Happiness

63 13 4
                                    

Hai semuaaaaaaa, makasih banyak banyakkk buat yang baca dan ngevote My Neighbour, makasih buat teman-teman yang sabar nungguin Tria sama Jovi.

Jadi bacanya biar lebih seru sambil muter lagu Anne Marie yang 2002

Semoga dapat mengobati rindu yang pada kangen sama cerita ini yah,

Sore hari yang indah kala itu, Tria cowok manis dengan senyum yang berhiaskan gigi rapi nan putihnya menjemput sang bunda. Sebagai anak satu-satunya Tria harus selalu bisa diandalkan untuk membantu ayah dan bunda. Seperti sore hari ini, dia pergi menjemput sang bunda di salah satu cabang toko kuenya yang ada di daerah Thamrin. Di Jakarta sore adalah waktu dimana semua orang akan berada di jalan. Karena semua kendaraan akan berdesak-desakan di jalan dengan tujuan yang sama. Pulang ke pelukan orang tersayang untuk melepas penat. Perlu diketahui bahwa dulu sekali, sebelum mulai pindah-pindah, sedari muda ibunya Tria telah memiliki sebuah toko kue. 

Dulu, ketika memutuskan menjadi istri yang sepenuhnya dirumah mengurus Om Pras dan Tria, maka kepengurusan toko kue diserahkan ke Tante Lina. Orang kepercayaan Tante Sri. Tante Sri hanya mengawasi dari jauh selagi ikut Om Pras pindah-pindah. Dengan kepercayaan dan kepiawaian yang dimiliki took kue Tante Sri senantiasa berkembang dan semakin besar. Hari ini di Jakarta sendiri sudah ada 6 cabang yang berbeda untuk toko kue Tante Sri dibantu Tante Lina dan orang-orang baik lainnya.

Karena tahun ini Om Pras sudah akan pensiun dan hanya mengurusi bisnis sampingannya maka Tante Sri kembali bisa mendatangi toko kue secara intensif. Bahkan membuat beberapa kue yang menjadi favorit di toko kuenya. Tante Sri ini dulu tidak kuliah jurusan bakery. Hanya hobi yang ditekuni. Karena dukungan dari segala pihak sangat besar, maka sampai hari ini Tante Sri tetap semangat mencoba berinovasi dan menyajikan karya terbaik.

Didalam mobil putih itu, Tria duduk dikursi pengemudi ditemani sang bunda. Menunggu jarak yang bisa ditempuh menjadi sedikit lebih lengang. Bunda hari in senantiasa tersenyum karena baru selesai membuat inovasi Tiramisu dengan resep barunya. Sudah beberapa hari ini bunda sibuk bolak-balik toko untuk menguji inovasinya tersebut. Bahkan weekend kemarin pun setelah acara syukuran pindah rumah, dihabiskan sang bunda di dapur. Kalo sudah begitu, maka Om Pras dan Tria akan berquality time berdua. Mulai dari olahraga bareng sampai dengan ngopi-ngopi ganteng kata Om Pras.

"Gimana bun, udah lega karena udah sesuai sama maunya bunda Tiramisunya?" Tria memecah keheningan dalam perjalanan pulang kerumah.

"Iya mas, bunda lega. Akhirnya, bunda bisa dapetin rasa yang sesuai sama yang bunda mau. Bunda bawa pulang kok itu yang di belakang." Balas sang bunda dengan wajah yang masih sumringah.

"Banyak amat bun dua kotak, siapa yang mau makan?"

"Gaklah mas, gak buat kita semua, satu lagi buat Tante Nia."

"Nanti abis mas parkir, mas mampir bentar ya, anterin Tiramisunya."

"Malas ah bun,"

"Mas, gitu ya. Masak nolongin bundanya gak mau. Bunda ngambek nih sama mas."

Tria terkekeh, karena berhasil menjahili sang bunda. Bunda tahu kalau ia sedang dijahili Tria. Tapi tak apa, pura-pura ngambek tidak ada salahnya kan. Apalagi kalau nanti dibujuk oleh Satria, putranya yang luar biasa.

"Mas anterin dong Tiramisunya ketempat tante Nia, ya."

"Iya bun, tapi abis mas parkir ya, bunda ikut kan?"

"Gaklah mas, bunda mau mandi. Badan bunda udah lengket banget ini. Bunda mau masak juga buat mas sama ayah."

"Iya bun iya."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My NeighbourWhere stories live. Discover now