#4

39 3 0
                                    

Disudut ruangan lelaki bertubuh jangkung menatap punggung Tuannya yang duduk di kursi.

"Kau sudah menangkapnya, Jo?" Jo yang berdiri di sudut ruangan mengangguk singkat, tanpa berbalik Tuannya pasti tau, karena menurut Jo pertanyaan Tuannya berupa pernyataan yang harus dapat dilaksanakan.

" Semua berjalan dengan lancar Tuan." Ucap Jo

"Kita pergi" Dalam satu detik kedua pria tersebut menghilang, menyisakan Putri yang masih terlelap di kamarnya.

***

Salah satu hal yang membuat Keylla bahagia ketika semua orang yang dikenalnya tidak lupa akan hari kelahirannya. Terutama kedua orang tuanya.

" Selamat ulang tahun sayang" ucap Kinan sambil mengecup dahi anaknya. Keylla tentu sangat bahagia pasti Mama dan Papa nya akan memberikan apa yang ia inginkan. Tentu saja karena mereka orang kaya.

" Makasih Mama" ucap Keylla, ia langsung memeluk Mama dan Papa nya.

"Bersenang-senang lah." Ucap Dito Papa nya sambil mengusap lembut kepala anaknya. Ia tersenyum hangat melihat Keylla bahagia. Sekilas ingatannya menuju Putri, anak yang dia abaikan. Dito langsung menepis ingatan tentang Putri. Tidak-tidak! Dia tidak boleh peduli akan Putri.... Jangan sampai! atau orang itu akan menghukumnya.

"Tentu saja!" ucap Keylla dengan semangat. Ia lalu bergabung dengan teman-temannya.

***

Sakitt...

Kumohon bunuh aku...

Rey. Kumohon...

Seorang laki-laki yang bertubuh jankung itu menatap nanar seorang gadis yang berteriak kesakitan. Suara gadis itu bagaikan pedang yang menusuk jantungnya. Hatinya sungguh teriris melihat gadis itu tersiksa. Laki-laki itu hanya bisa berdiri di depan ranjang gadis itu. Dia tidak bisa membantunya. Dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dan dia benci itu!

Gadis itu terus saja bertetiak kesakitan. Rasanya dia ingin mati. Kau tau? Gadis itu tidak akan bisa mati... Separah apapun luka yang ia dapatkan. 

Bisa kau bayangkan bagaimana rasanya?

Rey. Laki-laki yang hanya bisa berdiri melihat gadisnya kesakitan tanpa bisa melakukan apa-apa. Wajahnya dingin dan datar. Bola matanya berwarna merah menyala. Matanya menatap kosong sosok gadis yang terbaring lemah di depannya.

Tubuh gadis itu dirantai, kedua tangan dan kakinya di rantai agar dia tidak melukai tubuhnya sendiri. Tetapi percuma saja. Walaupun gadis itu melukai tubuhnya dia tetap tidak akan bisa mati. Itu semua karena kutukan yang ia dapatkan.

Rey tidak bisa merasakan perasaan apapun selain rasa sakit yang menyiksa.

Perasaan hatinya terhubung langsung dengan gadis itu. Jika gadis itu kesakitan maka Rey juga akan merasakan sakit di tubuh dan hatinya.  

***

Suara bising menganggu Putri yang masih terlelap. Ia mengeryit kesal. Melihat jam pukul 23.30 Ahh iya, malam ini sedang ada pesta yang meriah di bawah sana. Apa Keylla tidak memikirkan tetangga yang merasa terganggu?

Putri menatap langit-langit kamarnya.

Pandangannya kosong. Dia merasa akhir-akhir ini banyak kejadian aneh yang menimpanya. Seperti sekarang ini, ia merasa... entahlah rasanya sangat aneh.

Putri memegang dada kirinya. Jantungnya berdetak cepat. Sakit batinnya, ada apa dengan jantungnya?

Dia memimpi kan sesuatu. Seperti suara teriakkan kesakitan. Sebuah rantai dan seorang pria?

Tok..tok..

Suara ketukan pintu menyadarkan Putri.

Siapa?

______________________________________________________________________________

Terimakasih telah membaca cerita gaje Putri hiks....T_T 

Waktu menulisku semakin menipis huaaaa sedih hikss :')




AnotherWhere stories live. Discover now