prolog

7 1 0
                                    

"Tuan, tolong pakai sepatumu!" Teriak salah satu pelayan istana sembari berlari. Tubuhnya yang agak sedikit bongkok membuat jalannya terlihat lucu.

"Aku sudah memakai sepatuku, lihat!" Balas gadis bergaun merah. Dia adalah putri dari kerajaan Valestsyha.

Pelayan itu menggelengkan kepalanya. Mata kecil gadis itu menatap tubuh sang pelayan malas.

"Mama yang menyuruhmu?" Gadis bersurai panjang itu berjalan kearah meja riasnya.

Pelayan itu hanya mengangguk. Gadis bergaun merah itu kembali menatap sang pelayan. "Lupakan saja." Ucapnya malas.

Pelayan itu kembali mengangguk. Gadis bersurai hitam legam itu membuka laci meja riasnya, wajahnya mengerut. Pelayan tua tadi menghampirinya, "Butuh bantuan?" Tanya pelayan itu. Gadis dengan mata sipit itu mengangguk. "Tolong carikan ikat rambutku." Lirihnya.

...

Gadis dengan rambut berwarna pink itu terus berjalan menyusuri koridor sekolah. Pakaiannya yang terlalu mencolok membuat mata semua orang tertuju kearahnya.

"Wah siapa dia?"

"Iya.. Ya.. Siapa dia?"

Gadis dengan surai pink-peach nya itu sesekali menoleh kesumber suara yang tengah membisikkan dirinya.

Kakinya terus melangkah hingga ia berhenti di depan ruang yang bertuliskan 'Ruang Konsul Siswa'. Gadis itu menyunggingkan senyumnya, dia sedikit menggumam, "Kejutan apa lagi yang ada dalam ruangan ini?"

...

"Hei Yeji! Mau kemana kamu!" Teriak wanita paruh baya dengan celemek di tubuhnya.

Gadis dengan rambut kuncirnya menoleh lalu tersenyum, "Aku akan pergi sebentar eomma, jangan khawatir!" Teriaknya dari ujung pintu.

Wanita paruh baya itu hanya menggelengkan kepalanya. "Jangan buat kerusuhan dikota!" Teriaknya mengingatkan.

Gadis dengan surai hitam dengan campuran biru itu menoleh sebentar, ia menyambar jaket berwarna kuning tipisnya lalu menunjukkan kata 'OK' pada jari jemarinya.

...

While we're young dumb
Young, young dumb and broke

Suara musik terus berputar, gadis dengan surai coklat terus menggerakkan postur tubuhnya dengan anggun didepan toko kue. Banyak orang mulai berkunjung ke toko itu karna gadis menari tadi.

Young dumb
Young, young dumb and broke

Pengunjung terus berdatangan. Bibir kecil gadis itu mulai menaik. Banyak orang mulai melihatnya. Sambil tersenyum, gadis itu tetap memfokuskan dirinya pada tariannya.

Yadadadadadadada
Yadadadadadadada
Young dumb broke high school kids

Suara sorak dari pengunjung mulai terdengar kala musik mulai berhenti. Gadis itu mulai membungkuk sambil mengucapkan terimakasih berkali kali.

Setelahnya, gadis dengan pakaian sopan itu mulai masuk kedalam toko. Ia menghampiri penjaga toko yang telah mengundangnya untuk meramaikan tokonya.

Pelayan itu menyambut sang gadis dengan ramah. Ia mulai menawarkan segelas jus jeruk kepada gadis itu. Gadis itu mulai membungkuk, menunjukkan kata tidak untuk tawaran minumannya. Sang pelayan hanya tersenyum lalu memberikan uang imbalan untuk gadis tersebut.

"Oh, tidak, terimakasih." Ucapnya

Sang pelayan kembali tersenyum. Gadis itu lalu menyambar tasnya dan mengambil air mineral yang ada ditasnya, ia meneguknya dengan rakus.

Gadis itu kemudian tersenyum kepada sang pelayan, lalu berjalan pergi membawa tasnya keluar toko.

...

'KRIIING!

Suara alarm berbunyi di sebuah kamar apartemen. Sudah lima kali alarm itu berbunyi, namun sang empunya tak kunjung bangun.

Tangan kurus berisi seorang gadis mulai mengetuk pelan jam yang ada di meja brankasnya. Perlahan, alarm dari jam itu berhenti.

Tangannya kembali melemas, rambut kuning cerahnya terlihat sangat terang ketika mengenai matahari. Gadis tersebut mengucek matanya, ia membuka matanya, mendapati langit langit apartemennya yang berwarna oranye gelap.

"Uh.. Jam berapa sekarang?" Gumamnya. Tubuhnya masih setia dengan kasur yang ia tiduri, seakan benda yang satu ini tidak rela empunya pergi. Ia melihat jam yang tadi berdering, jam menunjukkan pukul 05:30 pagi, orang orang biasanya sudah ada di kantor atau sekolah sekarang.

Gadis itu meraih handphone nya yang penuh dengan pesan dari Line. Banyak yang memberinya pesan bahwa hari ini sekolah diliburkan. Dengan mata berbinar binar, gadis itu berteriak "I AM FEEL GOOD!"

Seketika suara musik terdengar dari telepon pintar gadis tersebut. Gadis bersurai kuning cerah itu melompat lompat dikasurnya, membiarkan busa kapuk bertebaran diruangannya.

Gadis itu berhenti, ia meraih handphone nya, menyambungkannya dengan sound speaker bluetooth, dan mengeraskan suaranya. Gadis dengan piyama mahalnya itu kembali meletakkan handphone nya, tak lupa ia mengambil sisir sebagai microphonenya.

Gadis itu terus melompat lompat dikasurnya, hingga suara gedoran pintu menghentikannya.

'BRAK! BRAK! BRAK!

"Siapa?" Ucapnya sambil menoleh kearah pintu.

"Tolong pelankan suara lagumu! Kami sedang siap siap sekolah! Memangnya kamu tidak sekolah, huh?!" Teriak salah satu tetangganya dari balik pintu bercat putih.

"NOPE!" Teriak gadis bersurai kuning cerah itu tak kalah keras.

"Kalau begitu jangan BERISIK!" Balas tetangganya itu. Terdengar suara tendangan yang cukup keras dari luar.

Gadis yang masih memakai baju piyama itu menjulurkan lidahnya meledek.

-to be continued-

Voment diperlukan😄

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang