"ECA! Ini gue kenapa ga bisa bangun Ca?!" Dia salah satu siswi di SMAN 15 Jakarta, yang bernama Ratu Renata Dineschandra."Ya lo kenapa? Kenapa lo ga bisa bangun sih!?" Ini Elsa, sahabat Ratu yang sering di panggil Eca.
"Ini, ish! Kok basah lengket si Ca?!" Ratu berusaha untuk bangun dari kursinya. Namun nihil, sepertinya ada sesuatu yang membuat Ratu sulit berdiri dari kursinya.
"Coba Ra, sini gue bantu" Elsa menarik tangan Ratu sekuat tenaga.
"Pelan-pelan ih Ca! Lo kira gue apaan!? Maen tarik-tarik aja! Sakit tau!" Ratu berdecak kesal.
"ADOH! Kerjaan siapa sih ini?! Kenapa ada lem di bangku gue?! WOY!?" Ratu sudah tak tahan lagi di buat kesal oleh kursinya.
"Ra? Coba buka rok lo?" Ucap Elsa.
"Lo gila apa?! Masa iya gue harus lepas rok!?"
"Udah Ra, coba dulu"
Akhirnya Ratu mencoba mempercayai Elsa.
Ratu melepaskan roknya, dan alhasil akhirnya Ratu bisa lepas dari kursi tersebut.
"Nah kan bisa..." Ucap Elsa lega. Namun tak se-lega Ratu.
"Iya bisa. Terus? Nanti roknya gimana Eca?" Tanya Ratu pada Elsa.
"Hum?" Elsa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aduh Ca! Nanti gue balik pake apaan dong!?" Ratu berdecak kesal.
Elsa mencoba menarik rok Ratu yang tertempel kuat di kursi.
[BREK!]
"ELSA!? rok gue!" Ratu membulatkan matanya dan meraih rok nya yang sudah robek terbelah menjadi dua.
"I-ih maaf Ra, gu-gue ga tau bakalan robek Ra. Ra, maafin gue Ra"
Ratu menangis.
"Terus nanti gue balik gimana Eca? Gue malu Ca" Ratu terus menangis.
"Udah, udah lo pake rok gue aja. Lagian gue kan bawa celana olahraga."
Ratu mengelap air matanya.
"Beneran Ca? Yaudah sini!"
Elsa membuka tasnya dan mencoba mencari celana olahraga yang berada di dalam tasnya.
"Sebentar. Gue ke kamar mandi dulu" ucap Elsa sembari bergegas pergi.
"Kok pergi Ca?"
"Masa iya gue mau ganti disini? Kan gue cuma pake daleman! Gue ga pake celana lagi!"
Ratu hanya bisa terkekeh membiarkan sahabatnya pergi ke toilet.
"Nah! Pake rok gue." Ucap Elsa pada Ratu sembari menyodorkan roknya.
Ratu bergegas memakai rok yang dikasihi oleh Elsa.
"Thanks Ra."
"Nah udah kan? Jangan nangis lagi lo!"
"Iyaiya. Lagian siapa sih yang naro lem di kursi gue?! Jahil banget jadi orang!"
"Gak tau. Kantin yuk Ra?"
"Ayo, tapi? Lo ga malu pake celana olahraga?"
"Udah gapapa elah!"
Elsa menarik tangan Ratu. Bergegas pergi ke kantin.
"Ratu!"
Ratu menoleh panggilan tersebut. Ada seorang pria yang tak pernah liat sebelumnya.
"Ratu ya?" Tanya pria tersebut.
"Ra? Gue duluan aja ya?" Ucap Elsa pada Ratu. Ratu mengangguk dan Elsa pergi.
"Iya gue Ratu? Kenapa?"
"Ini--" pria tersebut memberi sebuah kartu.
"Apa ini?" Tanya Ratu pada pria tersebut.
"Ini undangan Ratu"
"Iya. Undangan dalam acara apa?"
"Ada yang bilang katanya Ratu pinter ngelukis. Ini event lomba lukis. Siapa tau Ratu minat"
Ratu mengangguk.
"Tapi? Kenapa dikasih ke gue?"
"Karena, Ray cuman di kasih tau ke Ratu aja."
Pria ini bernama Ray.
"Oh--. Udah kan? Udah ya gue mau ke kantin?"
"Yaudah" Ray mengangguk.
Ratu bergegas pergi ke kantin. Dalam perjalanan, Ratu masih bertanya-tanya tentang hal yang baru saja terjadi.
"Bersambung."
- ini awalan.