Si Tukang Rusuh

15 2 0
                                    


"Diandraaaa!!!!!!"
Teriakan itu memenuhi seisi ruangan kelas.
"Anak itu berulah lagi," Gerutu salah satu siswa
"Huaaaphh, apaan sih Bu berisik tau," jawabnya lesu sembari melanjutkan mimpinya.
Guru mapel matematika tersebut kemudian mulai menghampiri dan menjewer telinganya.
"Kamu ini yah ditegur malah ngelawan gitu, ingat saya ini guru kamu!!"
Merasa tidak senang, Diandra langsung berdiri sembari mengacungkan telunjuknya ke arah wanita paruh baya itu.
"Ibu yang gak becus ngajarnya. Lagian Ibu ngajarnya ngebosenin tau, cuma nyuruh buka buku terus ngerjain ini itu, harusnya Ibu sadar diri dong, kita semua disini datang buat belajar, kalau sekedar buka buku doang, di rumah pun bisa Bu,"
"Diandra mana etika kamu!!!"
"Etika? Ibu sendiri emangnya udah beretika?"
"Apa kamu bilang? Kurang ajar kamu yah!!" Bu Riana mulai mengangkat tangannya seolah ingin menampar Diandra.
"Ibu marah? Mau nampar saya? Silahkan Bu? Sekarang kita liat siapa yang sebenarnya gak punya etika disini. Ibu disini tugasnya ngajar, tapi kayaknya sekarang saya yang lagi ngajarin Ibu. Permisi Bu, saya mau keluar,"
Hening.
Semua menatap mengikuti Diandra yang mendengus kesal keluar dari kelas untuk kesekian kalinya di mapel yang sama. Sementara Ibu Riana hanya menghela nafas dan kemudian melanjutkan kelasnya.
........
Diandra terus saja menggerutu sembari menyoret-nyoret salah satu foto di buku diarynya.
"Marah mulu, sudahlah."
"Dave mereka itu bikin gua muak,"
"Dia juga guru lu, dan lu harus ngehargainnya,"
"Guru gak becus!!!"
"Wah anak badung sekolahan kita kayaknya lagi berapi-api nih ," Potong Tiara-salah satu orang yang membenci Diandra-.
"Itu mulut lu mau gua bungkam selamanya atau bagaimana," Santai tapi tajam.
"Uhh atut macan sekolah ngamuk. Dasar tukang rusuh, hahahahha,"
Diandra berdiri, lengan bajunya mulai ia gulung ke atas.
"Mari kita tertawa," Katanya sembari menatap tajam ke tiga orang yang mengganggu moodnya itu.
"Tir, kayaknya lebih baik kita pergi deh. Lu tau kan dia itu juara taekwondo sekolah kita selama 2 tahun ini."
"Gua gak takut! Kenapa emangnya kalau dia juara? lagian dia cuma jago kekerasan doang,"
"Apa? Bentar, coba ulangi," Diandra mulai mengepalkan tangannya dan mendekati cewek berambut ikal itu.
"Eh budeg yah? GUA BILANG LU ITU CUMA JAGO KEKERASAN DOANG, TUKANG RUSUH!!"
Yup satu pukulan bebas melesat ke pipi cewek berkulit putih itu. Begitu keras hingga sudut bibirnya terlihat mengeluarkan darah.
"Ra, udah!!! Kalau lu ngeladenin dia itu berarti lu sama kayak dia," Lerai Dave.
"Dia yang mulai Dave, cewek alay kayak mereka ini emang harus dimusnahin dari sekolah kita,"
"Alay ?What the hell,... Hello!!! Ngaca lu!!! Gua lebih baik dari pada lu yak! Tampang dekil, berandalan, hidup awur-awuran, cewek bukan si lu?"
"Udah bosen hidup lu rupanya yah, sini gua bantu singkatin hidup lo," Diandra mulai menarik kerah seragamnya, sementara dua temannya tadi hanya diam ketakutan.
"Ra!!! Diandra udah, lu jangan mau kepancing ama cewek kayak dia,"
"Dave please gak usah campurin urusan gua!!! Mereka itu harus tau batasan!!!"
Diandra menarik Tiara sampe ke tengah-tengah lapangan hingga mengundang perhatian siswa lainnya.
"Ra, raaaaa!!!!" Dave setengah berlari mulai mengikutinya dari belakang.
"Kayaknya kita harus ngelapor ke guru BK deh, biar mampus tu anak!" bisik Via-salah satu teman Tiara-.
"Lepasin gak!!!"
"Apa? Lepasin? Hey, hey, bukannya gua anak rusuh yah? Kalau ngelepasin lu sekarang kan gak lengkap dong ke rusuhannya, hahahhaa lu harus terima akibatnya," Diandra mulai mendorong Tiara ke tanah kemudian menamparnya berkali-kali tanpa ampun.
"Ra, please Ra, jangan bikin masalah?"
"Apa Dave? Lu bilang gua bikin masalah? Dia yang bikin masalah bukan gua!!! Dia yang ngerendahin gua!!! Senakal-nakalnya gua, gua masih punya harga diri!!!
"Iya iya gua ngerti, tapi semua bisa dibicarain baik-baik,"
"Tapi,....
Akh_"
Tubuhnya terjatuh ke tanah akibat pukulan keras yang dilayangkan tiara tepat ke kepalanya. Seketika gelap.
"Tiara kamu ikut Bapak ke ruangan BK, dan kamu Dave tolong antarkan Diandra ke UKS," Seru Pak Bima saat melihat Tiara memukul kepala Diandra dengan sebuah balok kayu.
"Pak, tapi dia yang mulai,"
"Bapak hanya melihat dia berdiri bicara dengan Dave, kemudian kamu memukulnya. Kamu tidak usah mengarang cerita,"
"Yah Pak," Sahutnya pasrah
"Siapa diantara kalian yang ngelapor ke BK?" Bisiknya ke dua teman karibnya itu.
"Gua gak bermaksud Tir,"
"Awas lo yah," Ancamnya sembari membuntutui Pak Bima ke ruang BK

DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang