Perfect Teacher

Prolog

Tok tok tok

"Masuk," perintahnya. Akupun langsung masuk ke ruangan ini.

"Bapak memanggil saya?" Tanyaku sopan.

"Sudah berapa kali aku bilang jangan terlalu formal padaku," keluhnya.

"Tapi ini jam kerja dan saya di sini bawahan anda," ucapku dengan tegas.

"Ya sudah terserahmu, duduklah," perintahnya dan akupun menarik satu kursi yang ada di depan mejanya.

"Aku memanggilmu untuk memberi tahu bahwa Bu Farida mengundurkan diri sebagai wali kelas XI IS 3, kau tau sendiri alasannya apa," aku hanya mengangguk. "Jadi aku ingin kau menggantikannya sebagai wali kelas yang baru. Aku harap kau tidak menolaknya," ini bukan permohonan tapi perintah yang harus aku laksanakan.

"Tapi saya guru mata pelajaran Fisika pak, jadi mana mungkin saya bisa menjadi wali kelas anak IS? Itu mustahil," aku berusaha menolak. Sebenarnya itu bukan alasan yang utama aku menolaknya. Tapi siapa yang tidak tau penghuni kelas XI IS 3? Kelas paling bermasalah di sekolah ini. Dari yang suka tawuran, bolos, merokok dan lain sebagainya, semua dikumpulkan di kelas ini.

Dalam 2 bulan sudah 3 guru yang silih berganti menjadi wali kelas ini. Dari guru yang terkenal paling killer sampai guru BK sudah pernah menjabat sebagai wali kelasnya. Tapi mereka semua menyerah. Entah apa yang dilakukan oleh anak-anak itu hingga guru-guru ini rela keluar dari sekolah daripada menjadi wali kelas XI IS 3.

"Aku tau itu, dan aku juga tau bahwa kau pandai di bidang matematika, jadi kau bisa mengajar mata pelajaran matematika menggantikan Bu Wahyuni. Tak ada masalah lagi kan," Kalimat terakhirnya bukan sebuah pertanyaan tapi mutlak pernyataan yang sudah tidak bisa diganggu gugat lagi.

Aku menghirup udara panjang dan menghembuskannya lewat mulut.

"Baiklah, kapan saya mulai pertemuannya?"