chapter I

18 3 2
                                    

"gubrak" suara tempat makananku yang terjatuh ke lantai
ketika aku ingin menaruh makananku di kolong meja. aku sempat binggung harus gimana, untungnya, kali itu aku hanya membawa bekel nasi dengan ayam saja. namun tetap saja aku malu.
"suara apa itu?" tanya gurunya dengan semua murid.
semua teman kelasku menatapku dan gurunya pun juga menatapku dengan sinis.
"apaa ya tuh?" jawabku sambil menggaruk kepala
"itu apa itu? kok banyak nasi dibawah" tanya gurunya sambil melihat kolong mejaku yang sudah berantakan dengan nasi
"oh iya, jorok banget si,  siapa si tuh yang jatohin? lu ya?" belaku sambil menunjuk orang lain

"tok tok tok" suara pintu yang terdengar dari luar
"siang bu, maaf saya mengganggu" tiba tiba aja ada murid dari kelas lain datang
"siang, ada apa ya?" jawab gurunya sambil berjalan menuju murid yang tadi
"ini bu, saya disuruh ngebagiin surat edaran" kata murid yang tadi datang
" idih mau aja disuruh suruh kayak babu aja" celetuk anak kelasku dan semua anak murid di kelas hanya bisa tertawa
" ga susah pada ketawa, ga ada yang lucu, siapa tadi yang  ngomong kayak gitu?" gurunya mulai emosi
" siapa tuh? jujur" kata rani yang ingin membela gurunya
"ya udah, makasih ya" ucap terima kasih gurunya
"iya bu, saya permisi dulu ya bu" jawab murid tadi

barisan yang pertama dibagiin lembaran adalah barisan ku
"bagiin kebelakang" ucap gurunya kepada amel
"iya bu" jawab amel

"yu, gimana tuh beresin tuh nasinya" kata rani yang terus ngedumel kepada ku.
" iya nanti juga aku beresin" jawabku dengan muka binggung.
setengah lembaran yang dikasihku tadi aku jadikan sebagai pembungkus nasi yang tadi terjatuh di kolong mejaku.

kesokkan harinya......

"mah berangkat dulu, assalammualaikum" kataku kepada mama yang ingin pamit pergi ke sekolah

kali ini aku tidak terlambat malahan aku datang lebih awal dari biasanya karena aku tau cowo yang aku incar akan datang jam segini.

benar saja ketika aku keluar parkiran motor, aku melihat cowo ganteng yang membawa sepeda motor dengan menggunakan jaket hitam dan juga masker penutup muka yang akan memarkir motornya.

aku sengaja jalan pelan pelan biar aku bisa barengan dengan dia
tapi keselnya, dia lama banget di parkiran
"ish, lama banget si tuh cowo di parkiran, ngapain si tuh di pakiran?" dumelku di hati.
tidak lama setelah aku ngedumel terus tiba tiba saja ada yang memanggil
"eh..eh..eh"katanya
aku binggung karena dia hanya bilang "eh", aku
lanjutkan saja perjalananku.

sesampainya di gerbang dia memegang tanganku
"kamu yang punya kunci ini kan?" ucapnya kepadaku dengan santai
"OGM mimpi apaan gw semalem kok dia bisa megang tangan gw" ucapku dalam hati
"oh iya, kok bisa sama kamu si?" tanyaku kepadanya dengan santai namun jantung ini tetap berdebar kencang seperti abis lari
"itu tadi jatuh di jalan" jawab cowo nya
"makasih banyak ya" ucapku "nama kamu siapa?" lanjutku sambil menyodorkan tangan kepadanya
"eh aku duluan ya" katanya sambil berlari
"ya allah baru aja mau kenalan tapi dia malah lagi buru buru"

sesampainya di kelas aku ditanya sama amel "yu, udah belom makalahnya"
"hah? makalah apaan lagi?"jawabku "makalah sosiologi, sumpah yu ga lucu kalo lu ga bawa. nanti kita di suruh lari keliling lapangan yu" kata rani yang sudah pasrah akan hukuman yang dikasih gurunya
"ya maaf, palingan juga larinya cuma satu putaran lapangan, kalo gitu enaklah kita jadi ga belajar mending abis lari kita ke kantin terus ngegibah" kataku dengan santai
"bener juga katamu, tapi lu yang bilang ya" ucap amel kepadaku
"siap, itu mah gampang" sepeleku

"tok tok tok" suara ketukan pintu
"assalamualaikum, pelajaran ibu kan ya?" kata bu sisi
bu sisi adalah guru sosiologi yang sangat sangat tegas dengan anak muridnya tapi dia juga baik. ia sering dipanggil dengan anak anak "ibu sis"
"iya bu" jawab anak murid "capek ibu dari bawah naik kesini"ucap bu sis "ada pr engga?" lanjut bu sis
semua murid pura pura engga tau soal pr yang dikasih minggu kemaren tapi.......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

diam hingga pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang