Liberation At Deserted City

Liberation At Deserted City Part 1

Huang Cheng Du (Pembalasan di Kota Sunyi)

Play The Song and enjoy reading ⛄

Liberation at Deserted City
Wang Yibo x Xiao Zhan

"Proporsi karma itu sesuai, tidak kurang ataupun lebih"

....

Melihat Cambuk Ekor Kuda Itu.

Dia adalah bintang terkenal diusia muda, membintangi banyak drama serta film layar lebar. Prestasinya tidak terhitung dan menjadi sampul majalah trendy tiap minggunya. Ialah Wang Yibo, 21 tahun dengan semua talenta melekat dalam dirinya.

Seperti bintang timur, dia bersinar sangat terang. Wajah tampan, bertalenta, kaya, dan semua yang ada dalam dirinya nyaris sempurna. Tidak ada seorangpun yang mampu menandinginya dari ujung kepala hingga kaki. Hanya ada satu orang, seorang yang menjadi cahaya terang matahari mampu menyaingi sang bintang. Xiao Zhan sang senior di dunia hiburan terlihat lebih menakjubkan daripada keindahan gemerlap bintang muda itu.

Xiao Zhan merupakan figur panutan bagi semua pemula, dia dewasa, tampan, manis dan baik hati. Itu juga alasan Wang Yibo membenci Xiao Zhan.

Hanya karena Xiao Zhan lebih lama hidup dan lebih lama bekerja dibidang hiburan menjadikannya selalu diposisi atas, lebih tinggi dari Wang Yibo yang telah memiliki lebih dari satu juta pengikut diakun Weibonya.

Dia lelah selalu dibandingkan dengan seniornya.

Pria itu seharusnya pensiun saja benar?

Wang Yibo selalu melihat punggung Xiao Zhan, dia selalu berfikir untuk mengejar seseorang didepannya namun berkali-kali juga dia tertinggal. Setidaknya begitu hingga seseorang dengan pakaian hitam sangat misterius datang padanya dengan sebuah tawaran menjanjikan. Sesuatu yang diharapkan selama ini, kemustahilan yang tidak mungkin terjadi.

Seperti sebuah mantra ajaib.

Memegang sisa jiwa ditanganku

"Aku bisa mengabulkan segala keinginanmu."

Bayangan itu berdiri didepannya, suara parau dan kuku runcing serta tudung jubah yang menutup sebagian wajahnya membuat kesan misterius dan mencurigakan. Tapi siapa peduli bahkan jika dia adalah iblis sekalipun, yang paling penting sekarang adalah dia mampu mencapai ambisinya.

"...Aku bisa melenyapkan duri dijalanmu."

Lagi-lagi suara bayangan itu membuatnya bergidik ngeri.

Bayangan itu membawa sebuah kantong coklat dari kain lusuh, pengikatnya terbuat dari tali perak dan saat itu Wang Yibo bisa melihat deretan gigi runcing dari balik seringaian bayangan hitam itu.

"Sebagai gantinya serahkan jiwamu padaku."

Kisah mengenai kota yang ditinggalkan itu.

Lalu semuanya dimulai.

Dunia itu seperti yang diharapkan olehnya, Semua orang patuh dan menghormatinya. Kisah hidupnya seperti drama yang sangat manis.