Seorang lelaki dengan setelan full black dan masker hitam itu terlihat celingak-celinguk. Dia mencari papan nama yang bertuliskan '차준호' yang diinformasikan telah dipegang oleh seorang pria berpakaian full white.
Setelah beberapa menit, akhirnya dia menemukan orang yang dimaksud, sedang melambai-lambaikan tangannya. Lelaki yang diketahui bernama Cha Junho itu menghampiri pria berpakaian full white tersebut.
Sesampainya Junho di depan lelaki berpakaian full white yang diketahui orang yang bertanggung jawab atas keperluannya selama di Indonesia, dia lantas membungkuk mengucapkan salam formal. Lelaki berpakaian full white yang ternyata lebih tua darinya dan bernama Rezandra, biasa dipanggil Kak Reza, membalas salam Junho dengan membungkuk pula.
Setelah dirasa cukup, mereka segera berdiri tegak kembali. Kak Reza memulai percakapan, "Saya Rezandra. Kamu bisa panggil saya Kak Reza. Saya di sini bertanggung jawab atas semua keperluan kamu selama di Indonesia."
Junho hanya mengangguk. Karakter pemalunya memang tidak pernah hilang.
Kak Reza tersenyum simpul, "Ya sudah. Mari saya antar," katanya mempersilakan Junho berjalan terlebih dahulu ke arah mobil yang sudah menunggu di luar Bandara Soekarno-Hatta.
Sesampainya di mobil, Kak Reza mempersilakan Junho masuk dengan membukakan pintu belakang mobil. Junho speechless, "Ti-tidak usah, Kak."
Kak Reza terkejut mendengar Junho berbicara untuk pertama kalinya, tapi itu tidak ditunjukannya dengan jelas.
"Oh, tidak apa, Junho. Silakan masuk."
Junho hanya bisa menuruti. Dia masuk ke mobil setelah sebelumnya tersenyum canggung ke arah Kak Reza.
Setelahnya Kak Reza pun ikut masuk dan duduk di samping supir yang sudah ada di dalam sejak tadi.
"Ke rumah Jak-Sel, ya, Pak," ucapnya ke Pak Danu, supir tersebut.
Pak Danu mengangguk, "Ah syiap, Pak," katanya.
Kak Reza hanya tertawa, sedangkan Junho hanya mengernyit bingung. Dia tidak tahu bahasa gaul Indonesia, gengs.
~~~
Mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk sampai di tempat yang telah ditentukan. Junho tertidur, Kak Reza ingin membangunkannya tetapi tidak enak.
Lagi enak-enak tidur masa gua bangunin sih, pasti dia capek. Begitu isi hati Kak Reza. Namun, dia harus membangunkan Junho.
Dia menepuk pundak Junho dengan pelan. Tidak ada reaksi. Kedua kalinya dia menepuk pundak Junho. Kali ini ada pergerakan dari Junho. Dia menggeliat dan mengerang. Dengan segera dia bangun. Dan mengucek matanya.
Ah imutnya, jadi gemes. Begitu batin Kak Reza. Tenang, dia hanya teringat dengan adiknya yang seumuran dengan Junho.
Setelah menyesuaikan matanya dengan cahaya, Junho segera duduk tegap setelah menyadari kehadiran Kak Reza yang sedang tersenyum kepadanya. Jangan tanyakan Pak Danu, supir gaul itu sudah hilang entah kemana setelah memarkirkan mobil.
"Ah, maaf saya ketiduran," kata itulah yang terucap setelah Junho bangun.
Kak Reza tersenyum simpul, "Tidak apa. Santai saja dengan saya. Pasti kamu capek, abis manggung langsung disuruh terbang ke Indonesia."
Junho menggaruk tengkuknya dengan canggung. Dia mulai mengeluarkan dirinya dari mobil. Kak Reza mundur untuk memberi jalan untuk Junho.
Setelah keluar dari mobil, lelaki yang sering dipanggil Juno itu terdiam. Bukan, bukan karena kesurupan, tapi karena kagum sekaligus terkejut. Pasalnya rumah yang niscaya akan ditempatinya selama tinggal di Indonesia, adalah rumah yang sangat mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Rules | Cha Junho
FanfictionDi usia remajanya, Cha Junho harus merasakan pahitnya dunia hiburan Korea Selatan. Karena permasalahan yang menimpa grupnya datang silih berganti, dia terpaksa harus mengasingkan diri. Tidak tanggung-tanggung, dia pun mengasingkan diri ke negara lai...