Perkenalkan Aku Amora Sisilyana, Aku terlahir dari keluarga cukup berada. Namun sayang, kini aku tinggal sendiri. Ayah dan Bunda telah lama meninggalkan ku sebatang kara, akibat kecelakaan bersama kedua nenek dan kakek ku.
Terlahir menjadi anak tunggal, menjadikan ku menekan sifat manjaku menjadi sedikit mandiri.
Aku mempunyai sebuah butik, dan cukup terkenal di kotaku. Tapi aku tidak jumawa, Aku masih Lyana yang suka kegilaan bareng sama teman teman.
Warisan yang di berikan oleh keluarga ku, di kelola oleh orang kepercayaan. Tante Ressi, dia baik banget sama aku. Kita sering jalan bareng dan ke kantor Ayah bareng.
Tante Ressi mempunyai seorang Anak lelaki, tapi gak tinggal bareng sama Tante. Aku pun juga belum pernah bertemu dengan nya.
Yang Aku dengar, Dia menjalankan perusahaan Tante Ressi dan itu termasuk Warisan dari Almarhum Suami Tante Ressi.
Dan tepat hari ini dimana usiaku genap dua puluh tahun , pengacara terpercaya keluarga memberikan sebuah berkas dan surat wasiat dimana Aku harus menikah dengan Anaknya Tante Ressi.
Mau nolak takut kalau Tante Ressi tersinggung, dan hubungan Aku dengan Tante Ressi bakal terganggu akan penolakan ini. Lagi pula ini amanat, sekarang hanya Tante Ressi yang Aku punya, udah Aku anggap sebagai keluarga juga. Jadi Aku pikir tak masalah untuk menerima perjodohan ini.
Tante Ressi juga Ibu Mertua impianku.
*
*
*
*
*
*
*"Lyana.. Gugup ya."
Lyana hanya bisa tersenyum kikuk menatap betapa manisnya senyuman yang diberikan oleh Tante Ressi.
"Anak Tante gak gigit kok, Cuma dia agak dingin gitu."
Itu yang membuat Lyana gugup, Ini pertemuan pertama nya dengan Anak Tante Ressi yang katanya dingin gitu.
"Nanti setelah pertemuan ini, kalian langsung fitting baju aja yaa.. Karena pertunangan kalian udah Tante atur minggu depan."
'Minggu depan apa gak kecepatan?!' Sahut Lyana dalam hati.
"Tapi Tan.."
"Maaf Ali telat."
Kepala Lyana langsung tertoleh kearah suara, dimana seorang lelaki dengan tubuh tegap memberi ciuman di punggung tangan Tante Ressi lalu duduk di sebelah nya.
Pandangan Lyana tak lepas sedetik pun menatap Lelaki yang bernama Ali tersebut. Hingga tatapan nya bertemu, karena Ali sekilas ikut menatap nya.
"Lyana ini Ali anak Tante, dan Ali ini Lyana putri dari Om Wisnu."
'Gantengnya kelewatan sih, tapi sayang mukanya judes.'
"Lyana.."
Lyana mengulurkan tangan dan disambut baik oleh Ali.
"Ali."
'Suaranya terkesan dingin, Aku merasa seperti dalam kulkas.'
"Sayang, Kamu harus bisa jagain Lyana mulai dari sekarang. Dan Lyana jangan sungkan sungkan lagi ya, kalau butuh apa apa langsung bilang ke Ali aja. Hitung hitung pendekatan sebelum menikah."
Lyana tersenyum kikuk sedangkan Ali mengangguk dengan wajah yang sangat datar.
"Ly.. Seperti yang tadi tante bilang ya, setelah dari sini kalian harus fitting baju untuk pertunangan dulu."
"Iya Tan."
"Kalau gitu kalian santai aja dulu, Tante deluan."
Lyana terlihat gelisah melihat gestur kepergian dari Tante Ressi.