Friend ?

775 112 15
                                    

T R A P P E D

"Haha, kau lihat kau waktu kecil terlihat sangat bodoh."

"Bantet! Kau juga, lihat pipi mu tetap saja seperti mochi haha!"

"Kim Taehyung bodoh!"

"Park Jimin bantet!"

Dua namja itu saling menatap tajam, dan tidak lama kemudian langsung tertawa.

Mereka duduk saling berangkulan, sambil melihat album foto masa kecil mereka.

"Di foto ini kau terlihat sangat manis, saat kita bermain tentang pernikahan."

Taehyung menunjuk ke arah dua bocah yang sedang tersenyum, sambil bocah yang satunya sedang menentang 4 tangkai mawar.

"Siapa dia??"

Taehyung mengernyit bingung, saat Jimin menunjuk ke arah seorang bocah yang berada jauh diantara mereka. Sambil mata bulatnya menatap penuh kebencian kearah mereka, ah lebih tepatnya kepada Taehyung.

"Ah, bukan kah dia teman masa kecil kita?"

Jimin dan Taehyung menengadah ke atas, dan mencoba untuk mengingat siapa bocah yang ada di foto bersama mereka.

Flashback

"Jiminie? Ini untuk mu.."

Seorang bocah bermata bulat memberikan sebuah kalung kepada Jimin.

"Terima-kasih Kookie!"

Jimin mengambil kalung itu, dan menatapnya dengan mata berbinar senang.

"Uhm, Jiminie?"

Bocah bermata bulat itu tergugu, dan menatap Jimin dengan penuh harap.

"Kookie juga mau jadi pengantin Jiminie!"

Baru saja Jimin ingin mengangguk, tapi bocah berkulit tan datang menghampiri.

"Jiminie, ayo. Tae udah bawa bunga nih."

Tae, bocah berkulit tan itu menarik tangan Jimin. Dan menatap bocah bermata bulat itu tajam.

"Kookie mau main sama Jiminie ya?" Tae bertanya sambil menaik-turunkan alisnya.

Kookie mengangguk.

"Tae mau main sama Jiminie dulu, Kookie main sama Jiminie besok saja ya?"

Kookie, bocah bermata bulat itu menggeleng.

"Kookie mau pergi sama Appa keluar negeri hari ini."

Kookie menunduk sedih.

"Kookie pergi saja ya, nanti kalau Kookie kembali? Jiminie bakan main terus sama Kookie." Ucap Tae.

"Benarkah?" Kookie menatap penuh binar.

"Tentu, tapi Kookie harus bisa merebut Jiminie dari Tae nee?"

Tae tersenyum licik, dan menaruh dagunya dipundak mungil Jimin.

"Baiklah, tapi janji ya?"

Kookie mengulurkan kedua jari kelingkingnya dari kanan dan kiri, dan langsung disambut oleh Jimin dan Tae.

"Suatu hari nanti, Kookie akan ambil Jiminie dari Tae. Dan kalau Kookie bisa ambil Jiminie dari Kookie? Jiminie harus jadi pengantin Kookie! Janji?"

"Janji!" Ucap Tae dan Jimin bersamaan.

Flashback end.

"Kookie? Ah aku sudah lama tidak bertemu dengannya."

Jimin menggumam, tapi tetap saja masih bisa di dengar oleh Taehyung.

"Jimin, bagaimana kalau kita pergi ke taman?"

Taehyung menarik tangan Jimin ke arah mobilnya, tanpa mendengar jawaban dari si mungil.

Mobil itu berjalan dengan santai di iringi lagu romantis, yang membuat kesan syahdu diantara Jimin dan Taehyung.

"Kita sampai."

Taehyung membuka pintu Jimin, dan menggandeng tangannya mesra.

"Kau duduk disini, aku kesana dulu."

Jimin mengangguk, dan Taehyung langsung pergi.

Meninggalkan Jimin sendirian di kursi taman itu, karena merasa jenuh. Jimin pun langsung berdiri sambil berjalan mengitari taman yang dipenuhi bunga itu.

Tapi karena asyik berjalan dan mengagumi pemandangan ditaman itu, ia tak melihat ada lubang kecil di depannya.

"Ahh!"

Jimin hampir saja terjatuh, matanya reflek menutup. Tapi ia merasa seperti ada yang menahan pinggangnya.

Perlahan namun pasti, Jimin berusaha membuka matanya perlahan.

Degg!

Jantung jimin berdetak tak karuan, saat matanya bersitatap dengan mata bulat yang menatap lurus ke arahnya.

Ia bergetar, apalagi tatapan mata bulat itu seperti memancarkan kerinduan dan juga luapan cinta yang sangat besar.

"Ah, maaf."

Jimin merasa pipinya seperti terbakar, saat menyadari posisi mereka yang terlihat sangat intim.

"Ah, lain kali hati-hati." Ucap namja tampan bermata bulat itu dengan senyum manis.

Seperti terpaksa, namja itu melepas rangkulannya ditubuh si mungil dengan tidak rela.

"Iya, terima-kasih sudah menolongku." Jimin tersenyum malu.

Suasana menjadi canggung, tapi itu tidak lama setelah Taehyung datang dan langsung merangkul pinggang Jimin mesra.

Yang membuat namja tampan bermata bulat itu, menatap tak suka.

"Jimin? Untung kau ada disini. Aku mencarimu dari tadi."

Jimin menatap Taehyung dengan perasaan bersalah.

"Maafkan aku, aku hanya pergi sebentar. Dan tadi aku hampir saja jatuh." Ucap Jimin jujur.

"Ah benarkah, apa kau terluka?"

Taehyung panik dan menatap Jimin dari atas ke bawah dengan panik.

"Aku tidak apa-apa, untung tadi ada seseorang yang menyelamatkanku." Ucap Jimin.

"Siapa?"

"Dia." Jimin menunjuk ke arah seorang namja tampan bermata bulat dihadapan mereka.

Taehyung mengulurkan tangannya, dan tersenyum.

"Terima-kasih sudah menyelamatkan hidupku." Ucapnya.

"Ah, hidupmu?" Namja bermata bulat itu bingung.

"Jiminku, dia adalah hidupku. Kalau dia terluka sedikit saja, mungkin aku akan sangat tidak bisa memaafkan diriku sendiri."

Taehyung berucap, sambil menatap Jimin penuh cinta.

"Tentu saja, lagi pula aku juga baru datang dari Rusia ke kesini." Ucap namja bermata bulat itu dengan senyum kecil, sambil menatap Jimin.

"Oh benarkah? Ada urusan apa kau jauh-jauh ke Korea? Ada pekerjaan atau menemui seseorang??" Ucap Taehyung penasaran.

"Keduanya, lebih tepatnya.. aku ingin mengambil kembali hak ku." Namja bermata bulat itu tersenyum misterius, dan menatap Jimin dengan penuh arti.

__Tobe Continue__

Noteboard : Saya kembali dengan akun baru, setelah akun lama kena report ama homophobic. Follow lagi buat followers lama, jangan lupa tinggalkan votment karena readers yang baik adalah readers yang menghargai authornya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

T R A P P E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang