Prolog (Who is He?)

19 1 0
                                    

Enam tahun yang lalu, aku memutuskan untuk mengikuti apa yang menjadi keinginan orang tuaku. Mereka tidak menyetujui hubunganku saat itu, 'yah ketika aku masih SMP. Aku pun tidak keberatan untuk mengikuti apa yang mereka inginkan, karena aku berpikir bahwa masih terlalu muda untuk menentukan pasangan hidup dan lagi bagiku keluarga adalah hal yang terpenting ^v^

Seiring berjalannya waktu, aku menjalani hidup biasa saja tidak ada yang berubah. Sampai akhirnya dia datang dan merubah semua dengan pelan tapi pasti, 'yah siapa dia? Entah, aku pun tidak mengenalnya karena kami tidak pernah bertemu "sama sekali" aku hanya sekedar tau namanya saja. Padahal rumah kami berada di lingkungan dan budaya yang sama, tapi sosoknya pun tak pernah ku lihat.

*
Awal mula aku bertemu dengannya saat organisasi kepemudaan kami sedang latihan untuk persiapan event rutin dan saat itu aku termasuk salah satu team musik. Ternyata dia ada tepat dibelakangku, tapi karena aku tidak tau siapa dia dan asing bagiku jadi ku abaikan saja ( ´ ▽ ' )ノ. Namun yang membuat ku terkejut adalah percakapan salah satu senior ku, dia menyapa sosok laki2 yang duduk di belakang ku dan meminta tolong untuk bantu menuliskan chord lagu yang akan dibawakan. Dan 'yah!! Tanpa ku sadari chord yang dimaksud itu adalah untuk ku, aku pun hanya menoleh sekilas tapi karena rasa penasaran akhirnya aku bertanya ke senior "itu siapa kak?" Mendengar jawaban senior itu aku terkejut dan dalam hati berkata "oh ini orangnya", tapi aku tetap berusaha untuk biasa saja karena memang tidak ada perasaan apapun selain hanya ingin tahu siapa dia.

Tidak lama setelah itu akhirnya dia bergabung di gereja kami dan bisa dibilang intensitas kemungkinan untuk bertemu pun akan sering, dan benar sekali finally aku dan dia duduk berhadapan saat itu sedang ibdah rutin di salah satu rumah teman gereja kami. First Impression yang masih sangat hangat di ingatanku dia terlihat tampan dengan kaos putih polos, celana bahan hitam sambil bermain gitar, dan tingginya sekitar 172cm (wow so perfect bukan? Idaman banget) yah bagiku setidaknya (*^▽^*). Hal inilah yang membuatku larut dalam kekaguman, namun aku hanya bisa meyakinkan diriku bahwa aku sekedar kagum saja terhadapnya karena tidak mungkin dia akan menyukai ku juga. Lihat saja dia sangat cuek dan sepertinya sulit untuk dekat dengan perempuan, ditambah lagi aku sama sekali tidak pernah bertegur sapa dengannya meskipun satu gereja.

Namun siapa sangka Tuhan dan alam berpihak kepadaku, semua berjalan dan mengalir begitu saja bagaikan sebuah mimpi dan khayalan tapi terasa begitu nyata. Pertemuan demi pertemuan yang akhirnya menjadi sebuah perjalanan KITA.

***

*Permulaan yang cukup panjang (^.^) semoga kalian menikmatinya yah...
*Jangan lupa komen dan vote yah masukan dari kalian berharga untuk ku └(^o^)┐
Terima Kasih

K I T A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang