Chapter 21 ( It's Mine )

4.7K 328 193
                                    

Chapter ini mengandung adegan kekerasan. Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut, dianjurkan untuk tidak membacanya.

( Recommendation Song ; Sweet but psycho - Ava Max )

*****

Di sudut ruangan yang sempit dan minim cahaya. Seseorang tengah asik di depan monitor komputer, memainkan jari jemarinya di atas tuts-tuts keyboard. Orang itu sesekali menyunggingkan senyum misteriusnya sambil mendengarkan sebuah suara milik seorang wanita dari earphone yang menempel di telinganya.

"Joy, saat pulang nanti, bisa tidak kau belikan aku milktea di cafe yang biasa aku membelinya? Saat ini aku ingin sekali minum milktea."

Sebaris kalimat singkat yang membuat lawan bicaranya menjawab, "Kenapa tidak meminta member lain yang membelikannya? Aku malas" Gerutu Joy.

"Yak! Dasar kau maknae kurang ajar. Member lain pulang malam, hanya kau yang jadwalnya pulang sore."

"Kenapa tidak Irene eonnie saja yang membelinya sendiri? Jangan terus bermalas-malasan."

"Yak siapa yang bermalas-malasan?! kau lupa, apa? kalau Deok Hwa masih melarangku untuk keluar dorm sendiri. Kalau tidak mau belikan, yasudah tidak ap-"

"Baiklah baiklah, pulang nanti akan aku belikan."

"Gomawo, Joy-ah."

Detik berikutnya pembicaraan itu berakhir.

Orang itu menyunggingkan senyum yang sekilas nampak licik di wajahnya. "Ah.. jadi sekarang kau sendirian di dorm, heh?" ucapnya sembari terkekeh, "ini bagus .. bagus sekali ... aku tidak akan menyianyiakan kesempatan ini, hahahaha" lanjutnya, kekehannya berubah menjadi tawa yang menyeramkan dan siapapun yang mendengar akan merinding dibuatnya.

.
.
.

Suho selalu saja merasa takjub setiap kali ia memasuki ruang server itu. Ruangan yang dipenuhi dengan alat-alat elektronik yang canggih dan hampir dari ruangan itu diisi oleh layar komputer yang entah berapa banyaknya. Dan saat ini, yang masih belum bisa dipercayainya adalah bahwa semua ini adalah milik kazehaya.

"Hyung masih saja terkejut, padahal ini sudah ke empat kalinya kau datang" Kazehaya bersuara dengan mata yang masih sibuk menatap layar komputernya.

"Hyung kau terlihat kacau," komentar Kazehaya lagi saat ia mendongak dan menemukan Suho dengan wajah lusuh dan kusutnya yang menyiratkan bahwa pria itu menyimpan banyak masalah di benaknya. "Hyung pasti masih bertengkar dengan Irene noona?" tebaknya kemudian yang sama sekali tak ditanggapi lawan bicaranya.

"Ini sudah dua minggu hyung marah pada Irene noona. Mau sampai kapan hyung marah? Irene noona menunggumu, hyung tahu. Beri dia penjelasan. Ini tidak adil untuknya. Kalau memang sudah tidak cinta lagi, katakan, mungkin saja aku punya kesempatan untuk bisa menggantikan posisi hyung."

"Sudah kubilang itu bukan urusanmu" sahut Suho sakartis.

Kazehaya menghembuskan nafasnya jengkel dengan sikap Suho yang menurutnya menjijikan. Ya... menjijikan melihat Suho dengan egonya. Kalau saja ego itu bisa terlihat, Kazehaya bersedia mengambil palu kemudian menghancurkannya. Jelas bisa dilihatnya, kalau Suho sendiri merasa tersiksa dengan egonya itu. Nyata-nyata tersiksa, tapi masih saja mempertahankan egonya. Seminggu pria itu memang terlihat biasa saja, tapi, minggu kedua tidak bertemu Irene, wajah Suho mulai menunjukkan tanda-tanda hilang kewarasan.

"Kalau ini terus berlanjut selama sebulan, hyung pasti akan gila permanen .." Ejek Kazehaya.

Saat Kazehaya berkata demikian terdengar suara langkah kaki tergesa. Suho dan Kazehaya menoleh dan mendapati Deok Hwa yang berjalan ke arah mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boyfriend Is My Sunbae [ Fanfiction ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang