SA 31

1.3K 44 0
                                    

"Seharusnya waktu itu aku cukup mengagumimu saja, tanpa meletakkan perasaan apa-apa"


~~~

Happy Reading 🐞

"Lo udah selesai main nya ? Padahal gue baru aja mau main bareng" ucap Danish yang kemudian duduk di sebelahku.

"Iya gue kesel. Bola nya gak mau masuk ring. Jadi gue berhenti main deh" ucap ku sambil menyibakkan rambutku.

"Ohh" Danish hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil membentuk mulut berbentuk huruf 'o'

"Oh ya, kalian udah kenalan belum ?" Tanya ku pada kedua pria yang duduk di masing masing sisiku.

"Kak Malvin ini Danish temen sekelas aku. Danish ini kak Malvin, orang yang aku temui waktu jalan santai dulu" ucap ku yang saling mengenali mereka.

Mereka pun bersalaman dengan senyum tipis di masing-masing bibir mereka.

***

"Jadi hati lo gimana, Lis ? Lo aneh deh, lo gak mau kalau kak Radikha sampai tau perasaan lo, tapi lo malah sering banget buat sw (story WhatsApp) tentang ciri-ciri kak Radikha !?" Ucap Zahra.

"Em em, gak ciri ciri doang. Kadang huruf awal nama kak Radikha, sifat dia dan...banyak lagi deh" tambah Tari.

"Gue tersudutkan" ucap ku yang menatap lurus ke depan.

"Iiihh bukan maksud kita mau nyuduti lo. Tapi gini, harapan lo kan gak mau kalau kak Radikha sampe tau kalau lo suka sama dia kan ?" Tanya Zahra. Aku mengangguk kecil menjawab pertanyaannya.

"Tapi kalau dia tiba-tiba berubah sikap karena dia peka gimana ?" Tanya Zahra.

"Titik akhir gue suka sama dia" ucap ku enteng.

"Semudah itu ?" Tanya Veve.

"Semoga" ucapku yang kini menelungkupkan kepala ku. Ah sungguh, bel pulang seakan berjalan lebih lama hari ini.

Aku menyetel sebuah lagu di handphone ku, menghubungkan nya dengan earphone yang kemudian ku selipkan di telingaku. Baru beberapa saat aku ingin terlelap, tiba-tiba saja earphone ku di lepaskan oleh seseorang.

"Bagi" ucap nya yang langsung menyelipkan sebelah earphone yang baru saja ia rampas dari telingaku.

Aku memicingkan mataku ke arah nya, tindakan mengesalkan yang selalu ia lakukan kepadaku. Ngeselin.

"Kebiasaan ngambil barang orang" omelku yang kemudian kembali menelungkup kan kepalaku.

"Ululu, Lisa marah ?" Tanya nya.

Aku menggelengkan kepalaku tanpa mengubah posisi kepalaku.
"Danish nyebelin, pacaran sama Zahra aja sana"

"Apa lo lihat-lihat" ucap Zahra dengan nada tinggi. Mungkin sesaat setelah aku mengucapkan kata-kata ku tadi, Danish langsung menoleh kearah Zahra hhhh.

"Amit amit deh, Lis. Mending sama lo" ucap nya sedikit berbisik padaku.

Aku mendongakkan kepalaku, menatap nya secara sinis.
"Tonjok mau ?" Tanyaku sambil menampilkan tanganku yang sudah terkepal.

Ia menampilkan telapak tangannya dan mengayunkan nya ke kiri dan kanan, di tambah lagi dengan ekspresi muka cengir kuda. Ewh

"Udah ah sana. Gue capek mau tidur" ucapku yang memposisikan wajahku membelakanginya.

"Setahu gue yang namanya Lisa itu gak pernah bisa tidur di sekolah meskipun sengantuk apapun dia" ucap Danish mengintrogasi.

"Tau darimana lo ?" Tanya ku.

Senior Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang