"Apakah ini sebuah mimpi?" kataku bertanya sendiri didalam hati, tak percaya jika ini memang yg harus dilihat.
Aku seperti berada di sebuah film action.
Aku hanya diam, tubuhku kaku bagai patung, tetapi kaki terasa sangat lemas, tanganku menutupi mulut yang sedang membuka lebar, saat melihat cairan merah pekat yang kental yang mulai mengalir dari tubuhnya.Aku menyaksikan seseorang telah merenggut nyawa seseorang.
"T.. Ttoolong..." suara wanita itu, yg sangat amat pelan kesakitan seperti nyawa nya diujung tanduk, dan benar memang sepertinya ia sudah menemui ajalnya.
"K.. Ku mohon hen.. tikan" lanjutnya.
"Kau tahu, ini sangat amat mengasyikan" pria yg mencoba menghilangkannya menjawab dengan penuh kegembiraan di wajahnya.
Flashback
Bell pun berbunyi, saatnya pulang semua siswa bertebaran menuju gerbang sekolah.
Aku merapihkan buku2 yg berserakan diatas meja segera ku masukan ke dalam tasku yg berwarna merah jambu, aku pun berjalan santai menuju gerbang.
"Mengapa sore ini cuacanya begitu sangat dingin, sepertinya akan ada salju yg turun" melipat tangan di depan dada dan menggosok2 lengannya.
Seperti biasa aku melewati jalan menuju rumah dengan memotong jalan, jalan yg aku lewati sungguh sepi tidak ada kendaraan yg lewat pasalnya hanya pejalan kaki saja yg bisa melewatinya .
Sampainya di pertigaan aku mendengar suara aneh dari tempat sempit yg beraroma sedikit tidak sedap, ada di sebelah kiri terhimpit dua rumah.
"Apa aku mendengar sesuatu, seperti ada yg meminta tolong?" bola mata hitamku tak berarah kesana kemari.
"Ya jinsil.. Sepertinya kau salah dengar bisa saja itu hanya seekor kucing" kulanjutkan langkahku lagi dan menghiraukannya.
"Ya, seperti suara manusia, ini bukan kucing" aku mendengar nya lagi.
Sungguh penasaran, aku memutar kembali lagi langkahku dan betapa bodohnya keingin tahuanku, aku segera menghampiri sumber suara itu perlahan-lahan.
"Apa ini sebuah mimpi" kataku bertanya sendiri didalam hati.
Aku seperti berada di sebuah film action.
Aku hanya diam, tubuhku kaku bagai patung, tetapi kakiku terasa sangat lemas, tanganku menutupi mulut yg sedang membuka lebar.
Aku menyaksikan seseorang telah merenggut nyawa seseorang."T.. Ttoolong..." wanita dengan suara yg sangat amat pelan kesakitan seperti nyawanya diujung tanduk.
"K.. Ku mohon hen.. tikan" lanjutnya
"Kau tahu, ini sangat amat mengasyikan" pria yg mencoba menghilangkannya menjawab dengan penuh kegembiraan di wajahnya.
"Ya, aku senang kau sudah tidak merengek lagi, selamat jalan" lanjutnya dengan memiringkan senyum kekiri.
Pria itu langsung pergi meninggalkan gadis yg telah direnggut nyawanya, dia sama sekali tak melihat keberadaanku disana.
Ingin sekali aku berteriak, tapi aku takut padanya. Aku ingat sekali, pria dengan hoodie hitam, topi hitam dan mengenakan kupluk dari hoodie yg di pakainya, wajahnya setengah tertutup, hanya bagian bibir saja yg terlihat.
Setelah diam cukup lama, aku mencoba menghampiri gadis itu, dia memakai seragam yg sama denganku.
Sungguh aku masih belum percaya ini semua terjadi dan terlihat jelas saat dia menusukan pisau lipat kecil yg berwarna silveer, ke perut gadis cantik yg bersandar di tembok yg mengakibatkan cairan merah kental itu mengalir.
"Sepertinya dia disiksa terlebih dulu, sebelum pria itu menancapkan pisau lipat itu, karna banyak sayatan di pergelangan tangannya." batinku
"Eeo... Eooni.. " aku mencoba memastikan apakah dia masih hidup atau tidak, dengan menunduk dan menekukkan lututku mensejajarkan tubuh gadis yg bersandar tenang.
Benar saja dia telah tidak bernyawa, dan aku pastikan aku mengenalinya, yaa.. Dia adalah kakak kelasku siswi kelas 9 yg cantik, dan tentu saja cukup terkenal, yaitu irene sunbae.
Thanks for reading
Voment jgn lupa
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold-blooded psychopath || JJK
Mystery / ThrillerPsychopath berdarah dingin •Jeon jungkook •Shin jinsil "Apa ini sebuah mimpi" kataku bertanya sendiri didalam hati Aku seperti berada di sebuah film. Aku hanya diam, tubuhku kaku bagai patung, tetapi kaki terasa sangat lemas, tanganku menutupi mulut...