Hear- Me

80 4 0
                                    

.
.
.

saat bosan, entah apa yang kutulis

.
.
.
happy reading!

Akhir dari sesuatu tergantung pada keputusan seperti apa yang mereka ambil. Pada siapa yang menjalani hal tersebut.

Dan yang menilai adalah orang-orang disekitarnya,menurutku. Melihat bagaimna progess yang terjadi didalam. Step by stepnya.

Maka bagiku penting untuk menjaga perasaan dari setiap mereka yang terlibat didalamnya, tak terkecuali. Mungkin memang tidak semua menyukai progessnya, tapi begitulah ada.

Entah mereka menyukai ataupun tidak mereka tetap memperhatikanku. Hanya mungkin dengan cara yang berbeda. Tapi mempunyai effect yang berbeda.


Disaat diriku mengatakan bahwa menyukai-nya ada yang terlihat bahagia, sedih, dan biasa saja.

Berbagai macam pendapat mereka utarakan padaku. Yang begini, yang begitu, harusnya begini, harusnya begitu, kenapa, mengapa, bagaimna dan lainnya.

Jujur saat mereka menanyakannya diriku tidak mempunyai jawaban yang pasti, seperti ketika banyak dari mereka menanyakan, bagaimna bisa kau menyukainya? Jawabanku entalah, terjadi begitu saja.

Mungkin itu karna terbiasa, balas mereka. Mungkin saja mereka benar, tapi ini hatiku-perasaaku. Sekalipun itu karna terbiasa tak masalah bagiku. Karna yang terpenting aku mencintainnya.


Dari pujian hingga makian mereka katakan padaku. Entah padaku atau padanya. Karna memang real life bukan seperti fairytale buku dongeng.

Sempurna itu ada tapi sedikit terlihat sulit untuk dicapai. Tapi diriku berusaha. Baik tidaknyac cukup diriku yang tau. Karna yang menjalani semua diriku dan dia. Bukan mereka, bukan membenci tapi terkadang batas itu terlewati.

Disaat diriku bilang jangn mengomentarinya tapi disaat yang sama diriku pun melakukan hal yang sama. Itulah hidup, tapi yang membedakannya adalah bagaimana cara kita.

Bagiku hal tersulit adalah jujur, karna terkadang saat diriku memilih jujur suatu keadaan bukannya makin baik malah makin hancur,terkadang. Tapi melegakan. Disitulah sulitnya.

Memberi pendapat itu penting, tapi jangan sampai menyakiti. Karna kebanyakan dari mereka mempunyai banyak wajah, menurutku. Diriku? Tentu juga punya. Salah satu cara untuk bertahan.

Dan kembali lagi pada diri kita masing-masing dalm memilahnya. Sometimes luck but sometimes bad.

Choose. Pilihan akan selalu ada dalam hidup.

Sama hal pada saat diriku jatuh cinta. Diriku juga tidak tahu mengapa jatuh cinta dengannya, tapi hatiku memilihnya.

Tidak ada yang benar maupun salah dalm pendapat mereka saat diriku mengatakan siapa pasanganku pada mereka. Hanya tolong hargai pilihanku. Tidak memaksa hanya meminta.

Menilai itu perlu, makanya diriku menceritakannya pada mereka. Tapi saat mereka mencari salah benar didalamnya menurutku itu berlebihan.

Dalam hidup kita mempunyai batasnya masing-masing, maka jagalah baik-baik batas itu. Karna saat batas itu terlewati kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita sendiri.

Konyol jika diriku bilang bahwa semua baik-baik saja. Tapi saat tangannya menggenggam tanganku dalam hatiku bilang ada dia disisiku. Sesulit apapun itu pasti bisa terlewati.

Hanya tidak perlu ditunjukkan pada yang lain. Cukup diriku dan dia yang tahu.


Ada banyak titik yang membuat diriku ingin menyerah. Tapi saat memikirkannya kembali dalam hatiku bilang aku masih bisa. Diriku akan menyerah disaat memang harus menyerah.

Memaksa sesuatu itu tidak baik, ibuku pernah bilang padaku.

Dan disaat diriku lelah, diriku menyerah. Ada mereka yang menyemangatiku dan adapula yang menertawakannya. Ingat, itulah hidup.
Diriku hanya belajar dari apa yang sudah terjadi. Sudah berusaha. Tapi terkadang hasilnya tak sesuai harapanku.

Sedih? Pasti. Siapa yang tidak sedih saat hasil yang diinginkan tidak sesuai. Tapi itlulah yang terjadi. Hanya perlu menerimanya.


Nanti, jika memang saatnya. Akan kudengarkan cerita dari sisinya hingga diriku paham.

Karna kadang saat diriku berpapasan dengannya, diriku bertanya kenapa begini?

Tidakkah dia tahu jika itu menyakitkan? Selain diriku sudah berapa banyak perasaan yang merasakan hal yang sama sepertiku?

Kucoba mengerti akan kondisi, tapi tidakkah dia juga mengerti kondisiku?

Bukankah harusnya kita mengerti satu sama lain?

Jadi buat diriku paham dengan kondisi ini, jadi diriku paham keputusan seperti apa yang kuambil nantinya.

Penjelasan. Diriku hanya butuh itu. Sesulit apapun itu akan kudengarkan tidak perlu takut.


Tapi semakin waktu berlalu, semakin terlihat menyedihkan pada sudut pandangku. Dan terlihat semu pada sudut pandangnya.
Ya, karna diriku yang bercerita. Akan terlihat beda saat dirinya yang bercerita, sedikit mungkin.

Intinya akan sama saja.

Dan saat diriku menikmati waktu sendiri, banyak hal yang kusimpulkan kemudian.
Dan banyak pelajaran yang kudapat, seprti bagaimna menjga kepercayaan kita.

Bagaimna kita menghargai sesuatu. Bagaimana kita menjaga sesuatu dan banyak lainnya.

Dan sesekali mendengarkannya.



pov siapa saat kalian membacanya?

buat seru-seruan aja, ini udah ada lama banget didraf dokumen, kebaca lagi waktu bersihin beberapa berkas. pingin aja dipublish disini 😄

16092018
nn💕

ᴍʏᴘʟʏʟsᴛ.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang