Aku repost ya karena yang kemarin 2 cerita Oneshot ku di delete sama admin. Pasti ada yang report 😡Padahal view sama votenya udah banyak banget 😭
Please ya wahai penghuni surga, kalo gak suka ya jangan main-main lah ke lapakku. Udah tau dong byfantasy ini lapak khusus dewasa. Kalian report aku pasti repost lagi dong, secara file aslinya kan aku punya, kecuali yang Tanpa Rasa, karena aku tulis langsung di wp jadi kalo di delete ya udah ilang ceritaku yang satu itu. Gapapa stok cerita masih banyak nanti aku post Oneshot lain.
Dan mulai sekarang semua cerita even itu Oneshot aku udah back up semua. Jadi para penghuni surga gak bisa BACA GRATISAN terus NGEREPORT seenak udelnya. Emang bikin cerita gampang apa ya?! Enak aja loe nikmatin cerita gue begitu
selesai baca terus elo report. Gak sopan banget itu!Mohon dibaca ya, ini cerita 21++. Sex scene akan sangat gamblang disini. Jadi yang dibawah umur mohon enyah ya. Balik lagi kesini kalau udah cukup umur nanti.
***
"Gila, lagi-lagi si Doni dapet gelar pegawai teladan! Elo kalah lagi, Tam." goda Yeni sambil mencolek tangan Tamara.
Tamara Andita memanyunkan bibirnya. Sudah 5 bulan ini nama Doni menjadi momok bagi hidupnya. Laki-laki flamboyan itu nyaris membuat frustasi Tam. Hanya karena Doni seorang laki-laki, posisi Tam selalu ada di bawahnya. Menjadi nomor 2 tidak ada di agenda Tam.
"Cih! Lihat aja nanti. Nama gue yang bakalan nangkring di papan itu." kata Tam percaya diri.
"Over PD lu, Tam. Dari 5 bulan lalu elu ngomong kayak gitu. Tapi nyatanya tetep Doni yang nangkring di papan pegawai teladan. Cuma doi yang dapet bonus gede dari bos."
"Elo tunggu aja, Yen. Jangan sebut nama Tamara kalo gue gak bisa gantiin Doni."
Tam bersidekap. Dia harus menyusun strategi untuk menjatuhkan nama Doni. Secepatnya!
***
Tam memandang wajahnya dicermin dan memoleskan lipgloss pada bibirnya. Tam berencana untuk membuat Doni malu dengan mengungkap jati diri Doni yang sebenarnya, yaitu sebagai seorang gay. Rencananya harus berhasil kali ini.
"Siapa sih laki-laki yang nggak terangsang melihatku?! Asetku gede! Bodi juga semlohai. Muka oke. Cuma homo satu itu yang gak pernah caper sama aku. Yang ada malah jadi musuh." gumam Tam didepan cermin. Tam menyemprot kan sedikit parfum ke urat nadinya. Membiarkan aroma vanila samar-samar tercium dari tubuhnya.
Tam sukses membuat semua mata pegawai laki-laki menoleh padanya. Bagaimana tidak, hanya Tam yang percaya diri mengenakan rok span diatas lutut dan kemeja yang pas badan. Sedangkan pegawai wanita lain tidak terlalu memikirkan penampilan mereka di kantor.
Jam menunjukkan pukul 5 sore. Semua pegawai di Tim A sudah pulang. Hanya tersisa Doni di dalam ruangan kantor. Meja Doni berada disebelah meja Tam. Tam menunjukkan smirk-nya.
'Mangsa ditemukan.' batin Tam.
Tam berjalan ke arah Doni yang sedang mengerjakan pekerjaannya. Melirik Doni sekilas dan menunduk tepat disamping wajah Doni. Samar-samar wangi vanila memanjakan hidung Doni.
"Kamu lagi lembur ngerjain proposal perusahaannya Pak Wijaya, Don? Wah keren udah selesai." Tam dengan sengaja memalingkan wajahnya dari komputer menghadap Doni. Jarak wajahnya yang sudah sangat dekat, membuat bibir dan hidung Tam menyerempet pipi Doni.
"Ah, maaf ya Don. Nggak sengaja."
Doni mematung.
"Iya gapapa. Santai aja."
Tam heran kenapa Doni tidak mengusap pipinya yang secara sengaja agar menyentuh pipi Doni.
***
Tam menyilangkan kakinya membuat rok spannya semakin naik hingga pertengahan paha mulusnya. Doni melirik Tam. Sungguh rekan kerjanya satu ini benar-benar seperti bom sex. Kemanapun melangkah Tam seperti jadi pusat perhatian kaum adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Affair (21++)
KurzgeschichtenDoni seorang pegawai swasta teladan. Terlahir tampan dan berasal dari keluarga terpandang membuatnya jadi idaman semua wanita. Tam rekan kerja Doni tidak terlalu menyukai prestasi Doni. Menurutnya Doni hanya menghambat langkah karirnya. Seorang kena...