San

2.1K 148 13
                                    

^_^ Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^_^ Happy reading









Yang pertama kali melintas di kepala Kenzi saat keluar rumah adalah wajah sahabatnya Rai, entah kenapa kalau lagi susah pasti wajah Rai selalu berseliweran dalam benaknya, apa lagi kalau susah dalam mencari tempat berteduh, otaknya seolah sudah hafal kemana ia akan pergi. Dan yang pasti kemunculan wajah Rai dalam benaknya selalu beserta dengan bisikan sesat yang menyarankan untuk mengganggu sahabat cantiknya itu.

Baru terlintas saja Kenzi terkikik sendiri, membayangkan wajah kusut bangun tidur serta dengusan kesal khas sahabatnya itu, Uh,, dia jadi ingin segera sampai kesana dan berharap bukan kekasih Rai yang membukakan pintu, jadi dia akan leluasa membully.

Setelah membayar ojol, Kenzi berjalan kearah lobi, membalas sapaan karyawan serta meminta akses untuk di bukakan pintu yang menghubungkan kearah lift khusus untuk penghuni gedung.

Hebat kan dia, tidak perlu mengisi buku tamu atau mendapat serentetan pertanyaan itrogasi untuk di bukakan pintu yang menghalangi lift, saking seringnya ia menyambangi gedung tempat tinggal Rai, hampir semua karyawan disana mengenal dirinya bahkan ada beberapa yang akrab dengannya. Kebanggan yang tidak berfaedah.

"Ga sakit, ga sehat lo tetep demennya nongkrong di rumah orang ya Ken,,,"

Nah ini dia dengusan khas Rai saat membuka pintu untuk tamunya.

"Gue kan baik hati, ga ingin sahabatnya kesepian,,,"

"Kesepian pala lo, lo malah ganggu bukannya ngebantu"

Meski mendapat toyoran sayang di pagi hari, Kenzi tetap mempertahankan senyumannya bahkan kini bibirnya semakin terbuka lebar menampilkan seluruh deretan giginya, dengan santai ia melenggang masuk kedalam mengabaikan dengusan lelah yang lolos dari bibir sahabatnya.

Ding..

Senyum Kenzi semakin lebar saat melihat tiga orang yang tengah nyengir berjamaah keluar dari dalam lift. Oh inilah yang dia suka, kekompakan yang tak terduga.

Meski si pemilik rumah mengumpat, Tidak menyurutkan keinginan keempat yang di anggap pengganggu itu untuk masuk kedalam rumah dan duduk di ruang tamu tanpa di persilahkan.

Hal seperti ini sudah biasa bagi mereka, mengganggu pagi seperti kegiatan tak tertulis namun wajib di lakukan dalam lingkup persahabatan mereka, dan rumah Rai yang sering menjadi target, selain banyaknya makannan yang bisa mereka jarah, rumah Rai adalah yang paling nyaman untuk di jadikan tempat nongkrong. Rai tinggal sendirian, jadi tidak akan ada istilah sungkan atau menjaga imej setiap mereka berkunjung.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang