Gadis kecil yang berusia tujuh tahun itu nampak berlari ke luar rumah. Dia menangis dan berlari ke dalam pelukan lelaki yang berbeda sepuluh tahun darinya
"Kakak Gio...jangan pergi !!!!"
Brielle terus menangis dalam pelukan Gio. Gio meminta ijin kepada Gie dan Ryu agar diberi waktu untuk menenangkan gadis kecilnya itu. Gio segera menggendongnya dan membawa Brielle ke danau belakang rumah. Brielle masih terus menangis dan merapatkan pelukannya.
"Elle, jangan nangis dong"
"Kakak Gio kenapa pergi. Kalau kakak Gio pergi siapa yang jadi pangerannya Elle"
Gio tertawa keras melihat tingkah laku gadis kecil yang ada di atas pangkuannya itu. Gio mengecup lembut kening Brielle dan mencubit pipi merah milik gadis kecil yang entah mengapa selalu membuat degup jantung Gio berloncatan kian keras
Gio tidak keberatan jika ia dijuluki pedofil. Gio tak mau munafik. Gio jatuh cinta kepada Brielle sejak Brielle baru dilahirkan. Entah mengapa desiran halus itu selalu ia rasakan setiap berdekatan dengan Brielle. Karena itu dia selalu menjaga Brielle. Kemanapun Brielle pergi, Gio akan selalu ada di sampingnya.
Keputusannya untuk pergi kuliah ke Adelaide adalah keputusan yang terberat dalam hidupnya. Dia meraih beasiswa untuk melanjutkan studi hingga meraih gelar MAster. Tentu saja berjauhan dengan Brielle adalah hal yang sangat sulit ia lakukan. Namun penolakan banyak orang terhadap dirinya, membuatnya harus rela berjauhan sementara dengan Brielle
"Kakak harus pergi, My Princess. Kakak harus kuliah. Tapi kakak janji akan selalu pulang setiap akhir tahun. Kita juga masih bisa video call kan?. Jadi My Princess tidak boleh menangis ya"
"Tapi Brielle mau ikut Kak Gio"
"Jangan dulu, Sayang. Nanti kalau My Princess sudah SMP atau SMA, My Princess bisa sekolah di tempat kakak kuliah. Bagaimana?"
"Masih lama ya Kak?"
"Iya, Sayang. Jangan sedih. Setelah kuliah Kakak selesai, Kakak akan temani Elle dimanapun Elle berada. Kakak janji"
"Janji?"
"Iya"
"Brielle sayang Kakak Gio"
"Kakak Gio juga sayang Brielle"
Keduanya saling berpelukan erat. Tak akan pernah ada yang tahu apa yang terjadi kemudian. Namun satu yang pasti, Gio telah berjanji akan selalu menjaga Brielle seumur hidupnya. Gio telah berjanji akan menjadikan Brielle teman hidupnya nanti. Meski nanti dia harus berhadapan dengan Bryan dan Bragy, dia tidak peduli. Brielle adalah cinta pertamanya. Gio tak memperdulikan perbedaan usia yang membentang terlalu jauh. Gio hanya ingin memiliki Brielle dan menjadikan Brielle istrinya.
Brielle akhirnya tertidur dalam pelukan Gioe. Gio mencium kening Brielle dan mendekapnya cukup erat. Gio memang sudah gila tapi sungguh dia tak peduli. Dipandanginya wajah cantik Brielle yang memang warisan dari Mama angkatnya, Gie. Tak sabar rasanya melihat Brielle tumbuh menjadi gadis cantik.
Ada rasa takut ketika nanti Brielle telah dewasa dan perasaannya tak bersambut. Namun Gio segera menghilangkan ketakutannya. Gio yakin, jika ia mampu memiliki Brielle. Meski nanti banyak lelaki mendekatinya, Gio akan menghalaunya dengan segenap jiwa raganya.
Bagi Gio, Brielle adalah miliknya dan Brielle memang diciptakan untuknya.
Gio untuk Brielle . Brielle untuk Gio.
Hai semua, selamat datang di ceritaku yang keempat. Ini adalah kisah cinta Gio dan Brielle. Buat yang lupa, Zylgio adalah anak kandung Hanin (si biang kerok hancurnya kehidupan anggita prasasti) sedangkan Brielle adalah putri bungsu Gie alias Anggita dengan Ryu alias Wira
Diwajibkan untuk membaca Anugerah untuk Prasasti dulu ya. Biar paham
Semoga suka.
Jangan lupa vote dan komennya
KAMU SEDANG MEMBACA
G A S P I L L E (Sequel of Anugerah untuk Prasasti)
عاطفية#Mature area# Gio and Brielle love story Zylgio adalah anak terbuang. Memiliki ibu kandung seorang terpidana dan harus mati di tangan Angkasa, lelaki yang selama sepuluh tahun ini dianggap sebagai ayah kandungnya. Sedangkan ayah kandungnya sendiri...