1. Chat Pakdhe

9.8K 751 130
                                    

Vote dan komen, gaes...

Saya tinggal di sini dulu buat selesaiin Unmei No Akai Ito
😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄

###
Perempuan berambut panjang dan berponi itu memastikan stok mie instan di rak sudah tercukupi, lalu menghela napas lelah. Dia mengusap keringat dikeningnya yang tertutup poni sebelum membawa keranjangnya kembali ke bagian supply.

"Pak, barang-barang sudah saya stock ulang. Saya sudah boleh pulang, kan?" tanya perempuan itu ke seorang lelaki berdasi yang sibuk didepan komputer.

"Hm," sahut pria itu. Setelah mendapat lampu hijau dari bosnya, perempuan tersebut segera menanggalkan seragam minimarket terkenal yang dipakainya kemudian berjalan menuju tempat parkir.

"Eunha? Eunha Claudhiya! kamu tidak mau mengambil uang gajianmu bulan ini?" seruan bosnya membuat langkah perempuan itu berhenti. Secepat kilat dia kembali, nyengir begitu mendapat amplop berisi gaji yang bosnya ulurkan. "Lain kali tidak akan saya ingatkan, paham?"

"Hehe... Makasih, pak. Saya pamit dulu," sahut perempuan yang sering dipanggil Eunha tersebut.

Sebelum ke kost, Eunha lebih dulu mampir ke angkringan untuk membeli makan malam. Kebetulan angkringan tersebut berada didepan tempat kostnya, jadi Eunha langsung naik ke lantai dua dimana kamarnya berada.

Lagu Boy With Love milik boyband Korea yang sedang naik daun langsung menyapa indera pendengaran perempuan itu begitu memasukkan motornya ke dalam kost. Cuek, Eunha melangkah menuju tangga dan luruh ke arah kamarnya yang berada di pojok bangunan.

Hal pertama yang perempuan itu lakukan adalah menghempaskan tubuh lelahnya ke atas kasur dan mengerang. Merasakan lelah ditubuh, Eunha jadi teringat tawaran Pakdhenya yang ingin menikahkan Eunha dengan seorang kenalan.

Kala itu Eunha menolak, dia masih mengalami trauma akibat rusaknya hubungan keluarga yang sedang dia alami. Eunha tidak tinggal dengan keluarganya sejak satu tahun lalu karena perbendaan pendapat dengan sang ayah. Ibu Eunha sudah meninggal dua tahun yang lalu akibat sakit, dan dia memiliki dua orang adik yang entah bagaimana keadaan mereka saat ini.

Walaupun begitu, saudara-saudara ayah serta ibunya masih berhubungan baik. Mereka semua sudah hapal bagaimana tabiat ayah Eunha hingga mau membantu Eunha menyampaikan uang gajian yang dia sisihkan khusus untuk pendidikan adik-adiknya.

Mengerang malas, Eunha bangkit dari kasur untuk makan kemudian mandi. Dia harus menghubungi kembali pakdhenya yang menunggu balasan tentang SPP adik-adiknya.

From: Pakdhe

Pakdhe masih buka tawaran loh, Na. Coba kenalan dulu sama orangnya. Siapa tau cocok? Daripada kamu wara-wiri nggak ada yang jaga kayak sekarang?

Eunha menimang tawaran pakdhenya selama beberapa saat. Baru saja dia memikirkan tentang tawaran itu dan sekarang pakdhenya membahas lagi. Tidak enak kalau langsung menolak.

To: Pakdhe

Hehe... Iya, Pakdhe. Boleh aja kalau dijadikan temen. Eunha masih mikirin adek-adek. Nunggu yang paling besar lulus SMA dulu.

Adik Eunha ada dua. Satu kelas 10 dan satu lagi baru kelas 7. Bisa dibayangkan betapa berat beban yang ayahnya tanggung di usia yang sudah tidak muda lagi. Tapi, Eunha tidak sanggup dengan tuntutan yang ayahnya berikan padanya.

From: Pakdhe

Kamu kan udah bantu-bantu, Na. Kamu juga punya kebutuhan sendiri. Bantu ayahmu, boleh tapi jangan lupa sama kebutuhanmu sendiri. Masa depanmu masih panjang, kebutuhanmu masih banyak. Ingat nduk, menjadi tulang punggung keluarga bukan kewajibanmu.

Playful Policeman [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang