ー『 His Job 』

224 29 8
                                    

"INI kostummu, Felix." Tuan Huang ーayah Huang Renjunー menyerahkan 1 set pakaian badut berbentuk kelinci berwarna biru kepada Felix.

"Terima kasih, Tuan!" Felix membungkukan badannya, memberi hormat kepada yang lebih tua.

"Ah, sama-sama. Omong-omong, jangan panggil aku Tuan. Bekerjalah dengan giat, ya?" katanya, lalu ia mengacak pelan rambut Felix.

"Itu tidak sopan, Tuan. Kau atasanku dan aku bawahanmu." ujar Felix yang melakukan penolakan secara halus.

"Ya sudah. Panggil aku 'Papa' saja ya?" Perkataan Tuan Huang ini, berhasil membuat Felix membulatkan matanya.

"Tu-tuan. Apa boleh?" tanya Felix. Ia sangat terkejut dengan pernyataan ーatau mungkin permintaanー atasannya baru saja.

"Tentu, sayang." jawab 'Papa' baru Felix. Felix langsung menghambur ke pelukan Papanya.

Hidup selama 12 tahun tanpa sosok ayah membuat Felix begitu senang ketika menemukan sosok ayah dalam hidupnya. Meskipun orang ini berbeda dengan ayah kandungnya, orang ini tetap menyayanginya dan menghargai kehadirannya kan?

"Sudah ya, Pa. Aku akan bekerja," Felix melepas pelukan sang ayah, lalu menghapus air matanya.

"Baiklah. Semangat, sayang! Kau ingin masuk universitas favorit itu kan? Aku yakin kau bisa, nak." Sang ayah tersenyum manis, menampakan kerutan di wajahnya yang mulai menua. Tetapi kerutan itu tidak menghilangkan kesan ramah pada pria ini.

"Terima kasih, Pa. Aku pergi dulu."

Felix melambaikan tangannya, yang juga dibalas oleh sang Papa. Kepergian Felix membuat Huang Zhongdong ーayah Huang Renjun ituー memudarkan senyumnya perlahan. Tangannya menurun perlahan, bersamaan dengan senyumnya yang memudar.

--oOo--

FELIX memakai kostum badutnya di sebuah taman bermain yang cukup ramai pada hari itu. Ia memakainya di belakang taman, sehingga tidak terlalu terlihat.

"Mama, Mama. Lihat Kakak itu deh!" Seorang anak kecil menarik tangan seorang wanita yang pasti ibunya.

"Kasihan ya Kakak itu?" tanya sang ibu, yang dibalas dengan anggukan kecil sang anak.

"Ini, berikan uang ini kepada Kakak itu. Jangan lupa untuk menyemangatinya, ya?" Wanita tersebut memberikan selembar kertas kepada anaknya untuk diserahkan kepada Felix, yang lagi-lagi dibalas dengan anggukan.

"Baik, Ma!" Tangan kecil anak itu menerima uang dari tangan ibunya, lalu berjalan pelan menghampiri Felix.

"Kakak, Kakak!" Anak kecil itu menepuk pinggang Felix.

Felix menoleh, masih belum memakai kepala badutnya. "Iya?" tanyanya. Anak ini tidak takut terhadap badut.

Anak itu menyerahkan selembar uang yang diberikan ibunya kepada Felix. "Ini dari Mama Dohyun! Kata Mama, tolong berikan uang ini kepada Kakak!" ujar anak yang bernama Dohyun ini, dengan senyum manisnya.

"Terima kasih Dohyun! Katakan terima kasih juga untuk Mama-mu, ya?" Felix tersenyum tipis, mengambil uang dari tangan sang anak.

"Kakak, Kakak kan tampan. Kenapa malah memilih pekerjaan ini?" tanya Dohyun, yang berhasil membuat Felix terkejut.

"Ah, kondisi ekonomi, sayang. Tidak semua orang mempunyai uang yang banyak seperti Mama Dohyun." jawab Felix yang masih berusaha tersenyum.

Sun and MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang