NEAR#1

936 81 19
                                    

Dia mengayunkan kakinya menapaki jalan setapak dengan batu-batu an sebagai pijakannya. Sekilas dia melihat jam tangannya dan bersiul riang, melewati hutan pinus ini dengan tenang walau hatinya tidak. Tungkainya agak keram karena dia berjalan sangat jauh untuk ke pinggir kota, untung saja teman baiknya mau menjemputnya di perbatasan hutan.

Matanya menatap sekitar dengan berbinar, tak lupa menggumamkan kata 'kiyowo' saat ada hewan yang bermain atau kejar-kejaran di dekatnya. Di tengah jalannya, dia mendengar suara dengkuran halus. Dia menajamkan telinganya, mencoba untuk mengenali ini dengkuran apa.

Terlihat anak anjing berwarna putih bersih sedang meringkuk dibawah dahan tumbuhan talas, kelihatannya anjing itu sedang tidur karena tidak terusik sama sekali saat dia mengelus bulunya. Dia menyibak daun talas yang menutupi penglihatan nya untuk melihat sebagian tubuh anjing itu, betapa terkejutnya dia kala mendapati seekor anjing besar di belakang anak anjing tersebut. Bukan hanya itu, tapi dengan ribuan belatung yang merayapi badan yang kelihatannya adalah induk dari anjing kecil tersebut.

Dia menarik anak anjing itu menjauhi sang induk yang hampir habis di makan belatung, dia membersihkan bulu anjing itu dari belatung belatung yang menempel, dan menggendongnya. Nampaknya anjing itu sadar jika tidak berada di samping induknya dan membuka mata, menatapnya dengan takut-takut lalu memberontak melihat ke arah daun talas tadi. Daun yang menjadi tempat berteduh induknya. untuk selamanya.

Dia juga pernah mengalami ini sebelumnya, dia seperti melihat dirinya bagai anjing di gendongan nya sekarang. Bahkan hewan bisa merasakan kasih sayang, dan akan menangis saat ditinggalkan. Dia mengusap kepala anjing itu dan berbalik ke tempat bangkai induk anjing itu berada, dia mendekatkan anak anjing itu ke kepala induknya yang masih belum tersentuh belatung.

Dadanya ikut sesak melihat anjing itu menangis dan mengulurkan kedua kaki depan mungilnya untuk merangkul kepala induknya. Sungguh pemandangan yang menyayat hati.

"Hei, Moni. Ayo, ikut aku ke kota. Kapan kapan kita datang kesini lagi, mengunjungi ibu kita." Ucapnya pada sang anjing yang terdiam diatas kepala ibunya. Seolah tau apa yang dikatakannya, anjing itu berbalik dan menghampiri nya. Beberapa kali anjing itu menoleh kearah ibunya, lalu berlari kearahnya. Dengan sigap dia menangkap anjing itu.

"Mulai sekarang, namamu Moni oke." Ucapnya disertai kecupan di kepala sang anjing.

Baru dua langkah, dia berbalik lagi dan mengeluarkan ponselnya. Dia berjongkok di depan kepala induk anjing dan memfoto kepala induk anjing itu se banyak-banyak nya. Dia bangkit dari sana dan melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu. Dia menoleh lagi di sekitar 3 meter jaraknya dengan bangkai induk anjing itu.

"Semoga tenang di surga, dan semoga kau bertemu ibuku? Semoga saja. Beliau orang yang baik kok." Dia tersenyum dan menarik salah satu tangan Moni dan melambaikan nya, "dadah, ibu, oh, atau bunda? Entahlah. Pokoknya ucapkan selamat tinggal Moni."

Dia berbalik dan melanjutkan perjalanan nya. Tangannya tak henti mengelus bulu lembut Moni, juga senyum yang tak pernah luntur sepanjang jalan. Dia dapat melihat mobil temannya terparkir di seberang pagar pembatas wilayah hutan. Dia berlari kecil untuk segera sampai ke tempat temannya.

