Tiba di tengah doa malam,
"LANTAS UNTUK APA AKU BERDOA?
BILA KAU TAHU SEMUA INGINKU?."
Seru lantang yang nyaris tak terdengar oleh lubuk hati sanubarinya. Dibelai gelegar halilintar sang malam, ia memejamkan mata, melarutkan semua rasa jiwa, yang pergulatan dahsyatnya tak kunjung usai"Bolehkah aku menikmati ini? rasa perih yang begitu dahsyat pilunya"
"Sungguh lelah, begitu lelah... aku menghadapi cobak-cabiknya."
Syair air mata yang ia persembahkan untuk sang hujan yang t'lah ia dambakan untuk hadir memeluk hatinyaBagaikan bayi menangis pulas nan rindu akan belaian kasih sang ibu
Iya menyandarkan diri kepada haribaan sang hujan, meratapi langit yang masih berlanjut suara kencang peritrnya, ia bersyahdu
"Wahai hujan, mengapa kau diam saja?"
"Kasihanilah aku,
"Sang pembaca yang bahkan tak tahu apa yang dibacanya"
"Sang pendengar yang bahkan tak tahu apa yang didengarnya"
Syair Rindu yang ia persembahkan untuk sang hujanTak kuasa menghadapinya, tak sengaja Arjuna pun terlelap ke alam mimpinya
Lalu dengan penuh harapan, senyuman sang hujan yang tak diketahui Arjuna pun turun dengan penuh kasih sayang, memeluk Arjuna dari pangkuannya, mengantar jiwanya yang tertidur menuju alam mimpinya. Sehingga
HANYA DENGAN SEKEJAP CINTA, SAMBARAN PETIR SANG GELEGAR HALILINTAR MALAMPUN MEMGUBAH DIRINYA MENJADI GEMERLAP BINTANG CERAH MALAM YANG BEGITU CEMERLANG.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA
PoetryPergulatan batiniyah Arjuna saat sedang bermunajat kepada Kekasih di ujung pintu malam. Sehingga Arjuna tak mampu menguasainya dan itu membuat Arjuna terlelap sehingga ia tak mengetahui bahwa yang sedang dialaminya adalah rencana Sang Kekasih.