Prolog

740 44 21
                                    

Aku menatapnya dengan tatapan kaget tetapi dengan cepat menetralkan ekspresi wajahku. Jarang sekali ada siswa yang berenang di malam hari seperti ini

"Kenapa kau disini ?" Ucapku setenang mungkin.

Dia mengarahkan pandangannya padaku, aku dapat melihat tetesan air yang jatuh dari ujung rambutnya menyusuri tubuhnya yang aku akui err-sexy. Laki-laki itu kembali menggerakan tangannya di rambutnya -mengacaknya pelan- tanpa menjawab pertanyaanku sedikitpun.

"Laki-laki sombong! Dia bahkan tidak repot-repot menjawab pertanyaanku" Aku menggerutu dalam hati. Tanpa menanyakan hal yang sama aku meloncat masuk kedalam kolam dan berenang hingga ujung lainnya.

Aku menyembulkan kepalaku untuk mengambil nafas dan meletakan tanganku di tepian kolam, aku merasakan dia menatap ku dan mengawasiku gerak-gerikku. Aku menatapnya lagi dan saat mataku menatap matanya ada sesuatu yang aneh.

"Sangat cantik" bisiknya pelan, aku masih bisa mendengar apa yang dia ucapkan.

Aku naik ke permukaan lalu mengambil bathrobe ku dan melewati dirinya tanpa membalas pujiannya tadi. Sebuah tangan besar meraih pinggangku dan menarikku. Tanpa aku sadari sesuatu yang lembut dan menggelitik menempel pada permukaan leherku. Dengan reflek aku membanting si penyerang hingga menimbulkan bunyi benturan yang cukup keras. Aku metatap tajam si penyerang tadi yang ternyata adalah lelaki seksi tadi.

Lelaki itu bangkit sembari tertawa kecil. Dia menatapku lekat sembari mengelus bibirnya dengan menggunakan ibu jarinya. Aku tertegun menyadari hal yang menimpaku. Aku meraba leherku dengan cepat menyadari benda asing yang menempel di kulit leherku beberapa waktu yang lalu itu adalah bibirnya. Bukankah itu artinya dia mencium leherku. Tunggu dia apa ? Dengan reflek aku hendak menamparnya tetapi tanganku dengan cepat di tahannya. Dan saat itu aku tahu kalau dia adalah Zero Aiden. Laki-laki paling jenius di sekolah sekaligus paling misterius. Aku menatap matanya penuh amarah lalu menyentakkan tanganku dan berlalu meninggalkannya.

Zero menggumamkan sesuatu dengan pelan, saat aku berlalu meninggalkannya.

When The Light Fade Where stories live. Discover now