"Hei Joon, aku menghawatirkan mu." Ucap temannya sambil memeluk 'dia' yang baru saja di panggil Joon.

"Oh, Hoseok-ah. Tak perlu khawatir, aku sudah terbiasa keluar masuk hutan ini." Kilah Joon.

"Oke, oke. Kalau Kim Namjoon yang terhormat sudah berkilah seperti ini aku tak akan menjawab." Jawab Hoseok seraya mengangkat kedua tangan nya dengan wajah yang di buat menyerah.

"Oh, Joon. Anjing siapa itu?" Tanya Hoseok mendekati Namjoon dan mengulurkan tangannya mengelus kepala Moni.

"Nanti saja aku ceritakan di jalan, ayo berangkat." Jawab Namjoon seraya membuka pintu mobil dan masuk.

Hoseok hanya mengiyakan dan melanjukan mobil nya dengan kecepatan sedang. Dalam perjalan menuju kota, mereka mengobrol ringan, diselingi candaan dan teka-teki yang di layangkan pada lawan bicara, juga Namjoon yang menceritakan bagaimana dia bisa bertemu dengan Moni di hutan tadi.

"oh iya, Hoseok. Nanti kalau ada rest area berhenti lah sebentar. Aku akan membelikan Moni makanan. Kelihatannya dia lapar," pesan Namjoon pada Hoseok.

"Iya bos," jawab Hoseok dengan tangan yang di buat hormat.

Setelah membeli makanan untuk Moni, Namjoon dan Hoseok melanjutkan perjalanan. Mereka masuk ke dalam asrama kampus dan membawa Moni ke kamar mereka. Ya, Namjoon dan Hoseok sekamar di asrama ini. Sebelumnya, mereka sudah membelikan Moni kandang dan beberapa mainan.

Seperti biasa, Namjoon akan keluar untuk menemui sahabatnya yang sudah tak menganggapnya sahabat lagi. Ada sebuah kesalahan besar yang sudah dia lakukan pada sahabatnya sehingga terjadi keretakan tembok persahabatan yang mereka bangun bersama.

Kim Seokjin namanya, seorang mahasiswa jurusan design, 25 tahun, pecinta kuliner. Hari ini adalah hari mengumpulkan skripsi, dan Namjoon sudah mengumpulkannya kapan hari. Jadi, sekarang dia hanya bersantai dan menunggu kelulusan tiba.

Namjoon mengetuk pintu apartemen Seokjin pelan, berharap sang pujaan hati mau membukakan pintu nya. Seokjin membuka pintu nya dan menghela nafas malas. Sungguh, dia sangat malas meladeni seseorang yang membuat nya selalu dirundung kesedihan dan membuatnya kembali mengingat perkataan yang menyakiti relung jiwa nya.

"Pergilah sebelum aku memanggil satpam." Usir Seokjin.

"Baik, aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja." Ucap Namjoon dengan senyum berdimple nya.

"Hm, terimakasih."

Seokjin menutup pintunya dan terisak pelan seraya bersandar di pintu. Sementara Namjoon hanya menatap pintu yang tertutup itu dengan tatapan nanar, selalu berakhir seperti ini. Namjoon mengelus permukaan pintu tersebut dan mulai melangkah pergi meninggalkan seseorang yang menangis tersedu teringat akan luka yang semakin lama semakin melebar.

'Bagaimana bisa aku meninggalkan mu jika dirimu selalu tersenyum padaku, hiks.....' ~KSJ

'Apa perubahan ku tidak bisa membuka pintu hatimu lagi seperti dulu? Apa aku tak memiliki kesempatan untuk menjadi tempat mu pulang seperti dulu?' ~KNJ

TBC

Chizy's heaven
21:50, 30 Oktober 2019

A/N

Semoga ada yang membaca ini cerita,karena emang up nya malem-malem.

Tinggalkan vote dan komentar.

Karena vote itu GERATIS.

Komentar juga tidak dilarang karena Seojin gak bakal nyakar kalo reader meninggalkan komentar, Seojin malah senang lohhh....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang