Prolog

49 5 4
                                    

"Kringgggg"

Terdengar dering suara yang cukup mengagetkan dari smartphone ku. Aku yang sedang mengerjakan laporan dokumen perusahaan langsung bangkit dari bangku komputerku dan bergegas mengambil smartphone ku, ternyata itu adalah panggilan video yang masuk dari dia. Seorang wanita yang sangat berarti  dalam hidupku.

"Hallo dit.. Apa kabar nih? Udah lama ngilang gak ada kabar, kemana aja kamu?" ucapnya sambil tertawa
"Hai, kabarku disini baik. Kamu disana gimana? Aku ada kok" jawabku
"Aku disini lagi kurang baik nih" ucapnya sambil memasang raut wajah murung
"Eh kenapa? Kamu sakit?"
"Enggak sakit sih, Cuma..."
"Cuma apa?" tanyaku penasaran
"Cuma.. lagi gak baik karena gak ada kamu disini, hehe" jawabnya sambil tersenyum tipis
"Yeeee, kirain kenapa, nyesel aku udah penasaran" jawabku
"Jangan marah dong hehe, aku kan udah lama gak becandain kamu"
Aku pun terdiam
"Kapan kamu pulang ke Indonesia? Aku kangen nih" ucapnya
"Hmmm kapan ya? Paling minggu depan" jawabku
"Yah masih lama dong, aku gak sabar ingin ketemu kamu. Nanti kalau kamu pulang, kabarin aku ya. Biar nanti aku jemput kamu di Bandara" pintanya
"Hmmm, ya deh. Nanti aku kabarin. Ehh udah dulu ya videocall nya, aku mau lanjut beresin dulu laporan, biar bisa cepet pulang ke Indonesia. Dahhhh" pintaku sambil melambaikan tangan seraya mematikan panggilan itu.

Pradit Mahesa. Itulah nama pemberian dari orang tua ku, katanya sih menurut mereka aku diberi nama seperti itu agar bisa mempunyai prinsip dan memegang aturan yang kuat serta bisa memancarkan kebaikan pada orang lain. Padahal, aku sendiri tidak tahu arti sebenarnya dan hanya mengetahui arti dari nama itu sewaktu kecil itupun jawaban asal dari ayah karena aku terlalu sering bertanya perihal arti namaku.

Sekarang aku bekerja di salah satu perusahaan Jepang dan sudah lama aku tinggal di Jepang, jauh dari keluargaku. Di usia yang terbilang muda ini aku bersyukur sudah bisa mewujudukan mimpiku menjadi salah satu pegawai di perusahaan itu. Pergi ke Jepang memang menjadi mimipiku sedari kecil dan aku selalu berusha untuk mewujudkannya hingga pada akhirnya saat ini aku  sudah ada dalam mimpiku. Belajar, terus berusaha, berdo'a dan meminta restu juga do'a dari orang tua adalah kunci dari keberhasilanku untuk mewujudkan mimpiku.

Tapi ada satu alasan lagi mengapa aku bisa menjadi seperti ini. Ya, itu karena seseorang, seseorang yang berhasil mengubah hidupku secara perlahan-lahan serta membuat hidupku lebih berwarna.

Dia. Seseorang yang paling menyebalkan, paling sering membuat amarahku bergejolak, tapi dia bisa dengan mudahnya menjadi sesuatu yang paling sering aku rindukan.

Dia. Seseorang yang paling keras kepala yang pernah ada dan yang pernah aku kenal. Tapi, dia juga dengan mahirnya bisa membuat aku tak bisa lepas darinya.

Dia. Kekacauan yang paling menggembirakan, tapi ia pandai membuatku jatuh cinta hinga berulang-ulang.

Dia. Makhluk yang paling mengganggu, tapi ia telah menjadi salah satu bagian dari mimpi-mimpiku.

Dia. Memang mungkin bukan wanita yang pertama kali aku kenal, tetapi dia adalah wanita pertama yang bisa menerobos pintu hati.

Dia memang bukan wanita yang pertama kali aku kenal, tetapi dia adalah wanita yang pertama kali membuat hari-hariku terasa berwarna.

Dia adalah wanita yang pertama kali membuat diriku tidak keberatan untuk memulai segala sesuatunya sejak awal. Dan dia adalah wanita pertama yang benar-benar membuatku bisa mencintai diriku seutuhnya.

Tetralogi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang