The Beginning: Jangan Sendirian

205 39 18
                                    

Sebenarnya, hujan tidak pernah menjadi musuh besar bagi Sean. Namun, sepertinya belakangan ini daya tahan tubuhnya benar-benar menurun drastis.

Katakan kemarin ia hanya sedang sial; sial karena motornya sedang merengek dan sedang dibengkel; sial karena harus menumpang dengan tetangga bodoh bernama Kai; sial gara-gara menunggu Kai yang tak kunjung keluar dari toilet sekolah sebab diare. Dan pada akhirnya ia terpaksa pulang sendirian juga karena tak mampu menunggu lagi. Bersama gojek, sore itu ia harus tertimpa hujan deras. Tidak romantis sama sekali.

Bisa saja Sean datang kesekolah hari ini, lagipula ia hanya terserang flu ringan dengan suhu badan hanya naik satu derajat celcius. Sayangnya, ibunya yang super rewel tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Alhasil, Sean hanya bisa berakhir seperti balita sekarat dalam kamar.

Hujan masih turun diluar sana, tidak begitu deras, bukan juga gerimis, setidaknya cukup membasahi tanah kering dihalaman depan rumahnya hanya dalam waktu lima menit.

"Tok.. Tok.. Tok spadaaaaaa..."

"Apakah ada orang di dalam?~"

"Woy kampret, permen gue ituuuuuuuuu.."

"Tante tanteeeee.. Mau kue donggg.."

"Eh ada ayam gorengggg.."

Sean seketika menoleh bingung dalam baringnya, kegaduhan dibawah sana tidak bisa dikatakan kegaduhan lagi, sudah lebih seperti orgen tunggal yang akan melakukan pentas malam dalam rumahnya.

Dan ketika wajah ibunya muncul dibalik pintu kamar, Sean tahu bahwa hari tenangnya tidak lagi bisa ia peluk sendiri.

"SEAN KAMPRET TURUN LO!!"

"GUE TAU LO SAKIT BOONGAN KAN? BIAR GAK BISA IKUTAN KUIS.."

"SEEAAAANNNN TURUNNNN, GUE LAPER.."

"Hushhh.. Jangan gaduh dirumah orang.."

Hening.

Itu pasti yang menegur adalah Jaebum, tidak ada siapapun dari mereka yang berani membantah..

"Ih santai aja kali, lagian udah biasa.. SEAN TURUN LOOOO!!"

..kecuali Bayu.

Sean hanya bisa menghela nafas, ibunya sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi sebab sudah terbiasa dengan teman-temannya yang super gaduh dan cerewet.

Bagi ibu satu anak itu, kedatangan teman-teman Sean yang sudah ia anggap sebagai anak itu membawa kebahagian tersendiri. Sean adalah anak yang penurut dan tidak banyak bicara, jadi rumah terasa begitu sepi karenanya.

Sangat beruntung ke-tujuh orang dengan karakter berbeda-beda dibawah sana adalah teman-teman dari Sean yang mampu membuatnya merasa lebih ramai dan santai, membawanya pada sensasi baru bernama kebersamaan.

"Udah, turun sana. Dijenggukin juga.."

Sean hanya berdecak, ia tau, justru ibunya senang setengah mati bila anak-anak tak tau aturan dibawah sana datang menjenguknya seperti ini.

Belum sampai kakinya menginjak habis tangga terakhir, ia sudah menemukan Bayu dan Kai yang sedang bermain PS diruang tamu, Taeyong yang sedang mengupaskan kulit jeruk untuk Joy, Kristal yang sedang mengepang rambut Suji. Hanya Jaebum yang duduk diam menatapnya dalam hening, tidak ada reaksi yang berarti darinya.

"Sakit lo?.." Tanya Jaebum akhirnya begitu Sean mendekat.

"Lo pada ngapain sih? Pulang sanaa.. Ngabisin makanan dirumah gue aja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BETWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang