CHAPTER 05

115 10 0
                                    

.
.
.
.
Hujan deras mengguyur kota tokyo pagi, membuat siapa saja enggan melakukan aktivitas di luar rumah dengan cuaca yang dingin seperti sekarang termasuk seorang gadis cantik yang duduk di sebuah kursi dipinggir jendela sambil memandang tetesan air yang jatuh ke bumi, sesekali dia meminum teh hangat yang berada di tangannya.

Drrt drrt drrt...

Suara handphone membuat sakura menghentikan pandangannya pada jendela, dia beranjak dari tempat duduknya untuk melihat siapa yang menelpon dirinya di pagi hari ini, di raihnya handphone itu dari atas meja dan dia melihat ino la yang menelpon dirinya lalu dia menggeser tombol hijau ke atas dan menjawab panggilan dari sahabatnya

"Halo pig"

"Sakura apa soreh ini kau ada acara?"

"Hmm sepertinya tidak ada"

"Bagus sekali, kebetulan soreh ini aku ingin pergi ke suatu tempat, aku ingin kau yang ikut denganku, dan tidak ada penolakan " Sakura memutar bola matanya bosan mendengar ocehan sahabatnya di seberang sana, dia tidak habis pikir kenapa dirinya mempunyai sahabat yang sangat cerewet seperti ino

"baiklah pig, soreh ini kau jemput saja aku ke apartemen"

"Oke sayang, soreh ini aku ke apartementmu"

Tuutt...

Sambungan telepon sudah berakhir

BRUUKK

Sakura menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur.

"Haaaa memangnya dia ingin mengajakku ke mana sih?"
.
.
.
.
.
.
.

Tok tok tok

"Masuk"

"Uciha sama"ucap laki-laki yang memakai masker sambil memberikan sebuah map kepada atasannya "ini adalah surat kerja sama antara uciha corp dan akasuna corp, mereka sudah menandatangani kontrak kerjasama kita untuk proyek di hokaido"

"Hn" sasuke membaca surat perjanjian itu dengan teliti matanya fokus dengan kalimat yang tertera pada surat yang sedang dia bacah.

"baiklah, kau boleh keluar kakhasi"

"Baik uciha sama"

Setelah kepergian kakhasi dari ruangan itu, sasuke lalu berdiri dan berjalan kearah jendela kaca besar yang memperlihatkan suasana kota tokyo yang sedang diguyur hujan deras, mata hitamnya memandang kosong kedepan entah apa yang sedang dia pikirkan.
.
.
.
.
" okaa-san"

"Eemm, ada apa gaara-kun "

"Apa yang sedang kaa-san lakukan di sini ?"

"Kaa-san hanya duduk di sini"

Gaara menarik kursi yang berada di samping ibunya " aku tau kaa-san sedang merindukan dia"

Karura tidak menjawab omongan putranya, dia hanya diam sambil melihat hujan yang hampir reda, lama tidak ada obrolan antara ibu dan anak, semenjak hilangnya putri bungsu keluarga ini membuat senyum dan keceriaan nyonya akasuna juga ikut menghilang.

"Kaa-san" gaara menggenggam tangan ibunya dengan lembut " aku sudah menemukannya"

Karura langsung menatap wajah putranya dengan cepat.
"Gaara-kun apakah itu benar, kau tidak sedang berbohongkan ?"

"Aku baru bertemu dengan dia kemarin kaa-san, dia ada di tokyo, maaf kaa-san aku tidak bisa membawanya langsung ke rumah, karena dia sama sekali tidak mengingatku, aku tidak ingin membuatnya terkejut, setidaknya kita harus mendekatinya perlahan" gaara memang terkejut saat dia bertemu dengan sakura saat mereka tidak sengaja tertabrak, dan kebetulan sekali gadis itu sahabat dekat naruto jadi dia bisa milihat sakura dengan jelas, dari rambut  merah mudah, mata emerald yang indah dan tanda bela ketupat yang ada di keningnya, ya sakura memiliki tanda yang ada di keningnya, walaupun tanda itu ada di tengah-tengah keningnya tetapi tidak menghilangkan pesonanya, dengan adanya tanda itu dia terlihat sangat cantik, jadi gaara tidak akan melupakan wajah itu walaupun sudah lama tidak pernah bertemu.

"Bagaimana keadaannya sekarang gaara-kun"

Sebelum karura bertanya kembali akasuna Rasa selaku kepala keluarga sudah bertanya lebih lanjut, dia tidak sengaja mendengar pembicaraan antara anak dan istrinya, dia sangat terkejut saat mendengar gaara sudah menemukan sakura, jadi dia langsung menanyakan keadaan putrinya.

"Keadaannya baik tou-san, dia sekarang kuliah di konoha university jurusan kedokteran" gaara menjelaskan keadaan adik bungsunya saat ini, dan dia juga tau dimna sakura kuliah dan tinggal bahkan tempat kerjanya melalui orang suruhannya.

"Syukurlah dia baik-baik saja, dia tumbuh tanpa kasih sayang orang tua dan keluarga,   a-aku tidak bisa membayangkan b-bagaimana putriku menjalani hidupnya selama ini anata" karura memikirkan kehidupan putrinya selama ini pasti sangat susah tanpa adanya orang tua dan keluarga, dia menangis sambil memeluk suaminya saat membayangkan hal itu.

"Kita akan segera membawanya pulang"

"Hn dia akan pulang karura" ucap rasa sambil membalas pelukan istrinya, jujur dia sangat merindukan putri kecilnya.
.
.
.
.
.
.

Ting tong ting tong ting tong

terlihat seorang gadis cantik memencet bel pintu apartemen itu dengan tidak sabaran sesekali dia mengumpat karena sedari tadi dia berdiri di depan pintu apartemen itu tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa pemilik apartemen itu akan membukakan pintunya.

"Jidaaat buka pintunya atau pintu apartementmu aku dobrak" gadis ini sudah terlihat sangat kesal karena dia sudah sangat lama berdiri di depan pintu apartemen milik sakura tetapi gadis itu seakan-akan tidak peduli dengan tamu yang suda berdiri lama di depan pintunya sambil mengeluarkan sumpah serapahnya untuk pemilik apartemen ini

"Jidaaaat aku tidak main-main cepat buka    pin " ucapannya terhenti saat seseorang memanggilnya dari belakang.

"Pig" dia melihat gadis di depan pintu apartemennya "apa yang kau lakukan di depan pintu apartemenku "

"Haaa sakura kau dari mana saja ?, aku sudah lama berdiri di sini seperti orang bodoh, dan kau ternyata tidak ada di dalam apartemen"

Sakura memutar bola matanya bosan " aku dari supermarket pig, ada sesuatu yang kubeli , dan kenapa kau tidak menelfonku terlebih dahulu siih " sambil memandang ino dengan sebelah alisnya terangkat ke atas.

Sambil menepuk keningnya "ooh ya tuhan kenapa aku bodoh sekali siiih aarrg" ino berucap sambil menepuk keningnya karena dia merasa bodoh dan lupa menelpon sahabatnya terlebih dahulu sebelum kemari

"Huuu baru sadar kalau kau itu memang bodoh, sana minggir " Sakura hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah sahabatnya yang satu ini, lalu dia berdiri di depan pintu apartemen dan membukakan pintunya.

"Ayo masuk pig" ino pun akhirnya masuk dan menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur milik sakura, dia merasa kakinya sangat pegal akibat terlalu lama berdiri.

"Hey jidat, cepat sana ganti pakaianmu, kau harus ikut denganku sebentar lagi"

"Memang kau ingin membawaku kemana pig ?"

"Hmm ra-ha-sia. Pokoknya kau ikut saja jangan banyak tanya"

"Dasar ino babii, haaa baiklah terserah kau saja lah"
Akhirnya sakura menyerah menghadapi sahabatnya yang satu ini, dan dia berjalan menuju lemari pakaian guna mengganti bajunya...



Tbc...

See you next time 😘

Maaf ya uploadnya terlalu lama, harap maklum banyak pekerjaan jadi ngak bisa fokus sama ceritanya, aku harap kalian senang membacanya 😁






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SA-KU-RATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang