Ini kali kedua aku pergi keluar bersama dengan seorang gadis yang akan menganggap bahwa ini adalah sebuah kegiatan yang dinamakan dengan KENCAN.
Sebenarnya cukup sulit untuk membaca pikiran seorang gadis labil yang emosinya sangat tidak stabil seperti dia ini.
Dia berhenti menyesap segelas ice americano yang baru saja tiba di meja kami.
"Aargghh pahit. Kayak hidup gua." Ia sedang mengeluhkan rasa kopi atau jalan hidupnya? Ya begitulah Lily.
"Mau sepahit apapun kehidupan, kamu tetap harus menjalaninya dengan hati yang lapang dan senyuman yang mengembang." Bicara apa aku ini?Dia kembali menyesap minuman dengan raut wajah yang menunjukkan sebuah penyesalan.
"Kamu nggak tahu kalau Americano itu pahit?" Tanyaku tak tahan melihat ekspresi wajahnya yang lucu."Sama sekali nggak tahu karena nggak pernah ngopi kecuali kopi instan yang ada tulisan susu+gula-nya." Jawabnya sambil memandangi gelas minumannya dengan tatapan tak terjelaskan.
"Terus kenapa pesan menu itu?"
"Karena bingung mau pesan apa, jadi ngikutin lu aja gitu hehehe."
Senyumanku disambut oleh keheningan yang berputar mengelilingi kami
"Kok lu jadi orang kaku banget sih, Yo?" Lily tiba-tiba menyemburkan pertanyaan yang sangat sering ku dengar dari segelintir manusia yang tak ku ingat nama dan wajahnya.
Tapi kali ini mungkin berbeda. Manusia satu ini memang berbeda.
Aku tersenyum sekilas lalu menjawab.
"Saya memang kaku, tapi bukan kaku yang seperti kain kanebo kering.""Hah?" Mulut kecilnya sedikit menganga. Itu terlihat lucu.
"Kanebo kering itu terasa kasar. Sedangkan saya itu orangnya lemah lembut,"
"Selembut kain sutera," tambahku.Sudah ku prediksi.
Tak harus menunggu lama sampai akhirnya ia memukul lenganku.
Agak keras. Tapi aku suka.
Karena dia adalah Lily:)"Apaan sih ngga banget deh ah."
Aku hanya bisa tertawa kecil saat melihat ekspresi kesalnya karena guyonan recehku yang tak begitu berharga.
Lily, pernahkah kamu merindukanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Saya Dyo
Teen FictionTidak semua orang bisa menceritakan keluh kesahnya secara langsung kepada orang lain. Entah itu kepada orang asing, orang terdekat seperti teman, sahabat, ataupun keluarga. Apa deskripsi di atas sudah bisa menggambarkan diriku? Aku tahu itu belum cu...