Buang Hikmah...

3.2K 9 1
                                    

Namaku M, dan aku seorang janda yang saat ini bekerja sebagai salah seorang marketing di sebuah perusahaan multinasional di kota F.

sekarang usiaku sudah 35 tahun. Kisah singkat ini adalah tentang perjalanan rumah tanggaku.

Aku menyesal menikah dengan laki-laki yang sekarang menjadi suamiku tapi nasi sudah menjadi bubur,

hidup terus berjalan dan aku menerima takdir perjalanan hidup ini semuanya dengan ikhlas.

Saat usiaku 16 tahun, Ayah dan Ibuku menjodohkanku dengan seorang pemuda, anak kenalan ayahku, sebut saja namanya G.

Karena aku merasa tak mencintai pemuda itu maka aku sangat menentang perjodohan itu.

Aku ingat betapa Ayah dan Ibu marah & kecewa dengan keputusanku.

Yang kutahu, pemuda itu tetap menungguku sampai aku selesai sekolah dan siap menikah, tapi aku tetap pada pendirianku tidak mau menikah dengannya.

Aku merasa memiliki tanggungjawab untuk menentukan arah jalan hidupku sendiri, termasuk siapa laki-laki yang akan menjadi suamiku kelak.

Sebelumnya saat aku masih duduk di bangku SMK, aku jatuh cinta dengan seorang pria, kakak kelasku,sebut saja namanya L.

Hubungan romantis kami yang terlarang itu berbuah kehamilanku hingga aku melahirkan seorang bayi perempuan yang kuberi nama S.

Saat itu orang tuaku marah besar, akan tetapi semua sudah terlanjur terjadi.

Orang tuaku tak mengijinkan aku menikah dengan L, sebab pemuda calon mereka masih setia menungguku.

L sangat terpukul dengan kenyataan itu, membuatnya depresi hingga tanpa sepengetahuanku dia nekat mengakhiri hidupnya, meminum pil penenang hingga overdosis.

Betapa hancur perasaanku saat itu, hingga seolah seluruh dunia ini runtuh menimpa kepalaku.

Hanya karena anakku lah maka aku bisa bertahan menjalani kenyataan pahit itu.

Setahun setelah kejadian itu, Orang tuaku yg masih terus saja memaksa dan membujuk aku agar bersedia menikah dengan pemuda pilihan mereka.

dan pada akhirnya aku tak bisa menolak ketika G bersedia menerima anakku hasil dari hubungan haram dengan L sebagai anaknya juga.

akhirnya resmilah aku menikah dan menjadi istri G di usia 18 tahun dan tinggal bersama dirumah mertua ku.

Kehidupan pernikahanku awalnya berjalan biasa saja, Kami juga sudah dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik bernama Q.

Aku sangat menyayangi kedua putri kecilku yang walaupun S putri tertua ku tidak tinggal bersama ku melainkan diambil oleh keluarga mendiang ayahnya yang tinggal tak jauh dari kota tempat tinggalku dan suami ku sekarang ini, tak putus nafkah yang selalu aku kirimkan, dan selalu menyempatkan diri untuk menengoknya 3x seminggu untuk melepas kekangenanku padanya.

Tahun berganti tahun dan tidak terasa kami sudah menikah selama 5 tahun.

Aku yang pada waktu itu hanya ber status sebagai Ibu rumah tangga yang hampir kebanyakan waktuku kuhabiskan mengurus Anak dan rumah,tidak sepenuhnya mengetahui sepak terjang suamiku diluar rumah.

Sebagai seorang ASN di sebuah kantor dinas di kota tempat tinggalku biasanya G berangkat pagi-pagi jam enam lewat sedikit dan pulang ke rumah sekitar jam 16:00 sore. Akan tetapi ada satu perubahan pada 6 bulan terakhir di waktu itu, Suamiku sering diam-diam mengambil uang simpananku dan pergi keluar rumah selepas maghrib kemudian kembali jam 1 pagi dalam keadaan berbau alkohol.

barulah pada saat itu aku mulai curiga bahwa jangan-jangan suamiku keranjingan alkohol dan judi.

Firasatku ternyata benar, beberapa waktu kemudian mulai berdatangan orang-orang yang sebagian kukenal dan sebagian tak kukenal menagih uang yang kata mereka dipinjam oleh suami ku dan dijanjikan untuk dibayar dalam waktu yang sudah jatuh tempo.

SELINGKUHAN KUMALWhere stories live. Discover now