Istrinya Adalah Selebriti ( Part 3 )

Bab 502

Bab 502

Kegembiraan dan kegugupan di atmosfer menjadi lebih berat setelah tuan rumah mengumumkan dimulainya resmi upacara penghargaan. Sorak-sorai dan tepuk tangan terdengar di seluruh teater besar, mengekspresikan persetujuan, kelegaan dan ketidaksabaran mereka.

Jin Liwei memegang tangan bayi perempuannya dan menggosoknya dengan lembut. Tangannya terasa kering dan hangat saat disentuh. Sama sekali tidak terasa lembab atau dingin, seperti yang diduga dari orang yang gugup. Dia meliriknya. Dia memiliki ekspresi yang tenang dan menyenangkan, seolah-olah dia hanya bersantai di rumah daripada menunggu namanya disebut sebagai calon untuk salah satu penghargaan penting dalam Sommet International Film Festival yang bergengsi.

Jika bukan karena denyut nadinya yang berdenyut-denyut di pergelangan tangannya, dia akan berpikir bahwa bayi perempuannya tidak terlalu memikirkan upacara penghargaan festival film sama sekali. Dia mungkin terlihat seperti sedang memperlakukan malam penghargaan seperti hari biasa, tapi dia pasti merasa gugup. Atau bersemangat. Mungkin keduanya. Namun, perasaan ini tidak bisa dilihat di wajahnya sama sekali.

Ujung-ujung mulutnya melengkung ke atas dalam senyum tipis. Bayi perempuannya benar-benar mengesankan dalam mempertahankan ketenangannya meskipun begitu beratnya penghargaan ini. Berbeda dengan ketenangannya, sisa pemain dan kru "Strong Yet Broken" tampak seperti mereka minum terlalu banyak kopi. Mereka semua gelisah dan tidak bisa duduk diam. Meski begitu, kegembiraan terlihat jelas di mata mereka.

Jin Liwei merasa terhibur dengan perbedaan keadaan mereka dengan bayi perempuannya. Dia yang termuda di antara mereka, namun dia yang paling tenang. Dia mengangkat tangannya yang dia pegang dan menciumnya. Tindakannya membuat dia menoleh ke kepalanya sebelum memberinya senyum yang indah.

Dia menarik napas tajam, matanya menjadi gelap karena gairah. Tidak peduli berapa kali dia melihatnya tersenyum padanya, selalu berhasil menarik napas dan membuat jantungnya berdetak kencang.

Pandangannya yang dipenuhi dengan begitu banyak panas mempengaruhi Iris. Napasnya tidak bisa membantu tetapi mempercepat, karena matanya gelap dengan keinginan untuknya juga. Hanya ketika dia samar-samar mendengar nama-nama nominasi untuk penghargaan pertama yang dia sadar.

Dia mencibirkan bibirnya yang merah darah kepadanya sebelum mengatakan kepadanya dalam bisikan, "Jangan mengalihkan perhatian aku."

Tawa kecil yang lembut keluar dari bibirnya. "Baiklah, aku akan berusaha untuk tidak mengalihkan perhatianmu. Hanya saja kamu begitu cantik sehingga kaulah yang mengalihkan perhatianku. Tapi aku tidak keberatan. Kamu bisa mengalihkan perhatianku, Sayang."

Denyut nadi pacarnya menjadi normal setelah mendengar kata-katanya yang lembek. Dia terkikik. "Hentikan."

"En," jawabnya tetapi tidak sebelum memberikan ciuman lagi.

Di samping mereka, para pemain dan kru "Strong Yet Broken" yang duduk paling dekat dengan mereka tidak bisa menahan rasa malu setelah mendengar apa yang pasangan itu berbisik satu sama lain. Meskipun mereka menghabiskan waktu bersama pasangan hampir setiap hari selama festival film, mereka masih belum terbiasa dengan kesenangan mereka. Sangat sulit untuk mencocokkan dan menerima bahwa lelaki terkasih yang mengucapkan kata-kata lembek itu adalah orang yang sama dengan CEO yang dingin dan mengintimidasi Jin Liwei. Citra Jin Liwei dalam pikiran mereka perlahan runtuh.

Iris dan Jin Liwei tidak tahu apa yang mereka pikirkan saat ini. Meskipun mereka semua duduk bersama sebagai satu tim, gelembung mesra yang tidak terlihat memisahkan pasangan dari orang lain di sekitar mereka. Mereka berdua sangat selaras dengan emosi masing-masing.

Jin Liwei merasakan bahwa bayinya menjadi sedikit lebih santai, berkat kata-katanya. Itu membuatnya merasa bersyukur dan lega.

Sedangkan Iris, dia mungkin terlihat tenang dan tenang, tetapi dia sebenarnya merasa sangat gugup di dalam. Untungnya, kekasihnya berhasil membuatnya agak rileks. Meskipun dia terus mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan terlalu peduli jika dia menang atau kalah malam ini, masih ada keinginan di dalam dirinya untuk menang. Lagi pula, siapa yang tidak ingin memenangkan penghargaan dari acara bergengsi seperti Sommet International Film Festival?

Dia yakin akan pekerjaannya sendiri — dia memang selalu seperti itu — tetapi pemenangnya akan dipilih dari pemilihan juri. Dia tidak punya kendali atas preferensi pribadi juri. Dengan demikian, bahkan jika sebuah karya adalah mahakarya jenius, jika itu tidak sesuai dengan selera juri, maka itu masih tidak akan menang. Yang bisa Iris lakukan adalah terus percaya pada pekerjaannya sendiri sambil tetap berpikiran terbuka, jadi bahkan jika dia tidak menang, itu tidak akan mengecilkan hatinya.

Penghargaan pertama yang didistribusikan adalah penghargaan kecil yang diberikan oleh entitas independen lain yang berafiliasi dengan festival film, bukan oleh Sommet International Film Festival itu sendiri. Namun demikian, penghargaan kecil ini masih penting dan dihormati oleh banyak orang di industri film dunia. Beberapa dari penghargaan ini bahkan termasuk hadiah uang tunai yang agak murah hati, terutama yang ditargetkan untuk para pembuat film muda untuk mendorong mereka untuk terus mengejar impian mereka.

Pada saat ini, teater besar dipenuhi tepuk tangan dan bersorak setiap kali pemenang diumumkan. Para pemenang naik ke atas panggung untuk memberikan pidato penerimaan mereka. Karena para pemenang datang dari seluruh dunia dan berbicara dalam berbagai bahasa, para penonton memiliki pilihan untuk mendengarkan terjemahan waktu nyata melalui earphone yang disediakan, sama seperti saat upacara pembukaan.

Tentu saja, Iris tidak perlu menggunakan earphone sama sekali. Jin Liwei juga tidak repot menggunakannya. Dia sudah memiliki penerjemah yang terampil di sampingnya. Untungnya, semua bahasa yang diucapkan sejauh ini adalah bahasa yang dia mahir. Dia tidak kesulitan menerjemahkan semuanya kepadanya.

Ada cukup banyak penghargaan lain yang diberikan. Suasana di dalam teater megah itu menjadi jauh lebih santai dibandingkan dengan sebelumnya. Para pemenang sudah mulai merayakan. Yang kalah hanya bisa bertepuk tangan untuk para pemenang. Adalah rasa tidak enak untuk mengungkapkan kekecewaan atau dendam karena tidak menang.

Adapun calon yang tersisa, mereka dengan penuh semangat menunggu giliran mereka.

Apakah mereka akan menang dan merayakan?

Atau apakah mereka harus mengucapkan selamat atas kemenangan orang lain?