Jangan lupa vote dan comment yaaaaa !? Kalo bisa dikasi kritik dan sarannya karena aku emang masih pemula ehehehe ! Selamat membaca 💜
Aku hanya bisa terdiam, karena masih saja sibuk mencerna semua hal yang sedang terjadi padaku saat ini. Bagaimana tidak ? Lelaki yang sedari tadi menggangguku, dan kusangka salah satu orang aneh atau juga penguntit adalah salah satu dari ketujuh laki-laki impianku.
"Bagus. Kau benar-benar memberikan respon seminimal mungkin ketika melihatku. Aku minta maaf membuatmu merasa terganggu dari tadi. Perlukah kita berkenalan ?" jawab V menjawabnya dengan suara low tone khasnya sambil mengulurkan tangannya.
Lagi - lagi aku hanya bisa memandang tangan indahnya yang ada di depanku. Berfikir apakah aku pantas dan boleh menjabat tangannya. Disaat banyak ribuan bahkan jutaan Army di seluruh dunia ingin berada di posisiku, kini akulah yang beruntung.
"Nabila Carissa Carter, dan ya aku tahu kau Kim Taehyung." Bodoh. Suaraku bergetar karena terlampau bahagia.
"Ah kau bukan orang Korea rupanya. Jadi aku harus memanggilmu dengan nama apa ?" tanya nya lagi. Sungguh aku merasa ikhlas jika harus mati saat itu karena sudah bertemu dengan V dan impianku terwujud.
"Terserah. Orang biasa memanggilku Carissa atau Nabila. Apa aku boleh memanggilmu V ?" aku tersipu lagi.
"Tentu saja. Apa kau tidak memiliki nama Korea ? Karena kulihat kau sangat fasih berbicara bahasa Korea untuk ukuran seorang turis." Wajahnya tetap saja terlihat tampan, meski kedua alis nya sudah sedikit berkerut karena dia sedang berfikir.
"Punya. Lee Hyo Ra. Ya aku sudah tinggal di Korea 6 tahun sejak mom menikah dengan dad ku yang baru. Park Junghoo." jawabku simpel tetapi tetap menciptakan senyuman di ujungnya.
"Nama yang indah. Sepertinya aku akan memanggilmu Hyo Ra saja karena aku cukup kesulitan memanggil nama aslimu. Apa kau keberatan ?" tanya V yang langsung kujawab dengan anggukan kepala yang menandakan aku setuju dengan usulnya.
Setelah perkenalan singkat itu, aku dan V saling menceritakan tujuan kita masing-masing menuju Austria. Dan banyak hal yang kami bicarakan, ntah itu penting atau tidak, asal bersama V semua terasa penting. Hahaha bodoh. Akhirnya aku sebagai fans benar - benar bisa mengenalnya dari jarak sedekat ini, bahkan bisa tertawa bersama dengannya.
Sudah 9 jam kulewati tanpa merasa lelah dan butuh istirahat. Pramugari pun sudah mengumumkan bahwa beberapa saat lagi pesawat akan sampai di Bandara Internasional Wina. V pun sudah bersiap - siap menggunakan snapback, dan alat tempur lainnya untuk menutupi dirinya dari sorotan paparazzi. Aku lupa bahwa kedatangan V ke Austria tentu saja sudah diketahui oleh Army seluruh dunia, terlebih V saat ini melakukan perjalanan pribadi dan tanpa pengawalan sekali pun.
Sesampainya si bandara, aku segera bergegas untuk menunggu koperku. Bagaimana dengan V ? Dia tentu saja sudah lebih dulu keluar dari bandara melalui pintu lainnya dan sudah menghubungi teman dekatnya untuk menjemputnya. Sedikit ada perasaan sedih karena lupa untuk mengambil foto bersama nya ataupun bertukar nomor ponsel. Tapi aku juga tidak bisa mengharapkan hal lain dari nya, setelah apa yang sudah ku alami tadi aku tentu saja sudah sangat bersyukur.
***
Laki - laki paruh baya yang masih tampak gagah dan tegap terlihat di ujung pandanganku. Dad, dengan jaket kulit coklatnya, menggunakan boots dan dipadukan dengan jeans sedang melambai ke arahku. Aku pun segera bergegas menghampiri dad yang sudah menunggu bersama dua anak mungkin berumur 13 tahun, ntahlah aku juga tidak tahu.
"Bagaimana perjalananmu ? Apa kira-kira kau mengalami jet lag ?" tanya Dad sambil membawakan tasku yang akan di masukkan ke dalam mobil.
"Yah cukup menyenangkan. Tentu tidak dad, hanya 9 jam tentu saja tidak akan membuatku jet lag. Bagaimana kabarmu, dad ? Apakah kau merindukanku ? Hahaha. Ah da-dan... Mereka siapa ?" tanyaku tidak sabaran. Dad memberiku isyarat untuk segera masuk ke dalam mobil.
"Tidak pernah sedetik pun aku bisa berhenti merindukan anakku yang satu ini, dan tentu saja itu membuatku tersiksa. Ah mereka adikmu, namanya Coen dan Leah. Coen James Carter dan Leah James Carter." lalu dad memanggil kedua anaknya yang lain untuk berkenalan denganku.
"Hai, kau pasti Carissa. Aku Coen dan dia Leah. Maaf dia sedikit pemalu, jadi aku saja yang memperkenalkannya." kata Coen langsung memberikan tangannya untuk bersalaman, dan aku menyambutnya dengan hangat.
Perjalanan dari bandara menuju rumah dad menghabiskan waktu sekitar 25 menit dan ditambah 30 menit lainnya untuk makan malam bersama di sebuah restaurant khas Korea yang ada di dekat sana. Rumah dad hanya di huni oleh keluarga kecilnya dan ibu kandung dad, nenna-ku. Aku pernah menemuinya saat berumur 7 tahun, selebihnya aku hanya mendengar ceritanya dari mom dan dad yang juga seringkali menelfonku.
Istri dad, Joanna menyambutku dengan pelukannya. Sebetulnya aku juga tidak begitu menyukainya. Yah bukan karena apa - apa, hanya tidak suka saja. Tetapi kuakui Joanna adalah mom yang baik untuk Coen dan Leah, karena terlihat dari cara mereka berinteraksi. Setelah merapikan barang - barang di kamarku, dad segera mengajakku untuk menuju halaman belakang dan menyalakan api unggun. Katanya untuk menyambut kedatanganku, jadi dad akan membuat pesta kecil-kecilan yang hanya akan dirayakan oleh keluarga terdekat saja.
"Dad, nenna dimana ? Sepertinya aku belum sempat menemuinya. Aku hanya bertemu dengan Joanna dan adik2ku. Apa nenna memang tidak ada di rumah ?" tanyaku pada dad sambil menusukkan ayam pada tusukan bbq.
"Ya, nenna sedang berada di luar untuk mengurus beberapa hal penting. Sepertinya sebentar lagi akan pulang. Kenapa ? Apa kau sebegitu rindunya dengan nenna dibandingkan dengan dadmu ?" canda dad sambil berusaha menyalakan panggangannya.
"Tentu saja tidak dad. Hanya ingin bertemu saja." jawabku santai.
"Bagaimana kabar ibumu ?" dad mulai menanyakan kabar mom.
"Baik. Papa sangat mencintainya. Dan kurasa mom juga begitu. Ntahlah, urusan orang dewasa aku tidak terlalu tertarik." jawabku seadanya dan membuat dad sedikit tertawa karena melihat jawabanku yang sangat seadanya.
"Hei, jangan seperti itu. Dad minta maaf karena keluarga kita jadi seperti ini, tapi itu bukan kemauan kami berdua, babe. Percayalah, dad masih sering memikirkan kalian berdua di sana bagaimana. Dad juga menyesal tidak bisa mempertahankan kalian saat itu." jawab dad dengan suaranya yang mulai parau.
"Sudahlah dad. Aku kemari bukan ingin mendengarkan itu. Aku juga tidak bisa menuntut apapun apalagi berharap kalian berdua kembali bersama. Karena mom juga sudah dengan papa, dad juga sudah dengan Joanna, Coen dan Leah. Aku datang dari Korea ke Austria hanya untuk bertemu denganmu setelah sekian lama. Tolong jangan rusak moment pertama kita, dad. Please ?" tanpa sadar, air mataku sudah menumpuk di ujung mataku dan siap untuk menetes kapanpun saat aku mengizinkannya. Aku hanya tidak mau mengingat rasa sakit dari mom karena kisah tragis dari keluargaku saat itu. Aku hanya akan menganggap itu adalah mimpi buruk yang tidak akan pernah mau aku ingat-ingat.
"Fine." jawab dad pada akhirnya.
Beberapa saat kemudian nenna pun datang bersamaan dengan buah-buahan yang ia beli di supermarket dekat rumah. Nenna memelukku erat dan mengusap rambutku dengan lembut. Tidak butuh waktu lama untuk membuat halaman belakang penuh dengan orang - orang. Dad memainkan gitarnya sambil menyanyikan lagu dari Michael Learn To Rock dan diiringi dengan suara indah milik Joanna. Sesaat aku merasa setuju bahwa Joanna dan dad memang pantas untuk bersama. Malam itu terasa hangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Meet My Lover (BTS)
RomanceApakah mungkin seorang fans biasa sepertiku bisa bertemu idola dalam sudut pandang dan pribadi yang lain ?