Prolog

4.1K 209 33
                                    

Arctic Monkey - Arabella

SEOLAH memabukkan, alunan musik dari tape tak lagi terdengar di telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEOLAH memabukkan, alunan musik dari tape tak lagi terdengar di telinganya. Darah gadis itu seakan berhenti mengalir diikuti debaran jantungnya yang menggila saat ia merasakan belaian halus di bibir dan wajahnya.

Dan, dering ponsel yang nyaring memaksa laki-laki itu berhenti melumat bibirnya.

"S—sorry, sorry..." Refleks si laki-laki menjauh, dan mengeluarkan benda pipih itu dari sakunya.

Her 19th day.

"Kok gak diangkat? Cewek lo?"

Dengan senyum, laki-laki berkemeja hitam digulung itu menggeleng pelan. "Nope, cuma agenda kalender,"

Laki-laki itu meletakkan ponselnya ke dashboard, dan kembali melihat paras cantik yang tersorot sinar dari lampu-lampu yang berdiri di luar mobil.

"Ulang tahun?"

Kali ini laki-laki itu mengangguk.

"God, lo ulang tahun?" suara gadis itu lebih keras sejak terakhir ia bicara. Melihat laki-laki itu kembali mengangguk, ia langsung berseru. "Astaga, selamat! Yang ke berapa nih?"

"20," sahut yang laki-laki.

"Eh! Seumuran dong kita! Happy birthday, ya!" Serunya sambil memukuli bahu laki-laki itu, seolah mereka sudah akrab sejak lama.

Tanpa berkata apapun, laki-laki itu menyalakan mesin dan ia menginjak pedal gas, melajukan mobil ke arah keluar parkiran club.

"Jadi, lo mau cari tempat dance lain atau cari tempat yang lebih chill aja nih biar kita bisa ngobrol-ngobrol?"

Perempuan ber-dress putih tanpa lengan itu cukup terkejut setelah mendengar pertanyaan itu diajukan kepadanya. Namun sebisa mungkin, ia menyembunyikan hal tersebut di balik ekspresi wajahnya yang tetap tenang.

"Ah? Kemana ya?" Sahut yang perempuan setelah empat detik.

"Ya, kemana aja sih terserah cuma gue udah gak yakin masih bisa nyetir jauh, udah tipsy juga." Laki-laki itu menggosok pelan tengkuknya dengan senyum tipisnya. "Gue mungkin bakalan nginep di sekitaran sini."

"Well?" Pancing perempuan itu, melupakan fakta bahwa mereka baru berkenalan hari ini.

"Ya, kalo lo mau nemenin gue gak papa, biar gue ada temen rayain ulang tahun. Cuma kalo emang nggak bisa juga it's okay, kok." Suara laki-laki itu terdengar lebih serak. "Walaupun gue masih pengen lanjutin yang tadi."

Bibir perempuan itu membeku. Entah mengapa, nada laki-laki itu seolah enggan terbantahkan, tambah lagi puppy eyes-nya yang membuat siapapun yang melihat pasti enggan menolaknya.

Di tengah keheningan yang cukup lama, perempuan itu hanya menarik napasnya sambil memandangi laki-laki yang sibuk menyetir.

"Would you?" bisik yang perempuan, akhirnya. "Would you prove me that you're not the noob one?"

 "Would you prove me that you're not the noob one?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[BHC #3] Pukul Dua Belas (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang