1

35 2 0
                                    

☘☘☘

Masalah. Selama mata masih melihat, mulut masih berdalih, telinga masih mendengar, hati masih merasa, dan selama masih ada yang terus berupaya melanjutkan kehidupan maka masalah-masalah itu akan selalu datang, menghantui jiwa-jiwa yang kerontang menggerogoti sampai ke tulang lalunya membuat mereka merasa tertantang.

Matahari belum menampakkan diri dari peraduan, dingin masih menjalar di seluruh anggota badan, burung-burung pun masih enggan beranjak dari sangkarnya yang nyaman. Begitu pula gadis itu. Dia masih ingin berlama-lama memeluk kasur dan guling kesayangannya. Tiada niatan untuk sekedar membuka matanya.

Di ruang sebelah, samar-samar terdengarlah suara merdu sang ibu yang tengah melantunkan ayat suci alqur'an. Namun, hal itu tidak juga membuat gadis dengan penutup mata warna hitam khusus tidur itu tergerak untuk bangun. Bahkan, dengan malasnya dia malah menarik selimut hitam bergambar anggota BTS itu sampai menutupi kepalanya. Dia memang gadis pemalas dan manja yang tingkat ke ma-ge-ran-nya mencapai 200%. Sungguh sangat jauh berbeda dengan ibu, wanita yang sedari kecil tidak dekat dengannya itu. Yah, wajar saja sebagai anak perempuan semata wayang, dia memang lebih dekat dengan ayahnya. Ayah tempat dia mencurahkan segala rasa dihati. Ayah yang selalu membuatnya kagum karena kewibawaan, ketegasan dan kedisiplinannya namun selalu lembut jika berurusan dengan dia.

Oh iya hampir lupa, namanya Mawar. Hanya itu, tidak lebih pun tidak kurang. Nama pemberian ayahnya, nama yang pernah sedikit membuatnya kecewa namun berakhir bangga. Bagaimana tidak? Kala itu dia sempat kesal ketika membandingkannya dengan nama ketiga abangnya yang dibubuhi nama belakang ayah mereka. Ariale Geovanidra, abang sulung yang sekarang sedang kuliah di jurusan ekonomi semester akhir. Davelee Geovanidra, abang kedua yang lebih memilih bekerja sebagai fotografer setelah lulus sekolah jurusan. Dan yang terakhir Kaylrand Geovanidra, abang yang hanya berbeda 1 tahun dengannya. Nah, setidaknya nama keren abang-abangnya itu sudah lebih dari cukup untuk membuatnya iri dan merasa seperti seorang anak pungut. Mawar, singkat dan terkesan norak. Apa tidak ada nama bunga yang lain?

Sampai akhirnya, pemikiran Mawar itu berbalik 360° setelah mendengar penjelasan dari ayahnya saat dia masih duduk di kelas 7. Kata ayah, dia sengaja tidak memberi nama belakang untuknya karena nama mawar yang singkat itu sudah mengandung berbagai makna.

Flashback on

"Mawar. Bunga yang indah, seindah harapan ayah agar kelak kamu menjadi seorang wanita yang dipuji-kagumi karena keindahan sifat dan fisik." Terang ayahnya.

"Semua bunga kan indah yah. Kenapa bukan melati atau yang lainnya?" Tuntut mawar.

"Ya jelas beda. Mawar memang indah tapi berduri. Tidak sembarang orang bisa memetiknya."

Flashback off

Nah, sampai disitu. Mawar senang. Dia akan tersenyum bahagia setiap kali mengingat arti namanya.

☘☘☘

With Love,
Ern


MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang