"Can sudah siap? Aku akan menjemputmu 15 menit lagi, aku berangkat dari rumah" .
*Klik*
Seorang pria tampan baru saja menghubungi pria imutnya yang baru saja menyelesaikan kelasnya.
Pria tampan itu bernama Tin medhtanan. Anak bungsu dari 2 bersaudara. Tin memiliki kakak laki laki dari beda ibu yang sampai saat ini menjaga dan membesarkannya dengan kasih sayang. Ibu kandung tin sendiri adalah seorang wanita karir yang masih sangat muda, kira kira jika beriringan bersama tin maka orang orang akan berfikir mereka adalah kakak perempuan dan adik nya.
Bertahun tahun silam nyonya medhtanan mengalami kecelakan yang menyebabkannya koma selama 1 tahun dan di vonis tidak akan bangun kembali. Keluarga utama medhtanan ketika itu memaksa tuan medhtanan untuk mencari pengganti istri tercintanya yang tidak akan mungkin bertahan hidup jika bukan karena alat alat bantu di tubuhnya.
Lama berkutat dengan paksaan itu akhirnya tuan medhtanan yang memiliki fisik sempurna untuk ukuran pria seusianya menyetujui menikah kembali dengan syarat dia akan mencari sendiri wanita itu dan keluarga besarnya tidak di ijinkan untuk ikut campur. Kepala keluarga konglongmerat itu tidak ingin kesempatan ini dimanfaatkan oleh keluarganya sebagai jalan untuk memenuhi kepentingan pribadi mereka. Dan tidak lama tin lahir dari wanita pilihan tuan medhtanan, secara ajaib nyonya medhtanan terbangun dari komanya. Dengan keadaan keluarga medhtanan yang suka cita itu ibu kandung tin merasa tidak lagi perlu berada dikeluarga itu dan meminta cerai kepada tuan medhtanan ketika tin berusia 1 tahun.
~~~~~~~~~~~~
"Hi, baby..., bagaimana tadi kuliah nya?".
"Tin.........., aku kesal!!. Tadi aku terus menerus diteror oleh dosen itu. Namanya bu pearl ......, uhh....dia terus menerus mananyaiku!!. Memangnya dia kira aku pintar?!. Uh......kesal! kesal! Kesal! Lalu kau tau apa?!. Tega teganya tadi Ae ......bla bla bla..... ".
Tin menghampiri pujaan hatinya yang cerewet itu hendak mengajaknya makan bersama dan mengantarnya pulang.
Seperti biasa!. Can yang saat ini masih belum menjadi kekasih tin selalu mengeluh dan bercerita panjang lebar kesehariannya dengan polos. Kadang tin merasa curiga melihat kecepatan can berbicara, jangan jangan dia robot yang salah program.
Bagaimana tidak?! Can bisa berbicara untuk mengeluh panjang lebar dalam satu kali tarikan napas!.
"Hmmmm, mungkin dosen itu melihat bakat di dalam dirimu can. Dia hanya ingin mengukur kemanpuanmu".
"Ai tin.......!!! Sejak kapan aku punya bakat berbahasa inggris?!. Kau mengejekku ya?!".
"Pft......, well, who knows?".
"Huh? Who apa??. Kau berkata apa?. Ow kau mengejek ku ya??!!, kau jahat sekali!".
"Hahahaha.........".
Can semakin kesal dan mulai ngambek karena respon tin yang bukannya menghiburnya malah mengejek nya.
Can memanyunkan bibir bawahnya dan menggembungkan pipinya persis ikan buntal.
Well siapa yang tidak gemas melihat tingkah pria imut itu?. Meskipun mereka bukan anak remaja lagi tapi untuk ukuran anak kuliahan tentunya pria pria seusia can tidak mungkin bertingkah semenggemaskan itu. Tingkah can begitu natural sehingga orang orang sekitarnya tidak pernah berfikir bahwa itu semua hanya akting atau dibuat buat.
Didalam mobil, tin sesekali melirik ke arah can yang masih marah dan tidak mau bicara. Pipi gembul can kini mulai berubah merah merona karena menahan kesal nya pada tin.
"Hmm.... , maaf maaf..., aku salah. Maaf kan aku cantaloupe. Jangan marah lagi na??".
Tin menarik tangan kanan can yang awalnya dilipat di depan dadanya. Tin mencium jemari can sembari mengemudi dan kemudian menempatkan telapak tangan can di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tin's Personal Gigolo ( END )
Fanfiction"Aku tidak lebih baik dari nya. Aku rasa aku tidak pantas untuk marah atau balas dendam. Yah, mungkin memang ini sudah yang terbaik".