"Yeay! Liburan!" seru Embun dengan penuh semangat, mengabaikan pengunjung lain yang menaruh atensi ketika mendengar suara cempreng miliknya.
Orang tuanya hanya geleng kepala melihat tingkah lakunya yang masih seperti anak kecil, padahal sudah berusia kepala dua.
Keluarganya sedari dahulu jarang melakukan liburan mengunjungi tempat wisata, bisa dihitung jari malah. Makanya ia sangat antusias dan merasa bahagia dapat menikmati secara langsung keindahan panorama Indonesia.Sekarang mereka berada di pantai Sari Ringgung, salah satu destinasi yang menjadi kebanggaan kabupaten Pesawaran, Lampung. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam dari rumah. Pantai yang mereka pilih sebagai destinasi liburan ini memiliki keunikan, yaitu adanya pasir timbul di tengah laut. Embun sendiri belum melihat secara langsung dan ia tidak sabar untuk membuktikannya. Apalagi jika ia lihat potret yang diunggah via instagram oleh pengunjung lain, membuatnya ingin lekas pergi saat itu juga.
Sebenarnya banyak sekali pantai yang indah di kota kelahirannya itu, membuatnya dan Banyu bingung memilih. Dari sekian pantai yang ada di Lampung, Embun dan Banyu hanya pernah mengunjungi dua pantai, itu saja karena ikut kegiatan yang diadakan sekolah. Keadaan keluarganya tidak memungkinkan untuknya menuntut pelesiran kepada orang tuanya. Berbeda dengan sekarang, mereka mampu untuk mengunjungi wisata di mana pun, bahkan keliling Indonesia. Semua itu tidak ada gunanya jika waktu untuk melakukannya tidak ada akibat dari sibuknya mereka dengan dunia kerja. Apalagi, Embun yang menetap di Jakarta tuntutan dari pekerjaan begitu juga dengan Banyu yang tidak menetap di satu tempat. Membuat mereka jarang berinteraksi secara langsung.
Sejauh yang dilihatnya pengunjung ramai mengingat masih suasana liburan. Ada juga pedagang yang menjajakan berbagai pernak pernik, makanan dan minuman.
Gazebo berjejer rapi membentuk barisan sepanjang garis pantai, tetapi tidak terlalu dekat dengan bibir pantai. Beberapa pohon nyiur tumbuh menaungi gazebo agar pengunjung tidak terpapar sinar sang surya secara langsung.
Persiapan keluarga Wibisono cukup matang, walau ini termasuk liburan yang mendadak. Baru kemarin Embun mengutarakan keinginannya untuk berlibur bersama yang langsung disetujui oleh orang tuanya, mumpung ia belum kembali bercumbu dengan segala pekerjaan di Jakarta. Bahkan, Banyu yang baru datang tidak memiliki kesempatan untuk beristirahat lebih dari sehari.
"Ma, lihat sini," ujar Embun kepada Mamanya yang sedang menata ikan bakar, lalap, tempe goreng, nasi, dan tidak lupa sambal terasi untuk dijadikan santapan siang.
Embun tersenyum melihat hasil potret yang ia bidik. Di sana Mamanya tampak cantik, walau kulitnya mengerut di beberapa titik.
"Ih, Mama belum siap." Mamanya protes ketika Embun tiba-tiba memotret dirinya yang berada dalam mode tidak siap itu. Bisa dibayangkan bagaimana mimik wajahnya yang tidak aesthetic sekali kalau kata kaum milenial sekarang."Udah cantik, kok. Mamaku kan paling cantik, ya, Pa?" Embun meminta dukungan dari Papanya sembari menaik turunkan alis tebalnya yang diwarisi oleh sang Papa.
Papanya tersenyum. "Cantik, dong. Kalau enggak, bukan Mama kamu," jawab Papa sembari mengedipkan matanya ke arah Mama.
Dilihatnya Mama mendengkus, tetapi tidak menutupi rona di wajahnya yang bahagia. Tersanjung akan kata sederhana yang keluar dari bibir suaminya. Menggemaskan!
Embun dan Banyu melebarkan kedua sudut bibir hingga membuat netranya ikut tersenyum, ketika melihat rona bahagia yang terpancar dari wajah orang tuanya.
Momen seperti ini yang mereka inginkan, menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.Di balik gazebo mereka terdapat sebuah bukit atau di sana tertulis "Krakatau view". Mungkin, jika pengunjung naik ke sana bisa melihat Gunung Krakatau yang terdapat di Selat Sunda. Ah, Embun ingin ke sana, pasti tampak lebih menakjubkan melihatnya dari ketinggian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMETIK RINDU [✔]
Short StoryBukan kisah asmara antara kaum adam dan hawa. Hanya cerita singkat tentang keluarga. Semoga suka!!