#3 singgah

2 0 0
                                    

Bayangannya masih nyata.

***

Berita ketidakpulangan Rezvan telah sampai pada telinga renal. Dan membuat laki laki paruh baya itu menggeram frustasi.
Perjuangan elga menutupi ketidakpulangan Rezvan tidak membuahkan hasil. Bahkan renal berkali kali mengumpati Anak itu.

"Udah pa, Rezvan itu nginep tempat temennya. Kerja kelompok." Bela elga setelah renal sedikit tenang

"Mau jadi apa dia main Malam malam. Sudah bosan tinggal disini rupanya." Ucap renal dengan masih dilingkupi emosi.

Seketika mata elga membola. Mana mungkin seorang ayah tega berkata seperti itu. Elga buru buru menyambar kunci mobilnya dan beranjak. Berkali kali ia mencoba menghubungi ponsel rezvan, tapi nihil. Tidak ada jawaban sama sekali.

"Bangsat. Lo dimana sih van?" Berkali kali ia memukul stir mobil dengan umpatan yang keluar di sepanjang waktu.

***

"Kak rezvan, rara ingin ke richeese." Ucap clara saat di dalam mobil

"Iya"

Rezvan memarkirkan mobilnya di parkiran tempat makanan yang di tuju.

Mereka masuk. Melihat antrian yang panjang. Rezvan mengajukan dirinya untuk memesan. Bagaimana dengan clara . Dirinya hanya duduk dan sesekali tertawa akibat video yang dilihatnya.

Beberapa menit kemudian, clara menghela nafas Ketika handphonenya diambil paksa oleh rezvan

"Yah kakk.. kok diambil. Itu lagi lucu." Ucap clara menampakkan puppy eyesnya.

"Makan dulu"

Clara mengalihkan pandangannya. Bagaimana mungkin ia makan sendiri. Disana hanya ada satu porsi.

"Kakak Enggak makan?"

"Enggak"

"Yah, sama aja rara makanan sendiri"

"Cepet"

Rara dengan cepat menghabiskan makanannya. Rezvan heran. Apakah sepedas itu rasanya? Lihatlah keringat yang menghiasi wajah cantiknya. Jangan lupakan wajahnya yang mulai memerah.

"Udah?" Tanya Rezvan setelah melihat clara menghabiskan minumnya.

"Udah. Pulang."

Mereka berjalan pulang. Sampai di depan gerbang, clara mendapat laporan dari nining, jika kedua orang tuanya sudah kembali meninggalkan rumah.

"Makasih kak, untuk hari ini." Ucap rara dengan senyumnya.

"Iya." Ucap Rezvan lalu kembali menjalankan mobilnya

Clara berbalik, sejenak menatap pintu besarnya yang menjulang tinggi di depannya. Ia menghela nafas, pada saat seperti inilah clara dapat menjadi dirinya sendiri. Iya, clara yang rapuh.

***

'Heh, lo dimana.'

'Jemput di deket rumah adit'

..

Elga mengumpat. Ia cepat cepat mengendarai mobilnya. Ia sadar ini bukan keadaan yang baik.

Sesampainya disana, ia menemukan sebuah mobil yang masih menyala di pinggir taman. Tidak salah, itu mobil Rezvan.

Elga memarkirkan mobilnya di belakang mobil rezvan. Ia duduk di balik kemudi setelah memindahkan Rezvan tentunya.

Beberapa menit otaknya tidak mau diajak bekerja. Ia hanya memandangi Rezvan yang berkelana dalam rasa sakitnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R & VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang