Part1.

919 7 0
                                    

Aditya POV.

Sungguh aku bosan dengan suasana pesta kerajaan. Kenapa aku harus terlahir menjadi  anak bangsawan? Aku benci menjadi anak bangsawan. Apalagi di usiaku yang menginjak 22 tahun ini aku dipersiapkan menjadi penerus ayahku. Dan akulah yang akan menjadi raja di negara ini. Negara tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan, serta di didik menjadi seorang raja kelak.

 Tidak ada yang mampu menarik perhatian ku semenjak tadi. Yang aku lihat hanyalah kerabat-kerabat kerajaan ayahandaku dan wanita-wanita yang sedari tadi berusaha membuat ku tertarik.

“Aditya” Ibundaku menepuk pundaku.

 Aku langsung menoleh, tersenyum. Rasa bosan ku tiba-tiba saja menghilang dan menguap begitu saja, hanya karna menatap mata biru Ibundaku, mendengar suaranya yang merdu, dan senyuman nya yang begitu menawan. Tidak heran jika Ayahandaku menjadikan Ibunda istri. bukan hanya karna  ibundaku cantik, tapi juga ibundaku rendah hati, dia tidak pernah bersikap sombong meskipun ibundaku ini adalah seorang istri Raja. Dan kelak aku akan mencari istri yang mempunyai sifat yang sama seperti bundaku. Mustahil memang, tapi aku yakin sekali suatu saat nanti entah kapan cepat atau lambat pasti aku akan menemukan sosok seorang yang sama seperti ibundaku.

 “Ada apa bunda?”

“Tidak sayang. Hanya saja bunda memeperhatikan tingkah lakumu. Kau bosan nak dengan pesta ini?” tanya bunda menatapku.

 “Iya bunda. Sejujurnya aku bosan dengan pesta ini”

“Aditya Darius Keshav. Sejujurnya bunda tidak suka kau bersikap seperti itu, hanya saja bunda mengerti kau masih butuh proses untuk menyukai pesta-pesta kerajaan seperti ini.” kata bunda menyebutkan nama panjang ku.

 “Terimakasih bunda karna telah memahami ku” kataku tulus.

“Sama-sama sayang. Bagaiman dengan wanita-wanita yang ada disini? Apa ada yang membuat mu tertarik?” tanya bunda penuh semangat.

 “Hmmmm. tidak ada yang mampu menarik perhatianku sedari tadi bunda” kataku jujur.

“Benarkah? Padahal banyak sekali wanita-wanita cantik disini”

“Aku rasa tidak bunda, mereka semua kalah dengan kecantikan bunda” kataku sambil tersenyum.

 “Aditya jangan coba-coba memuji bunda. Kau tidak tau kan apa efeknya kalau bundamu ini dipuji seperti itu?”

Aku tertawa menanggapi lelucon bunda.

“Memangnya apa efeknya bunda?” tanyaku.

“Hmmmmm jadikan itu tugas untukmu nak” kata bunda tersenyum misterius.

Lagi-lagi aku hanya tertawa menanggapi.

 ***

Pesta kerajaan baru saja selesai setengah jam yang lalu. Hanya rasa lelah yang kudapat hari ini. Aku memejamkan mataku berusaha untuk lebih cepat beristirahat namun percuma saja rasa lelahku tidak juga menimbulkan efek kantuk untuku. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan menuju taman belakang istana.

 Setelah sampai ditaman aku mencium wangi bunga yang beraneka ragam. Aku sangat menyukai wangi bunga-bunga di taman ini, dan juga taman ini merupakan tempat favoritku.

Namun ada sesuatu yang aneh di pendengaranku. Seperti suara seorang wanita yang sedang bersenandung. Suara itu……ya suara itu entah kenapa aku menyukainya. Suara wanita itu mampu membuat ketenangan dan kehangatan dihatiku. Konyol memang. tapi sungguh aku menyukai suaranya.

 Aku mencari darimana asal suara itu.

Dan aku menemukan nya.

Aku terpukau melihat pemandangan di depanku.

Sosok wanita cantik sedang bersenandung sambil memaikan gitarnya, dan memejamkan matanya. Sungguh aku benar-benar terpukau pada sosok wanita di hapadan ku ini.

 Sepertinya dia menyadari kehadiran ku disini. Wanita itu langsung berhenti bersenandung, sambil berdiri dari posisinya dan membuka matanya.

Dan lagi-lagi aku terpukau dengan keindahan mata yang dia miliki. Bola mata berwarna coklat jernih.

“M-a-m-a-maf tuan aditya. Sa-sa-sa-sa-ya tidak….” 

Aku tersenyum memperhatikan wanita dihapadanku ini.

“Kenapa kau gugup seperti itu? Dan kenapa kau menyebutku dengan sebutan ‘tuan?” tanyaku heran.

 “Iy-a karna tuan aditya se-se-orang anak raja dan juga calon raja. Dan saya sebagai bawahan tuan, harus bersikap sopan” katanya jujur sambil menundukan kepalanya.

Lagi-lagi aku tersenyum memperhatikan nya. Dan agak sedikit terkejut saat tahu bahwa dia salah satu dari sekian banyak pekerja di istanaku.

Aku berjalan mendekatinya dan duduk di kursi taman yang tadi dia duduki.

“Ayo duduk”

Dia menuruti permintaanku dan duduk disamping ku masih dengan kepala yang tertunduk.

“Hey jangan menundukan kepalamu seperti itu. Aku tidak bisa melihat wajahmu kalau kau seperti itu”

“Maaf tuan” katanya sambil mengangkat kepalanya menatapku.

Dari jarak sedekat ini aku bisa melihat kedalam bola matanya yang jernih itu. Dan lagi-lagi perasaan ku tiba-tiba saja hangat.

 “Siapa namamu?”

“Kayla Laurinda Serilda”

“Nama yang indah” pujiku tulus sambil tersenyum.

“Terimakasih tuan”

Sekilas aku melihat semburat merah di pipinya setelah aku memuji namanya.

“Jadi…. Sudah berapa lama kau bekerja di istana ku ini?”

“Dua tahun tuan” katanya sambil menatapku.

“Bisakah kau jangan memanggilku dengan panggilan tuan? Aku agak risih dipanggil tuan”

“Tapi….apa itu tidak sopan?” katanya ragu.

Aku tersenyum “Hmmm menurutku tidak. Jangan takut seperti itu kay” kataku.

“Baiklah Aditya” katanya tersenyum.

“Apa kau suka menyanyi?” tanyaku.

“Sangat-sangat suka. Dengan menyanyi aku merasa dunia di sekelilingku juga ikut bernyanyi. Konyol bukan?” katanya sambil tersenyum.

Senyum nya….sungguh mampu membuat aku terposana beberapa detik.

“Hmmmm. Menurutku tidak sama sekali konyol”

“Benarkah? Tapi…banyak yang bilang pendapatku tentang menyanyi sangatlah konyol” katanya bersemangat. Aku tersenyum melihat tingkahnya.

“Tapi tidak untuku”

“Wah kau orang pertama yang bilang bahwa pendapatku tadi tidak konyol” matanya berbinar-binar saat mengatakan itu.

“Jadi…berikan aku selamat dong” candaku.

“Baik. Kalu begitu tuan Aditya selamat” sambil mengulurkan tangan nya.

Lagi-lagi aku tersenyum dan membalas uluran tanganya.

“Ah iya aku lupa” sambil menpuk jidatnya.

“Aku duluan ya. Dada aditya” katanya sambil berlari membawa gitarnya.

Aku tertawa melihatnya. entah kenapa malam ini aku sangat senang sekali.

“Kayla Laurinda Serilda” Batinku. Kau wanita pertama selain Ibundaku yang mampu membuat aku senang, meski hanya dengan cara sederhana. 

========================================

Haiii ini coretan kecilku yang kedua. Hihihi mohon maaf kalau jelek yaaa:) 

Aditya Darius KeshavTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang