Dr chimon. Papan nama itu yang tertera pada lantai paling atas rumah sakit, dia saat ini menjabat sebagai ceo di RS Bangkok. namun yang mengetahui kalau chimon adalah pemilik sah dari RS tersebut dapat dihitung jari, hanya teman terdekatnya dan kedua orang tuanya yaitu pasangan OffGun.
......
Chimon diketahui sebagai dokter bedah syaraf terhebat di bangkok, dia merupakan lulusan luar negeri terbaik. Oiya catatan dia hanya akan menangani maksimal 2 pasien setiap harinya, alasannya sudah pasti dia sudah kaya namun disamping fakta bahwa dia adalah pemilik sah dikarenakan dia tidak boleh banyak kelelahan. Orang tuanya mengetahui anaknya mengidap anemia namun sebenarnya ada yang disembunyikannya.
...
"Permisi dok, ada pasien" sang suster mempersilahkan pasien pertamanya pada hari itu untuk masuk ke ruangan chimon.
"Oke silahkan duduk tuan...?"
Tanya chimon pada lelaki di depannya."Oh panggil saja saya pluem, dokter langsung saja saya minta tolong untuk tangani luka yang ada di kaki dan lengan saya" dengan sopan pluem berjalan ke arah ranjang pasien.
"Astaga saya baru sadar ada peluru di lengan dan kaki anda, kenapa bisa tertutup dengan rapi" ungkap chimon dengan ekspresi kaget, heran pasien ini dapat menyembunyikan rasa sakitnya.
"Saya mohon dokter menjaga privasi pasien" ungkap pluem agar menjaga kerahasiaan bahwa dia terkena luka tembak, bisa gawat bila hal ini sampai diketahui publik.
"Anda tenang saja, saya punya kode etik yang tidak mungkin saya langgar" terang chimon dengan senyum menenangkan. sibuk dengan perbang, gunting bedah dan menjahit lukanya, semua itu ia lakukan tanpa bantuan suster karena permintaan pasien.
Setelah menangani pasien tersebut chimon menuliskan beberapa resep obat untuk pluem.
Setelah usai urusannya dengan pluem chimon merasakan gejala penyakitnya tiba-tiba menyerang tubuhnya, tangan kirinya bergetar hebat dia hanya berharap pluem tidak melihatnya dan cepat keluar ruangannya karena dia harus cepat menyuntikkan obat khusus racikannya sendiri guna meredakan sakitnya.
"Baik dok terimakasih " pluem berdiri dan hendak keluar hingga tiba-tiba saja dia mendengan ada yang jatuh dan ternyata Dr Chimon yang barusaja memeriksanya jatuh pingsan.
Pluem pov
...................."Astagaaaa...!!!!, Bagaimana ini" dokter itu kenapa bisa pingsan sih. segera kuhampiri dokter chimon yang jatuh tersungkur tak jauh dari ranjang pasien.
Karena panik segera ku gendong dokter tadi ke ranjang pasien dan kulihat wajahnya berkeringat. selang lima menit perlahan matanya terbuka dengan terbata-bata dia bilang"to... tolong... sun.. suntikkan obat yang ad ada di laci meja saya pada saya, se setelahnya anda boleh per... pergi" dengan muka menahan sakitnya aku tak tega. Segara kuambil obat yang dimaksud lalu kusuntikkan padanya, untung aku mengerti medis walau hanya sedikit yang garis besar saja ingat pekerjaanku tak lepas dari luka. Setelah ia tertidur aku tidak tega meninggalkan dia sendiri. Aku heran kenapa tidak ada suster yg masuk kemari. Kulihat dokter ini memiliki sikap yang tenang padahal aku yakin dia pasti sadar akan penyakit yang dideritanya.
Setelah beberapa jam hingga menjelang malam datang, akhirnya dia siuman.
"Anda masih disini? Emm pak pluem?" Katanya dengan raut seolah dia baik baik saja.
"Tidak usah memanggil pak, sepertinya kita seumuran" kutatap dia memang seperti tak jauh beda dengan umurku. "Panggil saja aku pluem"
"Oke baiklah terimakasih pluem, karena telah membantu saya tadi" ucapnya dengan senyum tulus.
Aku sempat kagum melihat senyumannya."Kita seri dokter chimon, kalau boleh saya ingin pamit pulang karna hari sudah malam, saya rasa anda sudah lebih mendingan" ya semoga saja perkiraanku salah.
"Oh iya baiklah, sekali lagi terimakasih" katanya
"Kuharap kita bisa bertemu lagi dokter mengingat anda hanya menerima 2 pasien saja setiap harinya" kesini saja aku butuh sedikit menggunakan paksaan karena lukaku yang mendadak.
..
"Jangan khawatir anda bisa datang kapan saja, apabila butuh pemeriksaan, terimakasih karena sudah membantu saya tadi" aku tersenyum menatap lelaki bernama pluem didepanku, dia seolah tahu aku malas untuk ditanya-tanya sehingga dia hanya diam saja darj tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Doctor
Teen Fictionchimon adalah pemilik Rumah sakit ternama di Bankok ... namun tak banyak yang tau karena dia menyembunyikannya dia terbiasa hidup mandiri... tidak ada satupun yang tau bahwa dia adalah ceo dari Rs tersebut Dia merupakan dokter muda yang cerdas dan p...