Bahwa aku memiliki kehebatan yang sama seperti kalian.
      Pagi ini, akan ku ceritakan kisah perjalanan hidupku yang menyakitkan hingga menyenangkan. Entah bagaimana aku bisa menilai itu buruk atau baik, aku hanya mengikuti hatiku.
      Semenyakitkan apapun ceritaku nanti, pasti ada hal yang bisa kalian ambil. Terus-menerus baca, hingga kalian sadari. Begitu hebatnya diri kalian, karena telah sampai hidup didetik itu juga.
      Percaya atau tidak ...
"Ciaaaaa, banguunn!" teriakan ibunya mulai terdengar.
"Udaaaahh ummiku sayang" jawab Cia.
        Lanjut ya, maaf tadi ada iklan. Percaya atau tidak kalian sama ceritaku. Itu terserah kalian, tetap berpikiran terbuka. Dan mulailah menerima setiap perbedaan ya.
       Eh, guys sebentar aku mau ngerjain tugas sebagai perempuan dulu ya. Nanti kita lanjut!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sun FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang