Dua hari setelah kejadian itu, saat ini aku tidak berani untuk pergi ke kolam renang sekolah pada malam hari 'huh padahal aku sangat senang sekali berenang' gerutuku dalam hati akhir-akhir ini pun aku selalu menutupi leherku dengan syal. Di tengah musim panas seperti ini memakai syal semua orang menganggapku tak waras karena itu. Jika bukan karena stupid jerk itu aku tidak akan seperti ini. Bekas kemerahan di leherku pun belum lekas hilang 'ekhh menyebalkan sekali'.
"Yuhi...ada apa kau terlihat aneh akhir-akhir ini ?" Tanya Yuki di sebelahku yang sedari tadi aku lupakan kehadirannya.
"Aku tidak apa-apa" ucapku singkat.
"Benarkah ?" Ucapnya sembari memicingkan matanya kepadaku.
"Ya" ucapku malas.
"Oh ya hari ini kelas kita ada pertandingan olahraga dengan kelas sebelah" ucap Yuki tiba-tiba mengganti topik.
"Kelas sebelah ?" Tanyaku bingung.
"Nah itu mereka" tunjuknya antusias.
Mataku mengikuti arah kemana ia menunjuk. Dan saat aku melihatnya BAM!! Mataku bertemu mata hijau menyebalkan itu. 'Oh god why this happening' aku mengeluarkan mata hyenaku atau apalah itu tetapi dia justru menahan tawa. 'What!" Cowok menyebalkan itu benar-benar menguji kesabaranku.
"Semua berkumpul" teriak Pak Lexi.
Semua siswa-siswi berkumpul dengan rapi membentuk barisan.
"Seperti yang telah kalian ketahui pemenang dari pertandingan akan melawan pemenang dari kelas lain"
"Siswa yang akan bertarung pertama adalah Kei dengan Zero"
"Pak, Kei tidak masuk karena demam" ucap Arie sambil mengacungkan tangannya.
"Begitu ya, Baiklah Kei akan di gantikan oleh Yuhi" 'Why me?' rengekku dalam hati.
"Keberatan ! " ucapku dengan tegas.
Seluruh siswa termasuk dia-stupid jerk- itu menatapku bingung.
"Bolehkah aku bertukar partner rasanya tidak imbang jika aku melawannya"
"Hem, Yuhi tetapi itu adalah keputusan saya, dan saya tidak akan merubahnya lagi" Pak Lexi menatapku tegas dan tak terbantahkan.
Mendengar itu aku menghela nafas berat sebelum aku melakukan pemanasan stupid jerk itu tersenyum kecil yang bagiku itu adalah sebuah senyunan kematian, dia menghampiriku dan membisikkan sesuatu
"Jika kau kalah kau adalah milikku dan asal kau tahu syal itu menghalangi pemandangan yang indah yang seharusnya dapatku lihat "
Setelah membisikkan itu dia berlalu.
Aku mengepalkan tanganku kesal beraninya dia meremehkanku. Tanganku bergerak memegang syalku 'Apa aku harus melepaskannya ? Tetapi jika aku tidak melepasnya maka semua orang akan curiga' Akhirnya setelah mengumpulkan segenap keberanian aku menarik dan melepas syal itu sehingga leher ku dengan mudah terlihat oleh orang lain. Stupid jerk itu menatapku penuh kemenangan.
"Mulai!" Pak Lexi memulai pertandingan.
Stupid Jerk itu tidak menyerangku, melihatnya seperti itu, dia menungguku untuk menyerangnya dan memanfaatkan itu untuk membuatku kalah dia memang curang. Di antara aku dan stupid jerk itu tidak ada yang memulai untuk menyerangku terlebih dahulu. Dan kelihatannya Pak Lexy sudah mulai bosan dan kesal. Karena aku memang keras kepala akhirnya aku tetap diam dan dengan sangat tidak terduga dia menyerangku dengan gerakan yang terlatih, gerakannya benar-benar rapi dan memiliki tujuan yang jelas dan justru itulah yang menyulitkanku. Untuk menghindarinya aku perlu mengerahkan seluruh tubuhku bahkan OTAKKU untuk membaca gerakannya 'Sial kenapa Stupid jerk ini benar-benar ahli dalam bela diri ?' Dia menyerangku lebih tajam dan cepat sepertinya dia sadar jika aku bisa membaca semua gerakannya.
Akhirnya aku melakukan hal yang tak terduga aku melakukan double hit dengan menggunakan kaki kiri dan mengenai perut dan pinggangnya, tetapi seharusnya ini adalah gerakan Taekwondo tapi apa pak Lexi menyadarinya dia terlihat biasa saja.
Pertandingan ini terus berlangsung 15 menit lamanya dan aku sudah mulai kelelahan dan pengamatanku pun tidak setajam di awal pertandingan, cepat atau lambat aku pasti akan kalah. Dia memang stupid jerk yang menyusahkanku saja.
Tanpa kusadari pukulan tangannya berhasil menembus pertahananku dan mengenai perut sebelah kiriku. Dengan cepat aku melakukan Back Flip. Saat aku berusaha menendangnya dengan kaki kiriku tiba otot perutku terasa tertarik dan terasa sakit aku berusaha menyingkirkan rasa sakit itu tetapi dengan cepat dia menahan tangan kanan dan kiriku lalu menariknya kebelakang tubuhku, dia menarik tubuhku yang tak bisa bergerak dan menempel padanya.
"Kamu benar-benar menarik" ucapnya berbisik di telingaku.
Aku menginjak kakinya lalu menendangnya dengan cepat tetapi meleset. Tubuhku kaku saat telunjuknya ada di leherku dan menekan tempat dimana dia menciumku.
Stupid jerk ini benar-benar membuatku ingin meledak. Suara peluit terdengar begitu nyaring di telingaku.
"Pemenangnya adalah Zero Aiden"
Terserah aku tidak peduli siapa yang menang, What tunggu aku seharusnya peduli ! tadi pak Lexi menyebutkan nama Zero kan, Zero menatapku dengan senyuman puas di wajahnya. oh man this is my worst nightmare.
YOU ARE READING
When The Light Fade
Fiksi Remaja17 tahun berlalu, gerbang dimensi tidak dapat terbuka... 17 tahun telah berlalu, sejak terjadinya tragedi tragis. Pengorbanan besar yang telah dilakukan untuk menyelamatkan keseimbangan 4 dunia. Pengorbanan yang membuat dua nyawa yang saling menci...