Malam ini bulan mengetuk pintu rumahku, ia datang dengan segenggam bunga ditangan. Aku membukakan pintu dengan pelan, sejenak terdiam lalu senyum kembali. "Hai" ujarku. "Aku tidak akan masuk rumahmu" kemudian ia membalas senyumku dengan giginya yang rata. "Haruskah aku meminta matahari menyinarimu, agar kau tidak mengambil cuti terlalu lama?" Aku menunduk lesu.
Ia perlahan mengambil tanganku, lalu berkata "maafkan aku sayang, aku tahu ini sulit. Tapi yakin. Yakinlah aku tidak ingin ini terjadi seperti permainan". Aku mencoba melihatnya tapi ia menunduk. "Lalu? Aku? Apa ini dustamu? Berapa lama menyakinkan. Kau tahu orbit tidak lagi menentu, kau tahu penciptamu inginkanmu. Aku lelah. Kau tak lebih dari permainan" sarkasku.
Part 1
KAMU SEDANG MEMBACA
The Part Of Thousand Stars
Poetry[COMPLETED] Karya ini semata-mata aku tulis karena ingin saja, yah. . . Seperti "puisi narasi". Selamat membaca :D Dia temanku... Tapi dia juga menjadi tantanganku, Dia temanku... Tetapi ia juga menjadi pisau ditanganku, Tulisan ini hanya berupa ins...