04. Persistent

461 78 44
                                    

GAME OF CHANCE

GAME OF CHANCE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

McM

.

HAPPY READING

.

.

.

AUTHOR'S POV

.

.

.

"Hentikan Wang Renjun!"

"Aku membutuhkanmu untuk bunuh diri, Lee Minhyung-ssi."

.

Minhyung terpaku di tempatnya kala kalimat keinginan itu diucap Renjun. Bahkan kini pria yang berada di hadapannya itu seolah enggan untuk mengakhiri tatapannnya.

Sesaat Renjun bergerak untuk menarik diri, hembusan napas Minhyung mulai kembali terasa. "Aku bercanda." Yang lebih muda tertawa kecil, menepuk kedua pahanya sebelum beranjak dari tempatnya. "Aku ingin membuat teh. Lee Sajang-nim mau?"

Mata bulat Minhyung mengerjap satu kali ketika mengikuti gerak Renjun. "Ya, tentu."

Renjun berjalan masuk ke dalam rumah, menghentikan langkah di pantry yang berada tepat di samping ruangannya. Tangannya begerak, namun tatapan matanya jelas menyiratkan hal berbeda dari apa yang dilakukannya kali ini.

Renjun berhenti mengaduk isi dari cangkir teh.

"Dia ketakutan. Seharunya dia tak merasakannya. Ini belum waktunya untuk dia merasa takut."

Renjun kembali mengaduknya, empat kali putaran dan berhenti.

"Dia mengetahui apa yang terjadi?"

"Jakka-nim."

Panggilan itu tak membuat Renjun terlonjak kaget. Hanya menolehkan kepala pada Minhyung yang berada di meja kerjanya. "Ada apa?" tanya Renjun memastikan.

"Di mana kau menyimpan belati ketika bermain catur kemarin?" Minhyung tak lancang untuk menyentuh milik Renjun yang terletak di atas meja kerjanya. Hanya melihat.

"Di dalam laci itu." Renjun menunjuk dengan dagunya.

Dengan senyum, permohonan izin Minhyung utarakan. "Boleh aku meminjamnya?"

Game Of ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang