Bab 18

7K 766 112
                                    

Acara baksos itu akhirnya selesai. Siang ini mereka kembali setelah membagikan sembako ke masyarakat yang memerlukannya. Formasi duduk mereka tetap sama di bus dan kali ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur selama di perjalanan. Tubuh mereka terasa lelah dan sudah sangat merindukan rumah. Semoga dengan tidur, perjalanan dapat terasa lebih cepat.

"Ungh...." Taehyung membuka matanya dan perlahan menatap sekitar. Taehyung menengok jalanan, ternyata masih belum sampai. Kemudian ia memperhatiakan sosok yang ada di sebelahnya. Senyuman begitu saja tercipta saat melihat wajah pemuda yang sejak tadi ia jadikan sandaran olehnya.

"Aku tidak menyangka kalau kita bisa seperti ini sekarang." Gumam Taehyung lirih. Ia menarik tubuhnya dan menghadap pada pemuda yang tengah memejamkan mata di sebelahnya.

Taehyung tersenyum gemas dan kemudian menarik handphone yang ada di sakunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung tersenyum gemas dan kemudian menarik handphone yang ada di sakunya. Perlahan ia membuka kamera dan mengfoto Jungkook diam-diam.

"Kenapa kamu menggemaskan sekali ketika tidur begini?" Taehyung memperhatikan hasil fotonya dengan senyum gemas. Ia menyimpan kembali handphonenya dan beralih menatap Jungkook.

"Sayang sekali denganmu." Lirih Taehyung. Tangannya bergerak mengusak surai gelap Jungkook. Bahagia sekali rasanya. Taehyung seolah lupa dengan pertengkaran serta permusuhan di antara mereka di masa lalu. Taehyung juga merasa melupakan dirinya yang dulu. Entah mengapa, berada di dekat Jungkook membuatnya lebih nyaman dan merasa jujur dengan dirinya sendiri. Taehyung tak menyangka jika keberadaan seorang Jeon Jungkook sangat berpengaruh bagi dirinya.

Taehyung menyamankan kembali dirinya dengan bersandar di pundak Jungkook. Pundak kokoh itu terasa pas bagi Taehyung. Ia sungguh merasa nyaman.

Setelah waktu yang lumayan panjang, akhirnya mereka sampai di halaman sekolah. Taehyung dan Jungkook turun dari bus dan merenggangkan otot-otot tubuh mereka. Rasanya sangat lelah dan kaku di bagian punggung hingga lehernya. Mereka ingin cepat pulang dan beristirahat.

"Akhirnya sampai juga." Ucap Jungkook. Ia menengadahkan wajahnya dan menghirup udara yang dirindukannya. Lega sekali rasanya setelah kembali.

"Jungkook, kakimu sudah baikan?" Tanya Taehyung dan diangguki oleh Jungkook.

"Sudah lebih baik. Hanya sedikit sakit jika digerakkan." Jawab Jungkook. Mereka berjalan beriringan dengan memberikan jarak di antara keduanya. Mereka sadar jika saat ini mereka tengah menyembunyikan hubungan mereka dari yang lainnya.

"Tae Oppa!" Jungkook dan Taehyung reflek berhenti dan menatap asal suara. Terlihat Jennie berjalan cepat mendekati Taehyung.

"Oppa! Aku merindukanmu." Jennie langsung menubruk tubuh Taehyung dan memeluknya erat. Taehyung yang terkejut hanya bisa diam tanpa melakukan apa-apa. Jungkook diam dan menatap kedua orang itu tajam. Andai mereka tak sepakat menutupi hubungan mereka, sudah pasti Jungkook akan menarik tubuh Taehyung ke dalam pelukannya. Jungkook tak rela jika miliknya diakui oleh orang lain.

"Jennie? Tolong lepas pelukannya." Taehyung mencoba melepas pelukan Jennie padanya.

"Oppa, kamu tidak merindukanku? Kamu bilang kamu akan menemuiku? Tapi ternyata tidak." Jennie mempoutkan bibirnya seolah merajuk. Taehyung hanya menghembuskan napas kasar dan memutar bola matanya malas.

"Maafkan aku ya? Tapi saat ini aku sungguh lelah dan butuh istirahat. Mari kita pulang dan bicarakan ini lain kali." Ucap Taehyung pelan memberi penjelasan. Sungguh dia risih dengan perilaku Jennie. Tapi ia tak memiliki cara lain, bagaimanapun juga ini adalah kesalahannya sendiri. Ia harus bisa bertanggung jawab.

"Oppa akan mengantarku kan?" Tanya Jennie dengan bola matanya yang ceria. Oh sial! Pasti gadis itu menyalahartikan maksud ucapannya barusan.

"Ti...tidak. Bukan begitu maksudku." Tolak Taehyung. Jennie kembali mempoutkan bibirnya dengan tatapan memelas. Persis seperti anjing yang ingin diberi makan.

Jungkook yang melihat drama murahan di depannya merasa jengah. Tanpa pikir panjang ia langsung berjalan mendekati Taehyung dan menarik tangannya.

"Taehyung, mari pulang bersama." Ucap Jungkook. Mata Taehyung membola seketika, tapi ia tak punya pilihan lain selain pasrah mengikuti langkah Jungkook.

"Jungkook Oppa, kembalikan Taehyungie Oppaku. Apa yang akan kamu lakukan? Kita sudah pisah dan jangan ganggu hubunganku dan Taehyungi Oppa lagi. Kamu cukup tampan dan bisa mendapatkan yang lainnya. Tolong biarkan aku pulang bersama Oppa Taehyung. Lepaskan dia!" Jennie terus berucap mengikuti langkah Taehyung dan Jungkook. Ia mengira bahwa Jungkook masih tak rela ia berpacaran dengan Taehyung dan ingin menyakiti Taehyung lagi.

Jungkook yang sudah kehabisan kata-kata langsung menghentikan langkahnya. Taehyung yang mengikutinya pun turut berhenti karenanya.

"Bangsat! Bisakah kamu menghentikan ocehanmu? Telingaku serasa sakit mendengarnya. Seharusnya aku yang mengatakan itu semua padamu." Jungkook menjeda ucapannya. Taehyung yang mengerti maksud ucapan Jungkook barusan mendadak was-was. Apakah Jungkook akan membongkar semuanya? Detak jantung Taehyung terasa menderu. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Jennie masih terdiam di posisinya. Ia tak paham apa maksud ucapan Jungkook barusan.

"Oppa, apa maksudmu?" Tanya Jennie bingung.

Jungkook merotasikan bola matanya jengah. Ia lelah sekali dan kenapa harus menghadapi gadis sialan ini? Tanpa aba-aba Jungkook segera menarik kepala Taehyung dan membubuhkan ciuman tepat di bibirnya. Mata Taehyung membola. Ia sungguh tetkejut dengan perlakuan Jungkook yang tiba-tiba padanya.

Jennie mematung di tempatnya. Ia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Apa-apaan ini semua?

Jungkook mengubah kecupan itu menjadi lumatan dalam yang menuntut. Taehyung ingin menghentikannya dengan mendorong tubuh besar Jungkook. Tapi usahanya sia-sia. Bukannya terlepas, tangan Jungkook malah menarik pinggang Taehyung agar semakin mendekat padanya.

"KALIAN KETERLALUAN! BANGSAT!" Jennie segera berbalik dan berlari meninggalkan kedua insan yang dengan kurang ajar berciuman di depannya. Taehyung yakin gadis itu sedang menangis sekarang.

Jungkook melepas ciumannya dan menatap Taehyung dalam.

"Jangan mencoba berpaling dariku. Kamu adalah milikku Kim Taehyung."

Bersambung...

OMG! Apa ini?
Jauh sekali dengan konsep awal. Tapi tak masalah, semoga kalian tetap suka.
Selamat membaca...
Aku tunggu vote dan coment kalian 🤗💜💜

B A N G S A T [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang