Cemburu

46.3K 2.6K 349
                                    

Leo meraih ponselnya begitu Adi keluar dari ruangannya setelah menyerahkan sebuah laporan. Sudah pukul setengah dua belas siang, tapi Rere masih belum menelepon atau pun mengiriminya pesan. Biasanya istrinya itu sudah memberi kabar kalau dia akan segera datang membawakan makan siang.

Namun, sudah dua kali melakukan panggilan, Rere masih belum juga menjawabnya. Leo berdecak kesal. Satu hal baru yang akhir-akhir ini sering Rere lakukan dan itu membuat Leo tidak suka adalah terlalu lama mengangkat telefon darinya.

Dan seperti biasa, jika Rere tidak bisa dihubungi maka Leo pasti membutuhkan bantuan Gisa.

[Apa?]

Pertanyaan bernada ketus itulah yang pertama kali Leo dengar setelah Gisa menjawab panggilannya. Sudah biasa, Leo tidak perlu merasa terganggu. Toh yang membayar jasa Gisa bukan dirinya, melainkan Papa mertuanya. Kalau Adrian memberinya wewenang membayar jasa Gisa untuk menjaga Rere, sudah Leo pastikan gadis itu akan dia tendang kembali ke kampung halamannya.

Hanya Gisa yang berani bersikap sewenang-wenang pada suami bosnya sendiri.

Cih.

"Rere dimana?"

[Ada.]

Leo menahan decakannya. "Dimana?"

[Memang lo nggak bisa ya, telfon istri lo sendiri dan nanya sendiri sama dia. Kenapa sih akhir-akhir ini lo ribet banget, manusia kaku? Dikit-dikit nanya Rere dimana, ngapain, lagi sama siapa. Dulu aja lo sok nggak peduli. Eh tapi, lo sekarang ini memang benar-benar berubah atau cuma akting sih, manusia kaku? Kalau cuma akting, kok totalitas-]

Leo memutuskan panggilan. Gisa sialan! Semakin hari sulit sekali mengajak gadis itu bekerja sama. Menahan erangan kesalnya, Leo memutuskan melacak dimana keberadaan Rere melalui ponselnya.

Sebuah restoran di salah satu hotel.

Satu alis Leo terangkat ke atas. Istrinya sedang makan siang di salah satu hotel? Tentu saja, insting sialan Leo yang semakin aneh segera bekerja. Untuk itu, dia kembali memakai jasnya dan melesat keluar dari kantornya.

Selagi mengendarai mobilnya, Leo kerap kali mengamati ponselnya. Memastikan Rere tidak meninggalkan restoran itu hingga Leo tidak perlu membuang waktu mencarinya.

Lalu, begitu Leo sampai di sana, matanya mulai bekerja cepat mencari dimana keberadaan istrinya.

Ketemu.

Di salah satu meja, Rere duduk berdua, berhadapan dengan seorang lelaki. Keduanya tampak santai berbincang sambil menikmati makanan mereka masing-masing. Kedua mata Leo menyipit detik itu juga, mengamati siapa sosok yang sedang berbincang bersama istrinya.

Laki-laki itu tampak seumuran dengannya, berperawakan lumayan dengan wajah lebih tegas dibandingkan dirinya. Kemudian Leo berpindah mengamati Rere, istrinya itu menyimpan sejumput helai rambut kebalik telinga ketika dia tersenyum.

Sebuah senyuman manis khas milik Rere.

Dan sialnya sangat tidak ingin Leo bagi dengan siapa pun.

Sayangnya, Leo bukanlah tipe lelaki yang terlampau reaktif. Mungkin, kebanyakan suami akan langsung mendatangi istri mereka ketika menemukan sang istri sedang berduaan bersama lelaki lain. Mungkin juga mereka akan menyeret pergelangan tangan istrinya, atau memukul wajah lelaki itu, atau yang lebih drama lagi membuat pertengkaran di muka umum.

After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang